2. Aforisme

41 4 21
                                    

Afo.ris.me
Pernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup dan kebenaran umum.

mePernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup dan kebenaran umum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf, bisa bertemu Kak Ale?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf, bisa bertemu Kak Ale?"

Ale mengangkat wajah, memperhatikan gadis berjilbab di depannya. Wajahnya imut, seperti karakter kartun jika dipajang di etalase. "Gue Ale."

Gadis itu tersenyum lega. "Oh, syukurlah. Saya mau ambil kunci apartemen."

Ale menyingkir dari bar, melepas celemek merah yang menggantung di lehernya. Dua hari lalu, sahabatnya memang menitipkan kunci apartemen kepadanya. Haidar bilang jika adiknya akan tiba di Indonesia sekitar pukul satu siang. "Elysia?"

Si gadis tersenyum sopan. Mata bulatnya membentuk lengkungan bulan sabit. Dia mengangguk. "Iya. Bisa saya ambil sekarang, Kak?" Elysia memandang langit kelabu dari balik pintu kaca, "mau hujan ini kay-"

Bukan hanya gerimis sebagai salam awal, hujan dengan intensitas deras seketika membumi. Elysia menghela napas panjang. Jika sudah begini, sepertinya dia harus menunggu sedikit reda untuk bisa sampai apartemen.

"Supir masih nunggu?"

Elysia menggeleng. "Bapaknya buru-buru pulang, anaknya sakit."

Ale memandang sekitar Elysia. Tidak ada barang apapun yang dibawa oleh gadis itu selain ransel yang masih menggantung di bahunya. "Oh." Ale mengangguk, "lo duduk aja dulu kalau gitu. Gue ambil kuncinya."

Elysia setuju. Gadis itu juga butuh sesuatu untuk menghangatkan diri. "Iya, Kak."

Ale segera berlalu. Elysia masih di tempat, menyisir pandangan pada etalase di sebelah kiri, terlihat beberapa varian desert cantik, kesemuanya hanya dua warna, cokelat dan putih. Elysia tergoda mencoba satu, Chocoblast, sebuah cake putih dengan pasta cokelat di atasnya. Satu dari beberapa jenis yang menurut Elysia paling sederhana tampilannya, tapi langsung mencuri perhatian. Setelah memesan itu dan satu minuman panas, Elysia mengambil tempat duduk tepat di samping jendela, meja nomor sebelas. Kaca jendela mulai mengembun, beberapa pejalan kaki terlihat meneduh di seberang kedai.

AntagonisWhere stories live. Discover now