Insecure

10 0 0
                                    

"Maaf ya agak telat. Aku tadi mengantar Ariana dulu." Aku mengambil air mineral di dalam tas lalu meneguknya. Berjalan setengah berlari melalui tangga untuk menemuinya di lantai 6 perpustakaan lumayan membuat lelah.

"Kok harus kamu? Dave kemana?"tanyanya.

Aku menutup botol yang isinya telah tandas. "Mereka putus seminggu yang lalu. Kamu belum tau?"

"Oh pantas kamu selalu aja nggak bisa setiap aku ajak cari bahan. Ternyata ada yang lebih butuh, toh?" Ia manggut-manggut. Namun perkataannya barusan seperti...

"Kamu marah?"

"Enggak lah. Dia sahabatmu kan? Justru aku bakal marah kalau kamu abai. Broken heart selalu sakit, apalagi untuk dia yang cukup fragile."

Aku tersenyum lega.

"Ngomong-ngomong kenapa mereka putus? Ada orang ketiga?"tanyanya penasaran.

"Ariana yang minta putus. Katanya dia terlalu baik buat Dave."

Ia terlihat kaget. "Kenapa cewek selalu bikin alasan klasik yang mengada-ada sih?"ucapnya dengan nada tinggi. Ia terlihat sangat kesal.

Eh, bukannya ia termasuk cewek juga ya?

"Okelah Dave ganteng, baik, kaya. Tapi nggak ada alasan kenapa harus merasa insecure? Toh juga sesama manusia, sama-sama punya kekurangan. Kalau nggak bisa berdamai dengan kekurangan diri sendiri, bagaimana bisa dia bisa menerima kekurangan orang lain. Kalau memang merasa belum pantas ya pantaskan diri. Orang yang merasa insecure cuma orang-orang yang mau takluk sama kelemahannya dan nggak mencoba untuk memperbaiki diri. Merasa nggak pantas itu cuma boleh di hadapan Tuhan."

Aku tak berkedip sedikitpun mendengar penuturannya. Hingga akhirnya ia menghentikan komentarnya yang panjang itu.

"Kenapa?"tanyanya.

"Mau nikah muda nggak?"

SootheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang