Tante Brenda

5.4K 780 44
                                    

Benar dugaan Sasa, Saga sakit panas tujuh hari berturut-turut setelah hari itu. Mereka sampai bergantian bawa mobil pergi ke kantor, Sasa tidak tega melihat Saga memaksakan diri ingin masuk kerja di saat badannya mencapai 37 derajat celcius. Saga sampai berterima kasih kepada Sasa yang mau bergantian membuatnya bisa memiliki waktu tidur lebih di mobil.

Karena Saga sakit Ibu jadi ke rumah waktu itu. Membawakan berbagai obat yang biasanya Ibu berikan untuk anak-anaknya.

Biasanya Mama dulu memberikan Saga air jeruk hangat setiap cucunya itu sakit, jadilah Ibu berkali-kali mentitah Sasa untuk melakukan hal yang sama kepada Saga.

Selama Saga sakit pun tidak ada peristiwa drama Korea mewarnai kediaman mereka. Kalau dipikir ada adegan Sasa tau-tau memeluk Saga karena demamnya, atau Sasa yang menyuap makanan untuk Saga, itu pasti bukan rumah tangga mereka.

Mereka masih sama seperti Sasa dan Saga yang sebelumnya, hanya saja setelah Saga sakit telepati mereka jauh lebih terkoneksi tanpa mereka sadari.

Lambat laun kadar pemahaman keduanya membuat mereka mengerti harus berbuat apa, seperti jika Sasa lebih banyak mengurung diri di kamar dibanding membuka laptop di ruang TV berarti ia sedang dilanda datang bulan. Jika rabu malam Saga tak pulang sebelum jam sembilan berarti ia ada jadwal main basket bersama teman-teman, berarti Sasa tak perlu masak makan malam dan cukup letakkan kunci di bawah keset teras depan.

Meski tak saling mengatakan pada satu sama lain, namun mereka merasa beruntung menyetujui pernikahan itu. Jika saja tidak, mungkin Sasa dan Saga terperangkap pada pernikahan yang membutuhkan seks dan cinta sungguhan.

Karena sebanarnya mereka hanya butuh teman. Teman untuk ditanya jika butuh pendapat tentang kerjaan, teman membeli barang agar lebih murah secara online, teman mengerjakan tugas lembur di rumah agar tidak perlu di kantor hingga malam. Sepele memang, tapi justru hal-hal itu yang mereka butuhkan. Sebagai dua individu yang bekerja sama dalam pernikahan ini, mereka merupakan tim yang seimbang.

Saking seimbangnya, kekacauan pertama mereka bahkan terjadi saat pernikahan mereka telah terhitung setahun lebih, saat lebaran. Kekacauan itu mungkin tak akan terjadi jika bukan karena Tante Brenda.

Iya, Tante Brenda. Tante yang paling sering membuat sepupu-sepupu insecure dengan pertanyaan ceplas-ceplosnya. Tipikal tante-tante yang akan bertanya, "Udah lulus?"; "Udah selesai skripsinya?"; "Udah dapet kerjaan?"; "Udah punya calon belum?"

Dan masalahnya lagi, Tante Brenda adalah seorang dokter kandungan.

Firasat Sasa sudah tak enak melihat Ibu berbicara lama dengan Tante Brenda di kamar Eyang hingga berjam-jam saat hari lebaran.

"Pak, saya takut deh sama Tante Brenda. Bapak kalo dia tanya aneh-aneh nanti hati-hati ya, dia dokter kandungan."

Masalahnya ini sudah setahun setengah Sasa menikah dengan Saga. Ibu yang ngebet menggendong cucu kerap menanyakan kesuburan rahim anaknya.

Gimana mau subur orang dibuahi aja nggak.

Apalagi mengingat hari pernikahan Dio yang semakin dekat, ibu semakin sering bertanya dengan ancaman, "Kamu nggak takut nanti disalip Dio??!!"

"Ya gimana Bu orang belom dikasih!"
Selalu begitu jawab Sasa.

Tetapi kalau sudah Tante Brenda, Sasa tak tahu pertanyaan apa yang kemungkinan keluar dari mulutnya.

"Nah ini dia yang diomongin." Tau-tau Tante Brenda berdiri di depan Saga dan Sasa. "Sini ikut Tante."

Kan!!

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang