BU GURU (bagian dua)

171 0 0
                                    

Wasis anak lelaki semata wayang telah puliang kuliah.

"Ah adik ini mengejutkan orang saja."timpal bu Marni.Ia memanggil anaknya dengan sebutan adik.

"Habis bikin adonan sambil nglamun,pesenan siapa bu?"

"Pak Lurah,eh eh dik itu tasnya jangan taruh di situ,sana di dalam sana."teriaknya kepada Wasis yang akan ke rumah depan.

Wasis kembali mengambil tasnya yang tadi diletakkan di dingklik sambil memasang walkman hp ditelinganya.

"Hem,adik kalau sudah mainan hp musiknya..."gumamnya.

Tapi bu Marni mensyukuri bahwa ia bisa mencukupi kebutuhan anaknya.

Waktu ia remaja jangankan hp yang memang belum ada,radio satu satunya yang dimiliki keluarganya sebagai hiburan harus gantian memutar kesukaan masing masing.0Ia akan berebutan dengan adiknya yang suka lagu "begadang",sedang ia dongkol kalau Tetty Kadinya atau Fanbers dipindah chanel.

"Dik,tolong diketik terus di print ya skripsinya ibu,ibu nih nerusin bikin kue sama bapak."

"Ibu gak capek to,nanti sampai malam besok pagi harus bangun lebih awal."

"Ya capek dik,tapi ibu udah biasa sejak ibu muda."

"Ibumu itu sejak kecil berjuang keras dik."Jasman suami bu Marni menimpali.

Marni yang anak penjual kerupuk memang penuh liku dalam menggapai cita citanya menjadi Guru dan menjalani hidup.

*******

"Mbok simbok,Marni lulus!"teriak Marni yang masih di halaman.

Ia nampak gembira sekali mengabarkan kelulusannya kepada bapak dan simboknya yang sedang memotong "puli."di emperan.

"Weh anak wedok lulus."sambut pak Wongso dengan gembira dan bangga.

"Konco konco wis mulai mendaftar melanjutkan pak,aku lusa juga."katanya sambil masuk rumah.

"Neruskan kemana nduk Mar?"tanya ibunya sambil menyusul Marni yang ganti baju di dalam sentong.

"Mbok wis to nduk,bapak dan simbok sudah gak kuat mbiayai."kata simbok yang nampak cemas dengan pernyataan Marni.

"Ah,simbok ki piye?aku emoh disuruh berhenti cuma nyampe SMP."Marni kesal.

"La piye,kamu tahu bisa lulus SMP saja bapak dan simbok sudah berat,kakak kakakmu juga cuma lulus SD."terang simbok.

"Ya sudah sudah,ngene wae,bapak besok nyusul kakangmu minta pertimbangan,barangkali kakangmu mau membantu ngragati."pak Wongso menyela.

Memang kemudian kakak kakak Marni sanggup membantu membiayai Marni melanjutkan sekolah.

Marni memilih melanjutkan di SPG,dan ia diterima dengan hasil tes sepuluh besar.

Laura Marni meninggalkan kampung,ia indekost di kota.

Tiga tahun menempuh Sekolah Pendidikan Guru dengan biaya biaya sokongan dari saudara saudaranya.

Marni tidak lupa itu,kepada kakak kakaknya yang penjual bakso,penjual lontong petis.

Laura Marni lulus SPG,,bagaimana kisah ketika ia harus naik onthel menjadi guru sukuan dengan pakaian ala kadarnya? TUNGGU BAGIAN BUKU YANG AKAN TERBIT.

BU GURU (bagian satu)Where stories live. Discover now