Part 3 : Mulai Mengenal

1.4K 94 20
                                    

Putri Pov

"Hallo, mbak. Saya Rian." ujar Rian padaku, sambil mengulurkan tangan.

Aku menatap dingin padanya, lalu tersenyum sinis. "Siapa ni anak? Kayak aku pernah liat, tapi siapa ya?" batinku saat Rian memperkenalkan dirinya. Aku diam. Karena memang aku sedang dikejar waktu untuk mencari mahasiswa yang mau menjadi peserta seminar untuk hari Rabu nanti. Sebenarnya aku malas saat ini. Tugas kuliah sedang banyak tapi dikejar waktu untuk mencari peserta. Andai saja kakak angkatan atau teman seangkatannya mau menjadi peserta, aku tidak akan sepusing ini. Lagi pula ini sudah menjadi kewajibanku, lumayan buat tambahan uang kuliah sampai lulus nanti. Aku menyambut uluran tangan Rian tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, lalu segera menarik tanganku. Ternyata dia tak menyerah.

"Mbak..." ujar Rian lagi takut-takut.

Aku menatapnya dingin, karena terganggu dengan kehadiranya. "Nama gue Putri, lo mau ngapain?" ujarku, masih dengan jawaban tanpa ekspresi apa pun dan tanpa menoleh ke arahnya.

Belum sempat dia menjawab pertanyaanku, beberapa temannya sudah berdiri di belakangnya.

"Udah belum, Ian?" tanya Bulan dan Dita pada Rian.

"Hah?" Rian yang ditanya malah kaget dan kebingungan. "Eh belum, belum sempat ngomong apa-apa."

"Lo mau ngapain?" tanyaku kembali setelah melihat beberapa teman Rian datang menghampiri. Tapi kali ini aku berusaha tersenyum, karena sekarang Rian tidak sendirian.

"E e saya mau eh kami mau daftar ikut seminar, mbak." jawabnya takut-takut sambil menunduk.

"Ealah.... Ngomong dong dari kemarin." ujarku santai yang membuat Rian melongo. Aku tersenyum melihat tingkahnya. "Lucu juga ini anak." batinku. "Siapa nama lo tadi?" tanyaku sambil menyentuh tangan Rian. "Aduh, kenapa aku deg-deg an begini ya pas megang tangan Rian?" batinku.

"Eh e nama saya Rian, Rianti Danurias, mbak." jawab Rian cepat.

Aku melepaskan tanganku dari tangannya lalu menuliskan namanya di formulir peserta seminar. "Oo lo cewek toh, gue kira cowok. Fakultas apa?" aku berusaha setenang mungkin agar dia tidak tau saat aku memegang tangannya, jantungku berdegup cepat. "Dia lucu kalau terlihat bodoh seperti itu." batinku.

"Hukum, mbak."

"Oke. Yang lain?" tanyaku pada teman Rian satu persatu. Mereka menyebutkan namanya masing-masing lalu Putri mengetik nama mereka pada formulir pendaftaran peserta seminar di komputernya. "Rianti Danurias, Bulan Salsabila, Dita Apriliani, Prasetya, Hadianto Gunawan, Seno Adji, Radiansyah. Benar ga nama kalian?" tanyaku memastikan nama peserta seminar ke Rian.

"Benar, mbak." jawab mereka kompak.

Setelah mereka selesai mendaftar, mereka pamitan padaku. Tapi aku mencegah Rian untuk pergi dari hadapanku. Ada yang ingin aku bicarakan ke Rian.

"Ada apa ya, mbak?" tanya Rian pada Putri bingung karena tidak diizinkan keluar oleh Putri.

"Gue mau tanya sesuatu ke lo. Jadi lo beneran cewek?" alisku naik ke atas tanda sangat ingin tau sesuatu. "Umur lo berapa sih? Lo lulus tahun berapa? Kok teman-teman lo kayaknya nurut banget sama lo." tanyaku bertubi-tubi.

"We we we... santai aja mbak tanyanya. Saya jawab satu persatu ya. Iya saya cewek. Umur saya, mbak? Nanti mbak kaget tau umur saya berapa." ujar Rian.

"Eh gue tanya serius nih!" aku mulai emosi.

"Oke, oke, saya jawab. Saya lulus sekolah tahun 2000, kita seangkatan kan? Umur saya 19 tahun, lahir 1982. Kita juga seumuran kan?" jawab Rian sambil balik bertanya padaku.

Tuan Putri Pertamaku (Complete)Where stories live. Discover now