Crazy - 07

105K 5.4K 147
                                    

HARUSKAH Jake mengumpat keras-keras sekarang? Dia sudah berada di ujung tanduk, tapi perempuan yang sedang ia gagahi malah sibuk lirik-lirik pintu kamar dengan wajah takut. Ditariknya wajah Syila agar kembali menatapnya, lalu ia bungkam bibirnya dengan ciuman maut.

Jake harus mendapatkan pelepasannya sekarang atau dia akan uring-uringan seharian. Kalau saja dia bisa main solo atau menyewa jalang lain setelah pulang dari sini. Namun, ia ingat betul saat miliknya tiba-tiba saja berhenti berfungsi saat ia sedang mencoba tidur dengan wanita lain.

Perawan sialan!

"Ugh Bang, ada tamu di luar," kata Syila sembari mendesah atas kenikmatan yang ia berikan.

"Sssttt, abis ini."

Jake memompa miliknya semakin cepat sampai keduanya sama-sama mencapai kulminasi, lalu Jake menarik diri. Syila sendiri langsung bangkit dan bergegas menuju almari, mengeluarkan pakaian tidurnya lalu mengenakannya tanpa melihat Jake lagi.

Astaga, apa Syila sama sekali tak berkesan dengan seks yang baru saja mereka lakukan?

Syila menoleh, dia menatap Jake panik. "Aduh, Bang, lo kenapa diam aja, sih? Pakai baju cepet, terus sembunyi, jangan keluar lagi, apa pun alasannya."

"Ngapain gue harus sembunyi?" Jake bersedekap dada. "Udah kayak maling aja harus sembunyi."

"Ya elah, Bang. Itu kalau yang datang abang atau bokap gue gimana?" tanya Syila yang mulai panik.

"Enggak masalah. Sekalian aja gue bilang, kalau gue mau tanggung jawab."

Syila melotot. "Ngomong apa? Tanggung jawab?"

"Iya, sekalian, kan? Gue bisa ngomong sama mereka kalau gue mau nikah sama lo, kenapa lo panik banget begini? Tenang aja kali, Syil."

"Iya jelas paniklah, Bang!" Syila menghela napas kasar. "Denger, ya, kalau abang gue ngelihat Abang di sini, bukannya dia setuju sama Abang, dia pasti bakal nentang niat Abang. Walaupun kelihatan nggak pedulian, tapi abang gue itu lebih protektif dari kelihatannya. Belum lagi, kalau Papa yang ke sini, bukannya biarin Abang tanggung jawab, malah Abang bisa aja dikebiri!"

Jake mendelik. Yang benar saja? Dia tahu dia bajingan, playboy, berengsek, dan segala umpatan buruk lainnya. Namun, dia serius bertanggungjawab. Masa iya tanggapan keluarga Syila seperti itu?

Akan tetapi, kalau mengingat-ingat bagaimana sifat Syila yang aneh begini, bisa saja keluarganya juga punya sifat aneh yang sama, kan?

Ingat pepatah, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.

"Sialan!"

Jake ikutan kalang kabut, dia tidak masalah niatnya ditentang, toh, dia masih bisa berusaha, tapi kalau dia sampai dikebiri, ini yang bahaya. Bagaimana cara dia membuat keturunan Adytama kalau dia dikebiri sama orang tua Syila?

"Gue harus sembunyi di mana?" tanyanya pada Syila yang terpana melihat Jake memunguti pakaiannya dan mengenakannya dengan kecepatan kilat.

"Di kolong ranjang, eh, jangan ... di kamar mandi aja, eh, jangan juga ... di lemari, deh, eh ... di mana, ya?"

Jake mengumpat sekali lagi. Astaga, di mana dia harus sembunyi sekarang? Beranda kamar?

Jake melirik beranda kamar Syila yang bisa dibuka. Dia menatap Syila, lalu mengulurkan tangannya. "Kunci beranda mana? Gue pulang lewat beranda aja."

"Eh, jangan gila!" Bel depan kembali berbunyi nyaring. "Ini lantai dua puluh, Abang mau kabur lewat mana? Masa iya lompat dari sini, Bang?"

Jake berdecak. "Udah, diem aja. Gue punya cara. Siniin kunci beranda lo, gue mau pulang."

Syila berjalan menuju almari dan mengambil kunci, lalu membiarkan Jake menuju beranda kamarnya. Syila hanya berdoa, semoga Jake tidak bertindak gila dengan melompat dari lantai dua puluh?

Iya kali, dia mau ngarep apa? Lantai dua puluh, berani lompat? Jawabannya sudah jelas, kalau dia akan tamat.

____

Pindik saja, ya. 😝😝

Besok gak update, ah, biar pada neror.

Hahahaha 🤣🤣

/Lagi pengin ditodong/

Crazy Playboy [TAMAT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz