04. Sebuah Ajakan

294 83 40
                                    



Kali ini berdua, duduk berhadapan di dagang bakso rombong tepat di gerbang samping kampus teknik yang tak pernah berfungsi lagi. Kali ini Chaeyeon baru tahu kenapa dinamakan bakso penjara karena anak teknik yang akan membeli bakso sering melakukan kegiatan membelinya dari balik gerbang sehingga saat mamang penjualnya memberikan semangkuk bakso pada anak teknik maka itu akan terlihat seperti sipir penjara yang sedang memberi makan tawanannya.

"Saya kira Chaeyeonnya ga bisa makan makanan gerobak kaya gini," ucap Sewoon.

Chaeyeon pun teralihkan dari lamunannya tentang nama bakso penjara kemudian tersenyum, "enak gini kok baksonya."

"Engga jorok?" tanya Sewoon dengan hati-hati.

Chaeyeon pun menggeleng cepat, menununggu sampai ia selesai mengunyah baksonya kemudian menyahut, "tapi enak loh."

Sewoon pun pasrah.

Berkali-kali Sewoon bertanya berkali-kali pula Chaeyeon akan menjawab jika makanan itu enak.

"Jadi, kamu mau ngomongin tentang apa?" tanya Sewoon kemudian.

"Bentar. Saya habisin makanan saya dulu terus kamu habisin makananmu juga. Habis itu baru saya ngomong," tunda Chaeyeon sambil melanjutkan acara makannya.

Mau tak mau Sewoon ikut tenggelam dalam kegiatan makannya. Sewoon pun sedikit tidak percaya jika dirinya saat ini sedang makan dengan salah satu anak hitsnya FEB. Makannya pun hanya dengan bakso penjara yang seporsinya tak sampai sepuluh ribu dan harga es teh nya pun hanya tiga ribu lima ratus. Sebuah kesederhanaan yang mustahil muncul dari kalangan seperti Chaeyeon. Pikirnya.

Tak butuh waktu lama bakso di mangkuk Sewoon habis, tandas beserta kuahnya. Membuat Chaeyeon terkagum atas kecepatan makan seorang laki-laki.

"Kenapa rata-rata cowo itu makannya cepet ya? Padahal porsinya lebih banyak dari cewe," celetuk Chaeyeon yang disahuti dengan kekehan seorang Sewoon.

"Itu juga saya gatau," balas pemuda itu kemudian.

Tak lama setelahnya Chaeyeon pun menghabiskan suapan bakso terakhirnya dan menelannya setelah kunyahan ke delapan. Nyatanya manusia pun menguyah kurang dari anjuran kunyahan yang ditetapkan.

"Jadi, sebenernya tadi saya ga sengaja mencuri dengar obrolan kamu sama temen-temen kamu," prolog Chaeyeon dan langsung disimak oleh Sewoon.

"Bukan maksud saya nguping, bukan. Tapi posisi berdiri tadi itu cukup dekat sehingga percakapan kalian mau tak mau kedengeran jelas," lanjut gadis itu sambil menatap lurus Sewoon.

Membuat pemuda itu sedikit kagok karena ditatap langsung oleh gadis secantik Chaeyeon.

"Jadi dari yang saya dengar, saya nyimpulin kalau kamu lagi kesusahan. Kamu janji ngisi bazaar tapi kamu bingung karena tangan kamu sakit," lanjutnya lagi.

Terdapat jeda sejenak sampai Chaeyeon bertanya telak, "sakitnya sejak kapan? Karena nolongin saya?"

Sewoon pun panik-panik ajaib. Ia bingung harus menjawab jujur atau tidak. Dan dari reaksi Sewoon pun Chaeyeon dapat menebak sakitnya itu benar-benar karena dirinya.

"Kalau kamu beneran ga enak kalau saya balas budi, anggap aja ini tuh sebuah ajakan. Inget ya, ajakan bukan balas budi. Saya ngajakin kamu duet sama saya di bazaar nanti. Soal fee dan apapun itu ga masalah. Saya ikhlas, seikhlas kamu yang dibayar cuma dengan skp sama nasi kotak," ujar Chaeyeon.

Sewoon speechless.

Pemuda itu terdiam beberapa saat. Masih mencerna kalimat demi kalimat yang diucapkan gadis itu tadi. Mencoba mencerna situasi dan mencoba mencari tanggapan yang baik. Karena ...

Demi Tuhan ini pertama kalinya Sewoon dibeginikan oleh seorang gadis. Catat ya, Sewoon ini pengalaman berinteraksi dengan gadis adalah nol. Fokusnya hanya beasiswa, cumlaude dan bermusik. Tak pernah terbayangkan ia akan bercakap-cakap dengan gadis se blunt ini dan sekarang ia bingung reaksi.

Dan terkutuklah bakat berbicara Chaeyeon yang semakin di asah ketika karantina duta fakultas. Sehingga mampu berkomunikasi secara persuasif.

"Yaudah ayo kita duet," putus Sewoon kemudian. Membuat senyum cerah di wajah Chaeyeon terbit dengan cantiknya.

"Tapi, bisa main gitar kan Chaeyeonnya?" tanya Sewoon memastikan.

"Biasa laah, kalau ga bisa ngapain saya nawarin?" jawab Chaeyeon percaya diri.

"Kalau gitu keberatan gak sekarang saya ambil waktu siang hingga sorenya buat latihan?" tanya Sewoon.

"Ok!"

***

"Jadi saya sebenernya belum nentuin lagu buat tampil," ucap Sewoon.

Saat ini mereka telah berada di salah satu lorong SC lantai tepat di samping sekre UKM Kesenian. Mereka duduk di lantai dengan jendela yang terbuka setengah di samping mereka. Sayup sayup angin mengurangi sedikit panasnya siang itu.

Sewoon sengaja mengajak Chaeyeon untuk latihan di SC saja, karena ia saat ini tidak membawa gitar dan mengajak Chaeyeon ke kostnya tergolong tak pantas jadi ia memutuskan untuk meminjam sebentar gitar yang selalu ada di sekre kesenian.

Chaeyeon yang mendengar penuturan Sewoon pun mengernyit heran.

"Serius belum nyiapin apa-apa?" tanya Chaeyeon.

Sewoon pun meringis pelan sebagai tanda mengiyakan.

"Terus biasanya gimana?" tanya Chaeyeon lagi.

"Biasanya beberapa jam sebelum tampil saya milihnya, terus latihan ga sampai sejam hehe," jawab pemuda itu dengan cengiran.

Wow.

Chaeyeon yang mendapat giliran speechless kali ini. Berarti sudah se pro itukah pemuda itu?

"Sekarang karena kamu yang mainin gitarnya kamu yang nentuin maunya pake lagu apa," ucap Sewoon.

Iya juga ya, tentunya kali ini harus sesuai dengan kepiawaian Chaeyeon dan lagu apa saja yang gadis itu bisa.

"Tapi lagu yang aku bisa kebanyakan lagu yang agak menye sih gapapa?" tanya Chaeyeon.

"Menye gimana?" tanya Sewoon balik.

Membuat Chaeyeon mengambil handphonenya dan memperdengarkan beberapa lagu yang ia bisa, termasuk yang berbahasa asing.

Sewoon mengangguk-anggukan kepalanya pelan ketika mendengar masing-masing lagu sampai akhirnya ia mulai bersuara.

"Buat besok itu kita make dua lagu yang ini sama ini, buat dua hari lagi yang ini sama yang ini, hari terakhir semoga tangan udah baikan jadi nanti hari terakhir pakai lagu asing yang kamu kasih denger itu. Aku gitaran kamu yang nyanyi. Gimana?"

Mendengar keputusan Sewoon, Chaeyeon hanya dapat tersenyum sambil mengangguk.

Mereka pun memulai latihan mereka sampai senja menyambut.

***





Yang nebak bener semua ih jadi ini cerita saya jadi gampang ketebak banget yaelaa 😂😂

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hitam dan Oranye (Sewoon Chaeyeon)Where stories live. Discover now