Chapter 16

383K 21.5K 2.3K
                                    

Haha ini three double namanya

Mumpung aku lagi semangat nulisnya, pengganti absen selama ujian hehe.

Jan lupa vote komen dan share ke teman kalian cerita ini

Happy Reading

💋💋💋

"Eits jangan mencoba kabur dulu, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu, dengar belum waktunya aku menyekap mu kembali, tapi aku sudah memberikan mu clue bahwa akan segera tiba waktu untuk menjadikanmu sandera kembali," ucap wanita itu mencekal tangan Alena.

Alena berusaha melepaskan diri namun tak berhasil, tubuh wanita itu berisi dan kuat.

"Lepaskan saya tante,"

"Tunggu dulu sayang, tante ini ingin mengamati wajahmu dulu," Alena risih di tatap seperti itu "Wah ternyata kamu tumbuh menjadi gadis cantik setelah lima tahun yang lalu aku menyekapmu," lanjutnya.

"Apa alasan tante sebenarnya?" Tanya Alena.

"Alasanku? Bukannya sudah tante katakan lima tahun yang lalu anak kecil?"

"Jangan panggil saya anak kecil tante!!" Bentak Alena.

"Idih kok tante ngerasa de javu sama sinetron animasi india haha,"

"Dasar wanita sinting emang, udah liat gue ketakutan dia masih bisa bercanda," batin Alena.

"Ah mungkin memang kamu tidak mendengar ucapan saya dulu karena kamu pingsan, andai saja bocah tengik itu tidak datang membawa polisi mungkin tante sudah menghabisimu!!" Ucap wanita itu kembali marah.

"Bocah itu membuat rencanaku gagal, aku harus mencari bocah itu dan memberinya pelajaran,"

Tubuh Alena menegang, sudah pasti yang di maksudnya adalah Devan pacarnya. Alena tidak akan membiarkan Devan dalam bahaya hanya karena masalahnya.

Dengan cepat Alena menggunakan jurus karatenya, dia memilin tangan wanita itu hingga kesakitan lalu kabur.

"Dasar anak sialan argh tanganku sakit!!!"

Wanita itu mencoba mengejar Alena, Alena berlari sesekali menengok ke belakang.

"Sialan, udah tua ototnya masih aja kuat ngejar gue," rutuk Alena masih terus berlari. Apalagi hotel ini sangat luas dan jarak toilet dan tempat ulang tahu perusahaan cukup jauh.

Sebuah tangan menarik Alena lalu membekap mulutnya. Alena memukul tangan itu agar bisa lepas.

"Ssstt ini aku, kamu jangan ribut dulu sampai orang itu pergi,"

Alena menurutinya meskipun belum tau siapa orang yang menolongnya.

"Maaf nyonya, kami tidak menemukan gadis itu,"

"Aish dasar tidak becus, saya sudah menyuruh kalian menunggunya di luar!!" Umpat wanita itu.

"Tapi tidak ada gadis yang melewati pintu itu nyonya,"

"Cepat cari ke semua ruangan!!!"

Alena mendengar semua percakapan itu, tangan yang membekap mulutnya sudah tak ada lagi.

"Uhuk uhuk," Alena bernafas tersenggal-senggal. "Apa lo ingin membunuh gue!!!" Bentak Alena belum melihat siapa orang itu.

"Jadi begini cara anak gadis seperti kamu berterima kasih pada orang yang menolongmu?"

Mata Alena membulat melihat siapa orang itu "Dokter Andi!!!!"

"Telingaku bisa budek karena teriakan kamu," ucap dokter Andi bersidekap dada menatap Alena.

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن