Something Happened 1

516 25 0
                                    

...

Suasana menjadi tegang, ketika Seokjin membalas perkataan Taehyung. Hoseok terdiam, tak ingin ikut dalam perdebatan itu. Jimin pun sama.

Taehyung terus memberi tahu kakak tertuanya tentang bagaimana ia harus lebih cepat dalam melangkah. Namun, Seokjin yang sudah lelah dan juga tengah mengalami tekanan sejak konser dimulai merasa jengah menanggapi Taehyung. Jujur, kepalanya sudah berputar-putar.

Namjoon akhirnya masuk dalam perdebatan itu, melerai perdebatan yang tak kunjung usai. Ia sebagai leader tentunya juga memiliki beban yang berat. Apalagi delapan menit lagi mereka harus tampil kembali.

"Apa yang kalian lakukan? 8 menit lagi kita harus tampil. Dan kalian memulai perdebatan yang bisa kalian lakukan setelah konser berakhir? Ayolah kalian harus professional!" Seru Namjoon.

Seokjin sebagai yang tertua sadar diri bahwa perdebatan ini adalah dirinya yang juga menjadi pemicu. Benar apa yang dikatakan Taehyung, Seokjin kurang cepat dalam melangkah.

"Tae, maafkan aku. Kamu benar, aku akan berusaha melangkah lebih cepat" Ujar Seokjin yang juga menepuk-nepuk bahu yang termuda.

Taehyung terdiam, ia melangkah menuju meja rias. Hatinya terasa sesak saat itu, ia mengatakan kebenaran untuk membuat kakaknya lebih baik dalam tampilannya. Namun yang ia dapat hanyalah perdebatan dan berakhir membuat sang leader harus turun tangan menghentikan mereka. Taehyung hanya memiliki niat yang baik untuk kakaknya namun niat baiknya seperti tidak diterima juga dengan baik.

Yoongi yang juga melihatnya, hanya bereaksi biasa saja. Bertengkar menurutnya adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan dekat. Mereka sudah hidup selama lebih dari 5 tahun, hingga pertengkaran biasa terjadi.

"Kalian harus menyelesaikan ini setelah konser, aku tak ingin kerja tim ini berantakan karena perdebatan kecil kalian disaat yang tidak tepat ini" Ujar Namjoon yang lalu pergi untuk kembali ke panggung.


...


"Tae, kau harus segera bicara dengan Seokjin Hyung, aku harap tidak akan ada perang dingin diantara kalian"

Jimin menepuk bahu Taehyung, mereka sedang berjalan beiringan di koridor dorm mereka.

"Hmm" Taehyung hanya berdehem saja, ia justru ingin mendinginkan kepalanya terlebih dahulu dan justru ingin Seokjin yang menemui dirinya. Ia memang lebih muda tapi apakah  memang yang termuda harus selalu yang menjadi proaktif untuk yang lebih tua?

Ia memutuskan untuk ke kamarnya terlebih dahulu. Membersihkan diri dan juga sekaligus mendinginkan kepalanya dengan guyuran air dingin.

Taehyung membuka pintu kamarnya dengan lunglai, ia letakan tas yang sedari tadi tersampir di bahunya. Kemudian dirinya tak menunggu waktu lama lagi melucuti pakaiannya dan masuk ke kamar mandi untuk membilas diri.

Air dingin yang mengguyur tubuhnya sedikit memberikan sensasi relaksasi. Pikirannya kian menjadi jernih, ia menyadari seharusnya ia tak membicarakan hal yang ia debatkan dengan Seokjin ditengah-tengah pelaksanaan konser.

Taehyung juga menyadari bahwa dirinya terlalu memaksakan idenya sendiri, ia tahu Seokjin pasti sudah berusaha dengan sangat keras.

Memang diantara mereka bertujuh untuk urusan menari, sudah sekeras apapun dan menempuh cara apapun tarian Seokjin meningkat dengan caranya sendiri dan tidak dapat disamakan dengan keenam member lain.


Taehyung membasuh wajahnya, ia membulatkan tekadnya untuk bertemu dengan Seokjin malam ini. Ia tak mau menundanya. Ia ingin meminta maaf karena tindakannya yang begitu kurang tepat dan bisa saja menyakiti kakaknya. 


Segera Taehyung memakai celana piama dan hodie abu-abunya. Mengeringkan rambutnya dan membawa sedikit kudapan untuk dimakan bersama-sama dengan Seokjin.


Taehyung sudah ada di depan kamar Seokjin. Entah kenapa ia merasa gugup untuk bertemu dengan kakaknya tersebut, mungkin karena ia sadar bahwa dirinya yang mengawali perdebatan tadi atau mungkin karena ia tahu Yoongi tidak bersama dengan Seokjin karena Yoongi memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya setelah  mendapat suntikan obat di bahunya yang cedera.


Setelah tur konser di negaranya, Seoul adalah konser terakhir dan ketika konser terakhir selesai, mereka akan mendapatkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat. Jungkookpun pulang ke rumahnya karena mendapati kabar bahwa keluarganya datang berkunjung. Begitu juga Namjoon.


Tok    tok    tok


"Hyung, ini aku Taehyung. Bolehkah aku masuk?"

Sebenarnya ia tahu Seokjin tidak biasa mengunci pintunya, karena ia satu kamar dengan Yoongi. Berbeda dengan dirinya yang memiliki kamar sendiri.

