Mengasuh Raja [Alerish]

2.3K 391 94
                                    


"Ale, bantuin aku!"

Ale bahkan baru membuka matanya ketika suara Erisha yang terdengar dari speaker ponsel mendobrak pendengaranya.

Dengan mata yang masih setengah terpejam, jempol Ale mencari-cari tombol loudspeaker, menekannya, lalu menaruh ponselnya jauh-jauh dari bantal.

"Aleee!"

"Hmmm?"

"Ale baru bangun, ya?"

"Hm."

Terdengar helaan napas Erisha sebelum cewek itu bersuara, kali ini lebih pelan. "Ale, di Minggu pagi yang cerah ini aku mau minta bantuan. Agak berat sih, tapi aku nggak tahu harus minta tolong siapa. Aku cuma punya Ale di dunia–"

"Kenapa?" potong Ale dan seketika membuat napas Erisha tercekat di seberang sana.

"Ale..."

Ale bisa saja kesal dan memutus sambungan. Tapi kenapa sih dia susah banget melakukan itu ketika Erisha sudah memanggilnya dengan nada yang dipanjang-panjangkan? Dan lagi, Erisha adalah cewek berusia lebih dari dua puluh tahun. Tapi rengekannya malah mirip anak kecil minta dibelikan es krim.

"Kenapa, Erisha?" jawab Ale akhirnya.

"Ale inget Raja keponakan aku yang bandel banget itu, kan?"

Perlu beberapa detik bagi Ale untuk melakukan perintah Erisha; mengingat Raja. Oke, sebentar. Raja... Raja... Raja... astaga, anak kecil bertubuh tambun yang pernah dengan sengaja menumpahkan milkshake ke baju Erisha? Akhirnya Ale ingat. Bersamaan dengan itu, firasatnya memburuk.

"Kenapa, Rish?"

"Dia mau dateng ke Bandung siang ini."

Benar, kan. Ini sudah bukan firasat lagi, tapi kejadian nyata.

"Hm, terus?" tanya Ale.

"Dan aku disuruh jagain dia karena Tante aku –Mamanya Raja, mau ada reuni sama temen-temen SMAnya. Ale bisa bayangin kan gimana nasib aku kalau dititipin Raja lagi?"

Ale diam lagi. Rasanya dia ingin kembali tidur, tapi mustahil. Tampaknya di Minggu pagi yang harusnya damai ini, dia akan menerima sebuah pekerjaan suci; membantu Erisha mengasuh Raja.

"Ale?" Suara Erisha kembali terdengar. "Sorry for waking you up but I really need your help..."

"Jam berapa?" tanya Ale sambil memijat-mijat keningnya.

"Kereta mereka sampai di sini jam sepuluh."

"What can I do for you?"

"Hah? A-Ale..."

Dengan beban di tubuh yang terasa berton-ton kali lipat, Ale terpaksa menegakkan punggungnya dan duduk bersila di atas Kasur sambil mengatur kesadarannya. "Taking care of him? Diajak jalan-jalan atau gimana?" tanyanya kemudian.

"Ngg... apapun. Asal sama Ale," jawab Erisha. Suaranya memelan.

"Oke. Jam sepuluh ketemu di stasiun?"

"Siapa?"

"Kita, Erisha."

"Oh! Iya, Ale, iya! Jam sepuluh di stasiun. Noted. Aku bawa mobil atau enggak?"

"Nggak usah. Mobil kamu kayak mobil mainan, aku nggak nyaman nyetirnya," tolak Ale segera.

"Oke, Ale!" sahut Erisha dengan suara yang kembali ceria. Dasar, anak kecil!

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang