First Year - 1

2.5K 254 36
                                    

Minho duduk di bilik kereta hogwarts express bersama kucing peliharaannya, Dori. Ia dari tadi hanya memandang pemandangan di luar kereta. Tidak ada yang ia ajak bicara karena memang duduk sendirian. Apalagi ia bukanlah anak dari keluarga penyihir, atau salah satu orang tuanya penyihir. Ia adalah anak dari orang tua biasa atau Muggle. Ia mengelus punggung Dori perlahan membuat sang kucing nyaman.

"Permisi? Di sini masih kosong kan?" ia menoleh ke arah pintu bilik yang terbuka. Seorang lelaki dengan rambut keriting tersenyum ke arahnya.

"Kosong kok,"

"Aku duduk sini ya!"

"Iya.."

Anak itu duduk di hadapannya dan masih tetap tersenyum. Minho sedikit kagum dengan dimple yang anak itu miliki.

"Namaku Bang Chan!"

"Oh, a-aku Lee Minho,"

"Senang berkenalan denganmu Minho! Mau permen? Ini permen Bertie Bott's!" Chan menawarinya sekotak permen dengan berbagai warna. Minho menatap Chan sebentar, dan Chan mengangguk. Minho mengambil satu permen dan memakannya. Namun rasanya tidak sesuai yang ia harapkan. Ia mengambil tissue dan memuntahkan permennya.

"Ew! Rasa apa yang baru aku makan! Yikes!" Minho rasanya ingin muntah. Chan membalik kotaknya dan membacanya.

"Ah! Kamu dapat rasa muntah Minho! Hahahhaa, mungkin kau kurang beruntung!" Minho cemberut melihat Chan dan kembali menengok pemandangan. Tidak memedulikan lelaki di depannya.

"Hey, jangan marah. Nih kuberi kau coklat muggle saja! Kau tahu? Coklat ini sangat enak!" Ia menatap cadburry di tangan Chan. Minho menerimanya karena memang itu adalah coklat kesukaannya.

"Makasih Chan,"

"Sama-sama, kau tahu? Keluargaku tidak terlalu suka hal-hal berbau Muggle. Aku membeli coklat itu penuh perjuangan ... Ketika ayahku pergi ke London, aku diam-diam menyelinap dan membeli beberapa batang. Bahkan aku harus menukar uang galleon ke pounds," Minho mendengarkan cerita Chan dengan seksama. Sedikit prihatin dengan lelaki ini karena ia harus berjuang untuk membeli coklatnya. Dia saja cukup berjalan 2 blok dari rumahnya untuk membeli coklat ini.

"Hm, Chan, aku kembalikan saja coklatmu," Minho menyodorkan coklatnya lagi kepada Chan.

"Ha? Kenapa?"

"Kau harus berjuang untuk membeli coklat ini, jangan sia-siakan perjuanganmu," Chan tertawa kemudian menolak coklat yang ia berikan ke Minho.

"Gapapa kok! Buat kamu saja, lagipula itu adalah coklat pertemanan, pertanda kalau kita harus berteman. Mau kan jadi temanku?"

Minho terkejut atas pernyataan Chan. Sekolah di sekolah muggle-pun tak ada yang mau berteman dengannya. Ia memang tidak pernah punya teman.

"T-tapi aku aneh..."

"Well, aku juga aneh Minho!" Chan menjulurkan tangannya, mengajak Minho berjabat tangan. Minho tersenyum ke arah Chan dan menjabat tangannya. Chan tersenyum dan menunjukkan dimple yang Minho kagumi.

"Minho, kucingmu itu lucu!"

"Haha iya, Dori namanya. Hewan peliharaanmu apa Chan?" tanya Minho.

"Ah, hewan peliharaanku burung hantu. Namanya Barry!" Minho mengangguk tanda ia paham.

"Kemarin aku ingin beli burung hantu juga, tapi orang tua-ku tidak punya banyak galleon. Mereka lupa menukarkannya,"

"Tunggu, kau muggle?" Minho mengangguk untuk menjawab pertanyaan Chan.

"Wow! Kalau gitu kau keren! Aku selalu ingin memiliki teman muggle. Sepertinya kita akan menjadi sahabat yang dekat!"

Mungkin saja

Minho tersenyum atas respon Chan, ia kira Chan akan menjauhinya. Justru ia ingin berteman dengannya membuat hati kecilnya menghangat.

"Berarti kau juga punya handphone? barang-barang seperti itu?" tanya Chan penuh semangat. Minho mengangguk dan menujukkan MP3.

"Aku tahu kalau ada peraturan tidak boleh membawa barang-barang muggle, tapi aku sangat mencintai musik. Ini namanya MP3, hanya bisa digunakanan untuk mendengarkan musik. Mau mendengarkan bersamaku?" Tawar Minho. Chan tentu saja mengangguk semangat, ia segera duduk di sebelah Minho.

Minho menyodorkan earphone sebelah kanannya sambil memasang earphone sebelah kirinya. Chan melihat Minho memakai earphonenya kemudian menirukan caranya. Minho memutar lagu kesukaannya dan Chan ikut menikmati lagu yang diputar Minho.

"Minho, judul lagu ini apa?"

"Ini judulnya Can't help falling in love, penyanyinya bernama Elvis Presley. Dia adalah penyanyi kesukaan orang tuaku," Jelas Minho. Chan mengangguk sambil memejamkan matanya, menikmati setiap lantunan lagu tersebut.

"Kau suka musik?"

"Aku mempelajari piano di rumah, namun hanya memainkan lagu tertentu," Minho mengangguk. Tak lama beberapa anak berlalu-lalang di depan bilik mereka. Chan melepas earphonenya dan berdiri.

"Sepertinya kita akan sampai, ayo kita ganti baju seragam!"

-

Alhamdulillah debut 🙏💫

Vomment please? Thankyou ^^

Incantato • Banginho Where stories live. Discover now