1

669 90 21
                                    

Serim jalan terburu-buru, melewati kerumunan. Ia telat pergi ke kantor, padahal hari ini adalah hari pertama ia bekerja sebagai Manager Divisi Pemasaran di Bang Company.

Ia berjalan secepat mungkin berusaha masuk ke dalam subway, dan sialnya subway sudah penuh dan sesak. Namun, demi pekerjaannya, ia tetap memaksakan masuk.

Kereta bergerak dan membuatnya sedikit lega, 15 menit lagi ia harus sampai di kantor. Serim berusaha menetralkan nafasnya, namun ia sedikit terganggu. Lelaki di depannya, baunya seperti cokelat. Sangat manis, dan tanpa sadar, ia justru mendekat ke tengkuk si lekaki, ingin menghirup bau cokelat itu.

"Hey!" Lelaki itu berbalik dan memberi raut tidak suka kepada Serim, tapi menurut Serim lelaki ini semanis baunya.

"M-maaf,"

"Dasar mesum!" Lelaki itu sedikit menjauh dari Serim dan menyumpalkan sebuah headphone di telinganya. Serim merasa bersalah, ia ingin meminta maaf tapi kereta berhenti dan lelaki itu pergi keluar dari kereta lebih dahulu. Ia segera keluar dari kereta dan mencari lelaki tadi, tetapi ia sudah menghilang di kerumunan.

Serim melihat jam tangannya dan semakin terkejut karena waktu yang tersisa hanya 10 menit menuju kantor.

"Untung kau datang tepat waktu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Untung kau datang tepat waktu. Besok lagi jika kau telat, bisa-bisa kau kembali ke jabatanmu yang lama Park Serim,"

"Maaf Pak Chris, saya tidak akan mengulanginya," Serim membungkuk, memberi hormat kepada General Manager perusahaan ini, Christopher Bang, kemudian ia pergi ke ruang kerjanya.

Ketika ia masuk, ia disambut oleh beberapa tawa dari teman-temannya.

"Seorang Serim telat? Hahaha, bagaimana kau bisa telat?" Tanya San, teman satu bilik kerjanya.

"Ugh, aku semalam mengurus beberapa berkas dan berakhir tertudur di ruang TV. Aku lupa menyalakan alarmku," San semakin tertawa, membuat Serim mendengus dan memilih menyalakan komputer dan mulai bekerja.

"Serim, kau tahu? Semalam Wooyoung dan aku pergi mengecek toko cokelat yang baru dibuka. Toko itu selalu ramai, tapi cokelatnya memang enak sekali,"

Cokelat..

Serim teringat kejadian di subway tadi, lelaki tadi memiliki wajah semanis cokelat.

"Hey kau mendengar ceritaku atau tidak?" Serim terbangun dari lamunannya dan tersenyum kepada San.

"Hmm, intinya, kau harus mencoba cokelat dari toko itu. Mereka memiliki rasa cokelat yang khas dan rasa cokelatnya bervariasi,"

"Tapi kau tahu kan San, aku tidak terlalu suka cokelat?"

"Kau juga tahu aku tidak suka cokelat! Toko itu merubah pandanganku terhadap cokelat!" Kata San penuh semangat.

"Baiklah, aku akan mencobanya kapan-kapan," jawab Serim seadanya.

"Oh tidak kapan-kapan tuan, tapi hari ini bersamaku!"

"Hari ini?" San mengangguk antusias dan mendekati Serim.

"Jadi, nanti aku, Wooyoung, Changbin, Haknyeon, dan Mark akan pergi ke toko itu. Kita semua ingin membeli cokelat di toko itu," Serim berpikir sejenak dan akhirnya mengangguk, membuat san semakin bersemangat.

"Baiklah! Ayo kita selesaikan pekerjaan kita! Semakin cepat selesai, semakin cepat ke toko cokelat!"

"Baiklah! Ayo kita selesaikan pekerjaan kita! Semakin cepat selesai, semakin cepat ke toko cokelat!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Serim dan teman-temannya, keluar bersamaan. Toko cokelat itu ternyata tidak jauh dari kantor, mereka hanya perlu berjalan 10 blok dan menyebrang.

Sesampainya di depan toko, Serim memperhatikan toko itu. Menurutnya, toko cokelat itu cukup besar dan di dalamnya sangat ramai pembeli.

"Cokelat apa yang terkenal disini?" Tanya Haknyeon.

"Kemarin aku mencoba Chocolate Mint bar dan Chocolate Blackforest bar. Kedua itu adalah yang terlaris di toko, tapi ada juga cokelat-cokelat lain yang enak," jawab Wooyoung.

"Aku suka Chocolate fudgenya," timpal San.

"Ayo kita masuk!" Mereka bersama-sama memasuki toko itu dan Serim terkagum melihat isi tokonya. Menurutnya, toko ini mirip dengan toko cokelat di film yang ia tonton. Toko cokelat yang di dalamnya sangat besar dan luas.

"Aku akan mencari cokelat untuk kekasihku!" Changbin segera berpencar dari teman-temannya.

"Aku juga, aku mau mencari cokelat untukku,"

"Sanie~ ayo ikut aku!"

Serim ditinggal teman-temannya yang sibuk memilih cokelat. Sebagai orang yang tidak suka cokelat, Serim tentu saja bingung harus membeli cokelat yang mana.

"Kata San Chococolate Mint enak? Hmm, Marshmallow Chocolate bar? Matcha-choco bar?" Sesekali Serim mengambil satu batang dan mengembalikannya. Ia benar-benar ragu, takut ia tetap tidak menyukainya.

Bruk!

Serim melirik pegawai di sebelahnya yang tidak sengaja menyenggol kotak cokelatnya, mengakibatkan cokelat-cokelat itu berceceran.

"Biar kubantu,"

"Tidak usah!" Serim melihat ke depan, dan ternyata ia adalah lelaki di subway tadi.

"Kau?"

"Si mesum??"

-

(A/N) Hello! This is my first Cravity fanfiction i hope you guys enjoy it! ^^

Chocolate • Sellen Where stories live. Discover now