Second Year - 4

685 87 9
                                    

Liburan natal kali ini berbeda. Minho tidak pulang karena orang tuanya harus mengunjungi kerabat jauh yang tinggal di Korea. Sebagai gantinya, ia akan menghambiskan natalnya bersama beberapa temannya yang tidak pulang, termasuk Chan.

"Apakah orang tuamu mengirim hadiah?"

"Tentu saja!" jawab Minho semangat. Minho sudah mengirim burung hantunya ke orang tuanya, karena ia mengharapkan hadiah.

"Kalau kamu Chan?" Chan mengangguk juga.

"Orang tuaku selalu memberiku hadiah setiap natal. Tapi aku tidak terlalu berharap. Aku kasihan Changbin," Minho mengangguk paham. Chan adalah anak tunggal sepertinya, jadi ia paham betul rasanya menganggap seseorang sebagai adiknya.

"Hey, ke asrama Gryffindor yuk? Kita ajak Changbin jalan-jalan bersama,"

"Gryffindor? Kau ingin kita mati?? Kita tidak boleh sembarangan masuk ke asrama orang," Minho tertawa. Menarik tangan Chan menuju asrama Gryffindor.

"Tenang Chan, aku mengenal beberapa anak Gryffindor," bukannya Chan tidak mau, hanya saja.. ia Slytherin pergi ke asrama Gryffindor?? Lagipula, sebenarnya Chan ingin jalan-berdua-dengan-Minho.

Sesampainya di depan asrama Gryffindor, Minho menyapa lukisan yang menjadi penjaga pintu asrama.

"Halo, nyonya! Aku ingin bertemu dengan Seo Changbin!"

"Minho, anakku. Tunggu sebentar ya," jawab perempuan di lukisan itu, The Fat Lady.

"Kau pasti sering sekali ke asrama ini?"

"Tentu! Jungwoo, Kevin, dan aku berteman dengan Seonghwa," Tak lama, pintu terbuka dan Changbin keluar. Changbin memandang keduanya bingung, dan sedikit takut. Ia sedikit trauma dengan kejadian Pollyjuice Potion itu.

"Kalian mencariku?"

"Iya, kata Chan natal ini kau tidak pulang. Mau jalan-jalan bersama kami?" Changbin tampak ragu, namun ia mengangguk setuju.


-


Ketiganya berakhir di lokasi favorit Minho dan Chan, rerumputan dekat lapangan Quidditch.

"Hey, kenapa tidak pulang, Bin?" tanya Chan. Changbin hanya memandang lapangan dengan tatapan kosong.

"Ayah tidak menginginkan aku pulang. Ia belum siap berhadapan dengan anaknya yang bukan Slytherin," Chan paham kemudian memberi pelukan kepada adik sepupunya itu.

"Aku paham, Bin," tiba-tiba, Minho ikut bergabung dalam pelukan itu. Ia merasa gemas dengan keduanya.

"Aku juga mau ikut pelukan hehe," kata Minho.

"Tiba-tiba aku punya ide, bagaimana Jika besok kita rayakan pesta natal kecil-kecilan?" tanya Chan.

"AYO! Aku akan mengajak Jungwoo juga! Kau juga ajak temanmu deh Changbin! Kau juga Chan!" Chan tersenyum mengangguk, begitu pula Changbin.

"Tapi dimana?" Minho berseringai, membuat Chan dan Changbin bingung.

"Aku tahu,"





Incantato • Banginho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang