BCS #2 | HIS OBSESSION Ch. 05

79.8K 9.6K 421
                                    

Tadinya mau di tulis part 2, tapi akhirnya jadi chapter baru aja hehe...

Mulai chapter depan, godaannya akan makin jelas...eh..jelas ga yaaa hehe, ah ga jadi ah, muehehehehehe *minta ditabok readers*

"Tidak mengharapkan kehadiranku?"

"Bukan begitu—aku hanya terkejut."

Aram menyunggingkan senyum miringnya. "Oh, ku kira, karena kau sedikit takut bertemu denganku setelah apa yang kau lakukan."

Deg! Ini dia. Nathalie tahu, cepat atau lambat, dia akan menghadapi pembicaraan dengan Aram tentang apa yang Nathalie lakukan—kebodohan Nathalie tentu saja, tidak, harusnya Aram yang disalahkan atas semua yang terjadi. Kenapa pria itu terlalu menarik untuk ditolak?

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Nathalie berkilah. Dia bukan wanita bernyali besar yang terang-terangan akan mengakui kesalahannya. Bukan berarti Nathalie pengecut, hanya saja ini semua tergantung dengan jenis kesalahan apa yang ia lakukan. Jika itu tentang mengintip seorang pria yang menjadi kesalahannya, Nathalie memilih untuk menghindar dari keputusan bersalah, dan Aram menyadari hal itu.

Tidak susah untuk menebak siapa seorang Nathalie Celeste bagi Aram Alford; seorang gadis yang menjunjung tinggi harga dirinya, tidak menyukai kekalahan, naif, tidak terlalu polos tapi bukan berarti gadis sepertinya sulit diperdaya, justru sangat mudah, setidaknya Aram Alford memiliki banyak cara, tapi ia tidak akan memperdaya gadis seperti Nathalie. Ia hanya ingin menggodanya. Melihat sampai batas mana Nathalie akan bertahan menghadapi setiap godaan yang bahkan belum ada sepuluh persen dilancarkan untuknya oleh Aram.

"Lupakan saja..." Aram mengambil gelas dari dalam lemari yang sama saat Nathalie mengambil piring. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan?"

"Aku lapar. Jadi aku berniat memasak sesuatu, spageti instan mungkin." Nathalie menjawab, sembari mengikuti setiap gerakan Aram yang sedang menuangkan susu coklat dingin ke dalam gelas. "Kenapa kau masih di sini?"

Aram menenggak habis minumannya sebelum menjawab pertanyaan Nathalie. "Aku tidak jadi pergi."

"Kenapa?"

"Kau terlalu banyak bertanya, Miss Celeste."

"Nathalie."

"Segera kembali ke kamar setelah kau selesai mengurusi perutmu, Nathalie. Jangan sampai kau tidak ada di sana, saat kakakku membutuhkan bantuanmu." Aram meninggalkan Nathalie, setelah menuangkan susu coklat lagi ke dalam gelasnya.

Mendadak Nathalie kehilangan nafsu makannya. Kau terlalu banyak bertanya, Miss Celeste, Nathalie mengulangi pernyataan Aram di dalam kepalanya. Aku baru mengajukan dua pertanyaan dan dia bilang itu banyak? Nathalie terlihat kesal. Sedikitnya, ia mulai mengerti perasaan Layla saat berusaha bersikap ramah dengan Aram.

***

"Helen, Dokter Ryan belum datang, tapi perawat bilang, kita bisa menunggu di ruangannya. Dia tidak akan lama, bagaimana menurutmu?" Nathalie berlutut kepada Helen yang sedang duduk di kursi rodanya. Mereka sudah berada di rumah sakit. Bersama Aram tentu saja. Pria itu yang menyetir mobil.

"Aku tidak keberatan. Tapi, aku sedikit lapar. Apa kita tidak bisa mampir ke kafetaria dulu?"

"Jangan mulai, Helen. Kau tidak boleh makan apapun sebelum melakukan pemeriksaan. Bersabarlah..." Aram terdengar ketus, seperti bukan berbicara dengan kakakknya melainkan dengan adiknya.

"Kau terlalu keras padaku, Aram. Tunggu sampai Ewan mendengar ini. Kau tahu dia sangat sayang padaku." Helen mulai mengancam. Nathalie memperhatikan ekspresi Aram saat mendengar Helen menyebut nama Ewan. Seseorang yang bernama Ewan sepertinya mempunyai peran yang penting di hidup Aram, melihat bagaimana wajah Aram bisa berubah ekspresi seketika; sedikit kaget, dan terkesan horor.

His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang