Wonderwall II (CYLG 2018)

3.5K 420 151
                                    

Cakrawala Yudhistira Adhyaksa menatap cewek di hadapannya dengan takjub

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cakrawala Yudhistira Adhyaksa menatap cewek di hadapannya dengan takjub. Beneran, deh, kalau ada kata deskriptif yang bisa Ceye gunakan untuk menggambarkan perasaannya pada Ladin, maka kata itu adalah takjub. Cowok itu benar-benar terkejut, tidak menyangka kembali berhadapan dengan Ladinia Grandiflora si periang yang galak.

"Nggak usah liatin gue!" Ladin berkata ketus.

Satu lagi, ketus adalah salah satu kata keterangan yang paling dirindukan Ceye setelah hampir dua bulan tidak bertemu Ladin. Iya, dua bulan karena Ceye sibuk dengan turnya bersama Anchorbolt sementara Ladin harus menjalani terapi psikologisnya.

"Galak amat manusia," Ceye bergumam cuek.

Ladin hanya memutar bola matanya sebelum sibuk merogoh kantung teratas ransel gunungnya.

"Ini tiket Ceye.... ini tiket Mas Sean... ini punyaku," cewek itu mengeluarkan tiga lembar tiket kereta dan memberikan dua diantaranya kepada kedua cowok di hadapannya. "Jangan lupa KTP!"

Ceye, ditemani satu manusia lagi yang tak lain adalah Sean, cuma tertawa menghadapi galaknya Ladin yang tak main-main.

"Kalo KTPnya diganti kartu mahasiswa boleh nggak, Din?" tanya Ceye, iseng.

"Sadar ya, Pak, anda udah bukan mahasiswa," balas Ladin, wajahnya merengut sebal.

"Mampus, digas," Sean menertawai telak. "Pake E-KTP atau KTP laminating, Din?"

"Mas Sean jangan ikut-ikutan, deh," Ladin menanggapi malas. Kenapa, sih, dua cowok ini rajin banget menjahilinya?

Ladin yang galak artinya moodnya sedang bagus. Aneh memang, tapi lebih baik melihat Ladin yang seperti ini daripada Ladin yang diam dan mengabaikan orang-orang di sekelilingnya. Dengan bagusnya mood Ladin, perjalanan Bandung-Malang ini tentu akan menjadi perjalanan kereta 18 jam yang menyenangkan bagi mereka bertiga.

Anchorbolt diundang untuk tampil pada festival musik di Malang yang diadakan di hutan pinus. Mirip festival musik bertema hutan yang terkenal diadakan di Bandung, tapi dengan skala yang jauh lebih kecil. Sebenarnya bukan festival ini yang Ceye tunggu, melainkan kembalinya Ladin menjadi reporter musik kebanggaan dan kesayangannya. Bahkan saat ini Ladin juga menjadi fotografer tetap Anchorbolt yang artinya cewek itu akan ikut pada setiap panggung band Ceye.

Bahasa menye-menyenya, sih, kerja bareng pacar.

"Langsung ke kereta aja, nih?" suara Sean membuyarkan khayalan lucu-lucuan Ceye.

"Eh iya, langsung aja, yuk," Ladin menyahut.

Membawa serta Ladin artinya mengikutsertakan juga bodyguard paling garang abad ini, siapa lagi kalau bukan Sean?

Tapi tidak apa-apa. Ceye bahkan sengaja mempercepat keberangkatannya dari tim Anchorbolt supaya bisa punya waktu bertiga bersama Ladin dan Sean.

"Oleng, Mbak?" goda Ceye saat Ladin limbung akibat berusaha menyandang ransel gunungnya.

Short StoryWhere stories live. Discover now