Cara Brian Berterimakasih

2.4K 261 53
                                    

"Alpha 2 to Alpha 1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Alpha 2 to Alpha 1. Terius leaving the apartment. Over."

Aku mau tak mau tertawa mendengar suara serius Yaya di ujung telepon. Dia pikir kami berdua ini agen rahasia apa, ya?

"Apaan sih lo!" kataku sambil menyalakan mesin mobil.

"Serius, woy! Bang Brian baru jalan."

"Iyaaaaa. Ini gue udah mau ke depan lift, kok. Thanks ya, Ya."

"Have fun, you two!!!"

Sambungan telepon diputus oleh Yaya yang membuatku segera menginjak gas untuk melajukan mobil sampai ke depan pintu lift basement apartemen kakak-beradik itu. Tidak sampai 2 menit, aku melihat sosok Brian keluar dari lift dan lelaki itu langsung termangu saat menyadari kehadiran mobilku tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Aku mengulaskan senyum setelah membuka kaca mobil. "Morning!"

"Kamu kenapa ada di sin-"

"Masuk dulu cepet nanti aku diklakson orang!"
sergahku cepat sambil membuka tombol kunci pintu, sejurus kemudian Brian sudah duduk di sampingku.

Aku perlahan kembali melajukan mobil meninggalkan basement gedung apartemen tersebut sambil sesekali menoleh ke arah Brian. Lelaki itu masih menatapku takjub juga terheran-heran tanpa mengatakan apapun.

"Daripada liatin aku, mending kamu liat ke sebelah kiri kamu, deh."

Aku memang sudah menyiapkan satu tumblr berisi americano favorit Brian pada drink holder di sisi pintu.

"Enjoy your morning coffee, My Birthday... Boy?" Brian membaca tulisan di post-it yang memang sengaja aku tempelkan tepat di atas tutup tumblr tersebut.

Ya, hari ini, 19 Desember, adalah tanggal kelahiran Brian.

"Selamat ulang tahun, Iannya Maura!" seruku ceria sambil sekali lagi menoleh ke arah Brian yang kini menatapku dengan senyum terkulum tulus.

Aku yakin sudah pernah mengatakannya tapi biar kukatakan sekali lagi, tatapan Brian dan senyumnya selalu membuatku jatuh cinta lagi dan lagi.

"Jadi kamu sengaja jemput karena aku ulang tahun?"

Aku mengangguk. "Seneng nggak udah ketemu aku pagi-pagi tanpa harus nyetir ke rumahku dulu?"

Brian terkekeh kecil. "Seneng. Tapi aku lebih seneng kalo tadi kamu datengnya pake gojek aja, terus munculnya di kamar aku, bangunin aku tidur. Bukan di basement."

"Yeeeee!" Kalau aku sedang tidak menyetir pasti satu cubitan sudah mendarat di perut Brian sekarang.

"Udah sini aku yang nyetir. Nyisi dulu di dep−"

Aku berdecak kesal. "Sekali aja, Ian. Sekali ini aja aku nyetirin kamu. Hari ini aja. Ya?" bujukku dengan nada semanis mungkin.

Sekedar informasi, aku sudah mengantongi SIM A sejak duduk di bangku kelas 3 SMA. Sejak saat itu juga aku terbiasa menyetir sendiri kemanapun aku pergi, baik pergi sendiri ataupun bersama teman-teman. Tapi kebiasaan itu berubah sejak akhirnya Brian hadir, terlebih setelah dia menyandang status sebagai pacarku. Aku memang masih cukup sering menyetir sendiri tapi tidak dengan keadaan saat aku sedang bersama Brian. Lelaki ini selalu melarangku untuk menyetir saat kami sedang bersama.

Catatan Maura [REPUBLISH]Where stories live. Discover now