Ungkapan 1 -terpendam-

27 8 3
                                    

   "Hai kamu yang pernah mengisi hatiku selama 3 tahun terakhir. Kamu tau betapa bahagianya aku ketika kamu menyatakan perasaanmu kepadaku? Aku yang mendapat pengakuanmu setelah menunggu 4 tahun lamanya sangat senang! Sungguh! Aku sampai terjatuh dari tempat tidurku karena pengakuanmu. Walaupun kamu memintaku untuk merahasiakan hubungan kita, aku tetap bahagia. Sampai akhirnya ada teman wanita mu yang membuat ku cemburu. Akhirnya hubungan diam diam tak lagi kita jalankan. Semua orang tau hubungan kita dan banyak yang tidak menyukainya. Ya siapa lagi kalau bukan gerombolan wanita yang memuja dan menganggumimu. Apalah dayaku yang tak sebanding sehingga hanya bisa mengelus dada. Aku bersyukur kamu menyukaiku juga, walaupun aku tau pertama kamu berpacaran denganku hanya agar kamu tidak terbayang bayang dengan mantan gebetanmu. Sungguh aku tak apa! Hanya sedikit perih.

   Hubungan kita berjalan dengan baik. Begitu banyak kaum hawa yang mendekatimu. Kamu tahu? Aku cemburu. Namun aku tidak berani memberitahumu karena aku takut kamu akan pergi. Ku urungan niatanku untuk memberitahukannya padamu bahwa aku sakit hati. Kamu berbicara berdua dengan perempuan 1, aku pura pura tak tahu. Kamu bercanda gurau mesra dengan perempuan 2, ku tulikan pendengaranku. Kamu mengantar perempuan 3 pulang dengan alasan kasihan, kupampangkan senyumku dan membutakan pengelihatanku. Namun satu hal yang tidak bisa kulumpuhkan, hati ku.

   Aku mencintaimu dengan segenap hati ku disaat aku masih smp. Ku akui mungkin itu cinta monyet. Namun bisakah aku membohongi diriku bahwa aku tidak mencintaimu? Tidak.

   Aku senang saat suatu waktu menangkapmu terlihat cemburu saat aku sedang membantu sahabat lelakiku. Aku bahagia saat kamu mengatakan bahwa kamu tidak suka aku berdekatan dengan lelaki lain. Sungguh aku sangat senang! Itu artinya cintaku tidak berjuang seorang diri bukan?

   Pegangan tangan pertamaku, pelukan pertamaku, rangkulan pertamaku, bahkan ciuman pertamaku adalah dirimu. Dan aku yakin, kaulah cinta pertamaku.

   1 tahun berjalan, hubungan kita masih baik baik saja sampai ada perempuan teman lama dijaman sd mengikutimu kemana mana. Kita telah masuk SMA dan kita berbeda sekolah, sehingga aku mengetahuinya dari mulut orang lain. Kamu tahu? Aku mengumpulkan keberanianku seharian hanya untuk menanyakan hal tersebut, aku takut kamu marah dan menganggapku possesive. Namun aku sudah tidak tahan karena mereka bilang kalian sangat dekat, aku takut aku semakin sakit.

   Akhirnya kamu jujur tentang hal itu, tentang dia yang selalu mengikutimu kemana mana dan kamu yang katanya tidak perduli. Aku cukup bernafas lega saat itu.

   Hubungan kita berjalan 2 tahun, 1 tahun yang berat karena banyak pengganggu. Dan 2 tahun ini yang terbilang cukup parah.

   Kamu dekat dengan perempuan lain, dan akhirnya kita putus. Mengingatnya saja membuatku ingin menangis. Kalian sering bertemu dan bersama, membuatku cemburu disaat aku sudah bukan siapa siapa. Tergambar jelas dikepalaku bahwa aku selalu merengek minta hubungan kita kembali. Saat disatu titik akhirnya aku jenuh dan mundur. Kukatakan hal tersebut padamu. Dan saat aku meminta balikan, aku sudah dijodohkan. Lucu bukan? Namun aku berusaha keras untuk tidak dijodohkan. Aku sudah memberitahumu tentang perjodohan tersebut, dan saat itu responmu biasa saja sehingga membuatku yakin untuk tidak terus memperjuangkanmu. Hari saat aku ingin menyerah adalah hari dimana kita kembali. Ya, kamu mengajakku untuk memperbaiki hubungan, bahagia yang kurasa. Perjodohanpun dibatalkan karena aku mengatakan kepada keluarga calon bahwa aku memiliki kekasih. Jangan menganggap aku memanfaatkanmu. Sungguh tidak terbesit sama sekali niatan seperti itu. Aku hanya mencintai dirimu. Itu yang ku tahu.

   Hubungan kita nyaris 3 tahun, waktu yang cukup lama dalam menjalankan hubungan bukan? Namu karena hal itu juga aku berfikir tentang keluargamu yang tidak menyukaiku. Bahkan selama itu kita merahasiakannya dari keluargamu. Aku memberitahumu untuk jujur tentang hubungan kita dan menerima keputusan selanjutnya.

   Jujur. Setidaknya kita sudah jujur. Walaupun hubungan tidak bisa dilanjut karena perbedaan keyakinan kita. Lucu jika di ingat, seakan kita melumpuhkan pemikiran tersebut walaupun sering kita perdebatkan.

   Beberapa bulan kita sudah tidak bersama, menjalani hidup layak tak kenal akan sesama. Berpapasan dan bertemu mata namun diputuskan dan berpura pura tidak melihat. Perih.

   Sampai akhirnya perih itu semakin menjadi saat melihatmu bersama wanita yang memiliki keyakinan sama denganmu. Ingin lega namun semakin sakit saat tau orang tersebut pernah menjadi alasan kita bertengkar, dia adalah perempuan yang katamu mengikutimu kemanapun saat MOS.

   Aku memang sudah berpacaran sekali dengan orang lain setelah beberapa bulan putus darimu. Tapi aku dan dia sama sama menjadi obat karena kami sama sama memiliki luka perbedaan keyakinan. Aku tidak yakin itu membuatmu sakit, tapi kurasa itu memang tidak memberi dampak apapun kepadamu.

   Kita memang sudah tidak bersama, tapi yang namanya "first love" akan selalu membekas. Maafkan aku jika aku masih menyayangi mu, ralat, bahkan mencintaimu. Salahkan hati ini yang tidak bisa pindah. Salahkan otak ini yang tidak mau menerima. Salah kan perasaan ini yang tidak mau menghapus dan membuka untuk yang lain.

   Salam hangat dariku untukmu. Semoga bertemu dengan seorang yang membuatmu nyaman dan bisa diajak lebih serius. Ku ingatkan padamu, jangan memainkan perasaan. Karena jika kamu sadar perasaan tersebut tulus dan hanya kamu sia siakan. Kelak kamu merasa hidupmu sia sia juga.

   Tertanda,

   Cinta yang tak sampai"

FEELINGSWhere stories live. Discover now