BU GURU (bagian empat)

136 0 0
                                    

Jasman tidak bisa menjawab pertanyaan pak Wongso,ia hanya menunduk dengan muka sedih dan bingung.

"Ya sudah le,besok simbok nemui biyungmu."simbok keluar dari sentong.

Esok paginya simbok Tum menemui biyung Sumi yang rumah dekat,satu RT.

"Yu,piye kok ada lakon seperti ini?"simbok Tum membuka pembicaraan.

"Anakmu memang susah diatur!"jawab biyung Sumi dengan sewot.

"Yu,ngene lho,memang Marni anake orang ndak punya,seperti dapur saya ini."simbok Tum menyahut dengan jengkel tanpa dinampakkan.

"Dulu waktu biyung melamar,sudah tahu dan aku ndak nutup nutupi kalau keluargaku ya begini ini."

Biyung Sumi diam.

"Dulu Jasman juga sanggup mencarikan biaya bila Marni ada kesempatan ndaftar guru,malah bocah mau sukuan saja dilarang,yang dulu suruh berhenti."berondong Mbok Tum.

"Kalau biyung Sumi nggak sanggup ngopeni menantu biar Marni pulang saja,aku masih sanggup ngopeni anakku dan cucuku."

Biyung Sumi tak menjawab apapun,hingga akhirnya mbok Tum pamit pulang.

Marni memang kemudian menetap dirumah orangtuanya,sedang Jasman seperti orang bingung.

Ia tetap hormat kepada orangtuanya.

Jika siang ia mengerjakan sawahnya dan pulang dirumahnya kadang di rumah Marni.Tetapi ia sebenarnya amat kecewa dengan sikap orangtuanya.

Jika tak ada sesuatu yang penting tentang orangtuanya,ia akan berada di rumah tetanggannya makan maupun tidur.

Di rumah Sarwaji ia sering berada.

Sarwaji dulu anak pungut mbok Sumi,jadi Jasman memanggilnya kang,tetapi Sarwaji tidak kerasan dengan sikap biyung Sumi.Bahkan kelima saudara Jasman tidak ada yang tinggal di rumah,mereka sejak muda meninggalkan rumah karena tak tahan dengan sikap biyungnya.Mereka Merantau.

"Buk,bapak meninggal ayo kamu kesana."suatu pagi Jasman menemui Marni.

Bapak mertua Marni meninggal,Marni ikut Jasman.

Karena saudara saudara Jasman banyak yang berada di luar daerah,mereka datang tidak saat itu.Ada yang datang besoknya atau di lain harinya.

"Dik Mar,kamu sekarang mbok kembali ke sini saja kan biyung Sumi ndak ada yang ngrawat."Suatu ketika Narsih kakak perempuan Jasman meminta.Marni hanya tersenyum.

"Ya biarlah yang dulu,gak usah di pikirkan,memang begitulah biyung."lanjut Narsih.

Akhirnya atas permintaan saudara saudara Jasman dan nasehat orangtuanya Marni kembali ke rumah mertuanya.

(Dua tahun kemudian) Marni telah diangkat jadi guru,ia sekarang bukan guru bantu tapi pegawai negeri.

Meski telah jadi pegawai negeri Marni masih menyempatkan diri membuka usaha,membuka toko kecil kecilan yang di tunggu Jasman.

Ketika ada wajib"program persamaan"Marni mengambil D3 kemudian dilanjutkannya.

Untuk membiayai kuliahnya Marni tak segan segan membuka usaha pesanan kue,atau meminjam uang koperasi dengan jaminan SK,bahkan Marni dan Jasman memelihara sapi milik pak Kepala sekolah dengan cara"maro bati".

Wasispun kini telah besar,ia sekarang kuliah di AKPER tahun ketiga.

*Marni telah selesai program persamaan,ia sekarang Marni Spd...

"Bu,ibu pagi mengajar sore cari rumput,malam bikin roti gak capek to?"tanya Warsis suatu ketika.

"Ibu hanya mengajar saja kalau kamu sudah kerja."jawab bu Marni.

Laura Marni ya BU GURU ya Marni Spd. (Tamat)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2012 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BU GURU (bagian satu)Where stories live. Discover now