Tak ada jawaban, kemungkinan kakak tertuanya sedang membersihkan diri.
Taehyung mengetuk lagi sambil meminta izin untuk masuk saja. Dari pada menunggu diluar.


"Hyung, aku  masuk" Taehyung membuka pintunya dan memang benar pintunya tidak dikunci. Taehyung melangkahkan kakinya kedalam kamar dengan nuansa yang berbeda.

Wilayah kamar Yoongi terlihat lebih gelap karena Yoongi memakai sprei hitam, selimut hitam, dan juga korden hitam. Berbeda dengan kakak yang paling tua, menggunakan nuansa putih untuk menata wilayahnya.


Tidak ada suara di kamar mandi. Biasanya akan terdengar kucuran shower jika kakaknya sedang membilas diri.

"Hyung?" Taehyung memanggil kakaknya namun tak ada sahutan.

Ia melangkah lebih dalam ke kamar kakaknya, ia pikir kakaknya sedang berada diluar kamar. Namun bola matanya melebar, ketika Taehyung menemukan tubuh kakaknya yang tergeletak di lantai.

Taehyung segera melangkah mendekat, ia mengguncang tubuh kakaknya.

"Hyung"

Panggil Taehyung, namun kakaknya tidak merespon. Diguncangnya kembali, hingga tubuh kakaknya berubah posisi menjadi terlentang.

Taehyung lagi-lagi melebarkan bola matanya ketika ia melihat lelehan darah yang hampir mengering dari mulut kakaknya.

"Hyung!" Taehyung membawa tubuh Seokjin ke pangkuannya.

Menepuk-nepuk pipi Seokjin berharap terdapat respon dari kakaknya. Namun, Seokjin tetap tak bergeming, tubuh Seokjin kian mendingin membuat Taehyung berteriak.

"JIMINAH! JIMINAH!" Taehyung berteriak memanggil Jimin sekencang mungkin. 

"JIMINAH! JIMINAH!"

Taehyung makin panik. Ia mendekap tubuh kakaknya.


"Hyung, kumohon bangunlah" Taehyung benar-benar tidak tahu apa  yang harus ia lakukan. kepanikannya membuat otaknya membeku tak mampu untuk berpikir.


"JIMINAH!!!"


"Taehyung-ah, kenapa kau berteriak-teriak?" Ujar Jimin yang sudah sampai di kamar Seokjin. Awalnya Jimin mengira Taehyung di kamarnya, namun setelah di cari, kamar Taehyung kosong. Hingga teriakan Taehyung kembali mengudara membawanya melangkah ke kamar Seokjin.


"Jimin-ah, Seo-Seokjin Hyung tidak mau bangun" Taehyung sudah berderai dengan air mata. Membuat Jimin melebarkan matanya melihat Seokjin yang ada dalam pangkuan Taehyung.

Jimin segera berlari keluar kamar untuk mengambil ponselnya. Ia segera menelfon nomor telepon darurat, 119.

Kemudian ia menghubungi manajer dan juga membangunkan Hoseok yang tadi sudah tertidur.


Mobil ambulance sudah tiba, mereka hanya mampu melihat tanpa berbuat sesuatu ketika Seokjin diangkut kedalam mobil ambulance dengan masker oksigen.

Taehyung masih shock, ia menjelaskan apa yang terjadi pada petugas medis dengan terbata-bata.


Setelah mobil ambulance melaju, mereka kembali kedalam dorm, Hoseok segera membawa selimut dan membuat coklat panas untuk menenangkan Taehyung.

"Apa yang terjadi?" Hoseok akhirnya bertanya setelah memilih waktu yang pas. Ia tak dapat mendengar jelas ketika Taehyung sedang menjelaskan situasi Seokjin.

Taehyung meremat cangkir coklat yang dipegangnya.

"Hyung—"

Taehyung sejenak terdiam.

Dan Hoseok menunggunya.

"Aku ke kamarnya, bermaksud untuk membicarakan kejadian di konser dan juga meminta maaf padanya. Tapi aku temukan Seokjin Hyung sudah tidak sadar dilantai"

"..."

"Lalu-lalu ada darah dari mulut Seokjin Hyung" Bahu Taehyung menegang.

"Apakah sudah ada kabar?" Taehyung menoleh ke arah Hoseok.

"Belum, Jimin belum menghubungi" Balas Hoseok.

"Apakah Seokjin Hyung selama ini sakit? Mengapa bisa dia berdarah seperti itu dari mulutnya? Apa dia muntah darah?"

Hoseok kembali mengusap bahu Taehyung untuk menenangkannya.

"Kita belum tahu Taehyung, kita tunggu kabar dahulu dari Jimin. Kita jangan membuat kesimpulan terlebih dulu"

"Aku khawatir Hyung, Seokjin Hyung tidak pernah seperti ini. Ia bahkan tidak pernah pingsan kalau kelelahan juga"

"Aku tau, aku juga khawatir. Tapi disana sudah ada Jimin dan Seijin, kita tunggu kabar dari mereka. Istirahatlah"

"Hyung aku takut"

Hoseok yang faham segera mengantar Taehyung ke kamarnya, agar tidak tidur sendirian.


...

Tbc

Something HappenedWhere stories live. Discover now