REMEMBER

839 16 0
                                    

" Ingatkah kamu saat kita pertama kali bertemu?" ujarnya padaku.

" Tidak."

" Mungkin kamu akan ingat kalau aku bawa kamu ke tempat kita pertama kali bertemu."ujarnya lebih kepada dirinya sendiri.

" Lebih baik kita nggak usah bertemu lagi."

Hanya itu yang aku ucapkan sebelum pergi meninggalkannya di taman pagi ini.

Yang benar saja, mana mungkin aku tidak ingat saat pertama kali bertemu dengannya.

Aku hanya kesal dengan sikapnya saat kami bertemu beberapa bulan lalu. Menjadikan aku sebagai gurauan bahan candaan saat reuni akbar tempat kami dulu bersekolah.

Dulu aku sempat menyukai dia saat kami sekolah. Walaupun hanya berakhir dengan label "sahabat terbaik". Dia yang notabene-nya adalah siswa populer dengan segudang kesibukan, dan aku yang hanya siswi tanpa embel-embel populer dibelakangnya. Dua hal yang membuat siswi lain iri dengan kedekatan kami.

Hingga terjadilah kejadian memalukan yang harusnya tidak akan pernah kuingat lagi. Pulang dengan wajah penuh dengan tepung yang baunya saja sukses membuatku memuntahkan kembali makan siangku. Belum lagi rambutku yang di kepang dua, dengan tambahan telur ceplok diatas nya. Membuatku lebih mirip orang gila kampung daripada anak sekolahan. Aku bukan sedang dikerjai karena sedang berulang tahun, tapi dikerjai karena selalu ada didekat si cowok populer itu.

Harusnya dia tidak mengungkit masalah itu lagi. Tidakkah dia tau bahwa dialah penyebab utamanya?

Dia adalah sumber masalah bagiku. Sudah cukup beberapa tahun yang sudah aku habiskan untuk melupakan dia dan pacar si***nnya itu. Aku menyesal menghadiri reuni akbar si***n itu.

When Cinta Meet LoveWhere stories live. Discover now