Shall I?

3.9K 457 124
                                    

Inhale, exhale, inhale, exhale, inhale, exhale...

Setelah Sasa mandi dan bergantian Saga yang mandi tadi siang, Sasa terus saja menaikkan kedua ujung bibirnya menikmati game yang baru ia coba.

Merasa biasa saja, selain membawa pengaruh tersendiri pada hatinya, juga membuat atmosfer lebih baik berbicara dengan Saga.

Hal tersebut dapat membuat Sasa berbicara dengan Saga seakan apa yang tadi ia lakukan tak membuat pipi pria itu memerah. Dengan raut wajah enteng, tadi Sasa berkata 'Sorry for what happened I forgot to bring my shirts with me'. Dan Saga menjawabnya enteng juga dengan 'No it's ok I was just taken aback I was focusing on my screen and the next thing I knew a girl walked in with a towel only'.

Bahkan sekarang mereka sudah jalan berdua. Setelah tidur siang sebentar, keduanya memutuskan untuk menonton teater di Radio City dan berangkat menuju lokasi konser Imagine Dragons.

Sebenarnya menonton teater akan seru jika dilakukan malam hari, namun berhubung jadwal malam mereka sudah terisi dengan menonton Dan Reynolds dkk., jadilah mereka menonton teater sejak pukul tiga tadi.

Sepertinya kota New York ini memang sedang dipenuhi hal-hal berbau The Sound of Music. Tadi saat di danau, Loeb Boathouse memainkan banyak soundtrack lagu film tersebut, ketika mereka juga keluar melewati lobby hotel, di depan salah satu ballroom ada pemberitahuan balldance party besok malam sebagai rangkaian commemorating 55 years of The Sound of Music, dan pertunjukan teater yang baru mereka tonton barusan pun juga mengangkat film tersebut.

Selama menonton pertunjukan, Sasa baru menyadari ia dan Saga tidak pernah sama sekali menonton bioskop berdua. Dua tahun, tinggal bersama, baik Sasa dan Saga tak pernah berbicara untuk menonton film terbaru di bioskop. Baru kali ini mereka menonton pertunjukan dalam gelap di kursi berundak-undak seperti tadi.

Sebelum pertunjukan mulai, keduanya kerap berkomentar tentang dekorasi panggung yang sangat identik dengan latar film tahun 1965 itu. Saat di tengah pertunjukan pun mereka terus takjub dengan betapa miripnya cerita dan pemain yang memerankan karakter film, seperti di antaranya Nona Maria, Frau Schmidt pembantu istana, anak pertama Liesl hingga anak terakhir Gretl.

Orkestra yang megah pun membuat para penonton semakin terpesona dengan permainan teater. Mulai dari lagu I Have Confidence yang menghentak-hentakkan kaki, lagu centil Sixteen Going on Seventeen, lullaby So Long Farewell, sampai lagu Edelweiss khas Kapten Von Trapp dengan permainan gitarnya.

"The movie was actually a remake from a Germany movie, did you know?" Saga memberi tahu saat mereka sudah selesai menonton, melewati papan-papan pertunjukan yang memapangkan poster pertunjukan broadway lainnya.

"Really?! It's a remake? I didn't know it?"

"Iya." Saga membukakan pintu untuk Sasa saat mereka keluar pintu utama menuju mobil. "Die Trapp Familie, originally from Maria von Trapp memoir. Lebih bagus dari yang versi US menurut saya. Though the Hollywood one is wonderful too, but the Germany version is more realistic."

Now the way this man talked about classic thing... He really just talked about old literature? How many charms could he carry in just one body? How sexy.

Memuja Saga yang kini berjalan di depannya, Sasa sampai tak sadar mereka sudah sampai di mobil. Saga pun masuk ke bangku kemudi sedang Sasa masuk ke bangku penumpang depan di kanan.

Dan saat Saga menyalakan mesin mobil, tiba-tiba Sasa menarik perhatiannya. Wanita itu yang baru saja duduk dan ingin memakai seatbelt kesusahan menarik sabuknya.

The Proposal | A Romantic ComedyWhere stories live. Discover now