Instagram Story

16 0 0
                                    

Matahari yang lelah mengadu pada bumi, menenggelamkan dirinya di balik gedung-gedung tinggi, terhibur oleh canda tawa di awang-awang. Aku juga sama lelahnya.

Di antara mesin mobil menderu-deru aku menemukan pelangi dalam ikon kamera kotak. Sebut saja Instagram. Orang-orang mengunggah setiap momen, entah itu seberharga berlian atau sampah. Dan mereka menyebutnya kekinian. Mungkin mereka sama denganku, melarikan diri dari penatnya keseharian atau malah membagi kepenatan. Mungkin juga mereka berbeda denganku, berusaha menghibur yang sedang penat.

Sampai aku melihatnya dalam bingkai maya. Melihat fotonya jantungku berdebar. Melihat senyumnya, ah dunia serasa hanya dia. Segala penat luluh lantak tak berbekas. Namun segala rindu kian terpupuk dalam diam. Tak perlu komentar untuknya karena ia sudah sangat sempurna.

Tak pernah hilang keraguan setiap kali ingin sekadar bertanya kabar. Bagaimana jika dia membalas pesanku? Aku bisa kejang-kejang. Aku pun urung melakukannya. Memandangnya dari Instagram Story, aku tau ia baik-baik saja. Itu sudah cukup dan aku sangat bersyukur.

Kepada siapapun pencipta fitur ini, semoga salamku tersampaikan untukmu. Kau layak mendapatkan piagam tak terhingga berisi ucapan terima kasih karena telah menjadi penyampai kabar dan pemupuk rindu.

Senja,
Dari orang yang tak mampu memulai

-------------------------------------------

Suatu senja, hari ini, aku memberi kabar pada semesta. Lewat video yang terunggah pada jejaring maya, Instagram.

Aku tersenyum, sesekali manyun. Mengekspresikan kejenuhanku. Tapi tak apa. Dunia tak akan tau sisi nyata dalam hidup milikku. Yang mereka tau aku adalah sosok kuat dalam kerasnya ibukota.

Sekali lagi aku membuat sebuah cerita. Tentang hal-hal yang menjadi kesukaannya dan kesukaan kita dulu. Tentang kopi, senja, dan kutipannya. Biarlah cerita ini berangsur hilang dalam detik, asal mampu membuat kenangannya berdetak. Yang penting aku sudah berusaha menyampaikan yang telah lama terpendam. Apakah pesan tanpa alamat ini akan sampai kepadanya?

Sampai aku melihat sesuatu di daftar teratas. Melihat namanya tanganku bergetar. Seulas senyum terukir tulus. Mungkinkah ia yang di sana melakukan hal yang sama?

Bolehlah aku berandai-andai setelah ini ia akan menyentuh namaku dan menegur sapa padaku. Sebuah ucapan "Hai" saja akan mampu menjungkirbalikkan diriku. Sayang, ia tak juga melakukannya. Apa ia memahami pesanku saat senja atau menganggapku angin lalu saja?

Namun jika melihat namanya saja sudah cukup, untuk apa aku meminta yang lebih darinya?

Setidaknya Instagram Story benar-benar menyampaikan salamku! Semoga salam terima kasihku sampai padamu.

Di sebuah kereta,
Dari orang yang selalu menanti.

SootheOnde as histórias ganham vida. Descobre agora