Saat Brian Memendam Amarah

2K 263 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Isi pesan whatsapp dari Brian itu membuatku urung menarik selimut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Isi pesan whatsapp dari Brian itu membuatku urung menarik selimut. Aku segera menekan fitur call dan menempatkan ponselku ke telinga sambil menyandarkan tubuh ke kepala tempat tidur.

Hanya butuh satu dering untuk membuatku mendengar suara Brian di ujung sana.

"Belum tidur, Ra?"

"Hey, what's wrong?" sergahku langsung.

Dia terkekeh, pelan sekali. "How do you know that something is wrong?"

Mataku tanpa sadar berotasi. "When everything is fine, you never ask about calling me but call me, Ian."

Brian kembali tertawa, kali ini lebih keras walaupun tidak sekeras biasanya. Tidak terdengar suara lain di belakangnya. Bahkan suara Brian terdengar bergaung. Entah dia sedang berada di mana sekarang ini.

"Ian, what's wrong?" ulangku dengan atensi yang lebih serius.

Brian bergeming beberapa saat sebelum akhirnya menjawab. "Nggak ada apa-apa, Sayang. Kangen doang."

Aku tau dia sedang berbohong. Bukan pada kalimat terakhir, tapi pada kalimat pertamanya.

Aku dan Brian memang sedang didera kesibukan yang tak ada habisnya. Aku sibuk dengan berbagai praktikum dan rapat himpunan sedangkan Brian lebih hectic lagi dengan segala kesibukannya mulai dari kuliah, nge-band, rapat komunitas, sampai pekerjaannya sebagai photographer freelance membuat kami berdua memang belum punya waktu untuk bertemu seminggu terakhir ini.

"Beneran nggak ada apa-apa?" Sekali lagi aku mengulang, berharap Brian akan mengatakan yang sebenarnya.

"Beneran, Sayang. Aku tadi nanya soalnya takut kamu udah tidur karena kecapekan. Pulang malem kan tadi?"

Aku memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut. Brian memang seperti itu. Dia selalu butuh waktu untuk menceritakan sesuatu yang terjadi padanya jika memang itu adalah perkara serius. Tapi aku yakin besok atau lusa Brian akan menceritakan semuanya. Aku hanya perlu menunggu.

"Iya, tadi aku pulang menjelang isya, sih. Kamu masih di studio?"

"Udah nggak."

"Udah makan?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan Maura [REPUBLISH]Where stories live. Discover now