BCS #2 | HIS OBSESSION Ch. 02

100K 9K 390
                                    


"Good morning, Mr. Alford." Nathalie menyapa Aram, yang sedang menuruni tangga saat Nathalie baru saja memasuki ruang tengah.

"Good morning, Nathalie. Ku pikir kau berangkat terlalu pagi."

"Langit sudah terlalu gelap, jadi aku memutuskan berangkat lebih cepat." Nathalie menyunggingkan senyumnya pada Aram yang sedang berjalan pelan mendekatinya.

"...dan kau tidak lebih cepat dari hujan—rambutmu basah...." Aram mengulurkan tangannya, menyeka bulir-bulir air yang membasahi wajah Nathalie, sementara Nathalie sedikit tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya karena sentuhan Aram yang tidak ia sangka-sangka.

Nathalie bergerak mundur, sembari menundukkan kepalanya, menjauhkan wajahnya dari jemari Aram yang terasa begitu panas di wajahnya yang dingin.

Untuk sejenak, ia terlihat salah tingkah, dan berusaha menyembunyikannya dengan menghindari tatapan Aram. "Ini bukan apa-apa," kata Nathalie, seraya menyelipkan beberapa helai rambutnya yang keluar dari ikatan rambutnya ke belakang telinganya.

"Kau bisa terkena flu."

"Tidak perlu khawatir."

"Aku bukan mengkhawatirkanmu. Aku mengkhawatirkan kakakku. Aku tidak ingin mendengar berita kakakku terserang flu karena tertular darimu." Aram menyahuti kalimat Nathalie dengan cepat. "Keringkan rambutmu. Aku menunggumu di ruang makan," lanjut Aram.

Nathalie memperhatikan sampai pria itu menghilang di balik pintu ruang makan, sebelum akhirnya ia beranjak menuju kamar khusus yang ia gunakan sejak awal bekerja menggantikan Layla di rumah ini.

Kamar yang Nathalie maksud tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Luasnya cukup untuk seseorang beristirahat, dan tidur dengan nyenyak karena di dalam sana ada kasur, lemari baju, TV, bahkan alat pengatur suhu ruangan.

Karena ruangan ini memiliki dekorasi yang berbeda dibandingkan ruangan lain di dalam rumah ini, Nathalie mengira kamar ini adalah kamar tambahan yang mengambil sebagian luas dari ruangan lain. Dan sepertinya, itu berasal dari dapur dan ruang baca yang mengapit kamar ini.

Nathalie cepat-cepat meletakkan tasnya, dan menggantung mantel yang sebelumnya sudah ia lepas saat akan memasuki rumah Aram, di tempat menggantung mantel yang berdiri di samping pintu kamar. Kemudian Nathalie mengatur suhu ruangan agar lebih hangat, jadi saat ia pulang nanti, mantelnya yang sedikit basah telah mengering.

Setelah itu Nathalie bergegas mematut dirinya di depan cermin panjang yang ukurannya melebihi tinggi tubuhnya sehingga seluruh tubuhnya terpantul masuk ke dalam cermin.

Ternyata rambutnya benar-benar berantakan melebihi apa yang diperkirakannya sebelum bercermin. Sesuai ucapan Aram, rambutnya juga basah, ini terlalu mengerikan bagi Nathalie karena ia merasa seperti tikus yang tercemplung ke dalam got saat melihat rambutnya yang sedang dikucir satu ke belakang basah.

Ia ingin sekali mengeringkan rambutnya, tapi Aram bukan seseorang yang suka menunggu lama. Nathalie tidak perlu bertanya karena sifat itu tergambar jelas di raut wajah Aram.

Ia pun memutuskan untuk menggerai rambutnya, dan mengeringkannya dengan pengering rambut di kamar mandi selama 20 detik. 20 detik sudah lebih dari cukup untuk Nathalie karena rambutnya tidak terlalu tebal, setelah kemarin pegawai salon langganannya menipiskan rambutnya lebih tipis dari biasanya saat ia meminta rambutnya untuk dirapikan.

Merasa penampilannya sudah lebih baik, Nathalie bergegas keluar kamar menuju ruang makan.

Ah, ruang makan dan sarapan bersama Aram.

Lagi-lagi, pria itu mengundang Nathalie untuk sarapan pagi bersamanya.

Nathalie mengira, jamuan sarapan itu hanyalah sebuah penyambutan awal untuknya, juga karena dirinya datang di suatu kebetulan yang tidak mengenakkan jika Aram tidak ikut mengundangnya untuk sarapan bersama. Tapi, ini sudah tiga hari berturut-turut. Bahkan seperti sudah sebuah kebiasaan, Nathalie selalu bangun pagi lebih awal agar ia tidak terlambat untuk datang di jam yang sama dengan waktu sarapan pria itu.

His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang