[05]

730 106 44
                                    

𝐏𝐮𝐫𝐩𝐥𝐞 𝐇𝐲𝐚𝐜𝐢𝐧𝐭𝐡

The Way Home

Waktu sudah menunjukkan pukul 11:11 malam, namun Yugi Amane belum kunjung terlelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11:11 malam, namun Yugi Amane belum kunjung terlelap.

Suasana  hening, hanya sedikit terdengar desis angin  malam yang berhembus masuk melalui jendela terbuka .Ruangan itu  sepertinya memang sengaja digelapkan agar sinar bulan saja yang menjadi satu-satunya penerang .

Entah sudah berapa jam terlewat, namun pemuda itu tidak kunjung beranjak dari tempat. Dia duduk di atas kursi kayu yang sengaja ditempatkan di depan jendela , bertopang dagu pada bingkai dan menatap lurus ke arah sang dewi malam dan beberapa teman kecilnya yang bercahaya . 

Tak lupa , sepasang earphone yang terhubung pada smartphone  tersumpal pada kedua telinganya. Tidak ada yang benar-benar tahu lagu macam apa yang sedang ia tengah dengar sekarang, hingga seulas senyum kecil itu mendadak terbit .

11 : 11 ,

Dan aku masih mengharapkan mu.

Senyum pahit.

harapan yang tabu memang.

dan sebuah helaan napas lolos dari bibir yang sedikit pucat tersebut, hingga mengeluarkan gumpalan asap akibat dari dinginnya malam.

Namun aku bahagia.,

Aku amat bersyukur  Karena telah dipertemukan dengan dia.

Mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya aku terjaga pada jam ini.

Kuharap dia pun selalu bahagia seperti yang ku rasakan.

Kalau bisa, selamanya.

Asyik berangan-angan, pemuda malang tersebut sepertinya tidak menahu ada bahaya yang mencekam dari belakang.

Sesosok yang bersembunyi dalam bayangan, tangannya disenjatai sebuah pisau dapur yang amat tajam.

Perlahan figur itu mendekat, mengendap-endap tanpa suara,dan ketika jarak mereka hanya sebatas senti meter saja, tangan bersenjata itu pun terangkat.

Swuuush

Pisau itu  dilayangkan  dengan kecepatan tinggi

dan..

——Grap!

Tangan figur tersebut secara sigap ditangkap oleh Amane .Waktunya juga sangat tepat seolah dia sudah memprediksi bahaya yang akan terjadi.

"Apa yang kau lakukan, Tsukasa? " tanya Amane  menatap tajam.

Yugi Tsukasa— adik kembar Amane— berdecih karena serangannya gagal total. Ditepisnya tangan sang kakak  dan ia pun memasang seringai lebar.

ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑵𝒊𝒏𝒆 𝒑𝒐𝒊𝒏𝒕 𝒆𝒊𝒈𝒉𝒕┊ AMANENE ˎˊ- ✔Where stories live. Discover now