Something Happened 3

415 24 0
                                    

...

Taehyung meraih jemari yang terlihat begitu kurus itu, mengusapnya beberapa kali. Ditatapnya Seokjin yang masih memejamkan matanya, seperti ia tak ingin memulai kehidupannya lagi.

Taehyung masih menyusuti air matanya yang meleleh dengan kemeja yang melekat pada lengannya. Tangannya tak sedikitpun lepas mengenggam tangan Seokjin sejak dia diperbolehkan masuk.

Seokjin sudah dipindahkan dari ruangan ICU ke ruangan perawatan biasa. Dokter mengatakan keadaan Seokjin cukup ada peningkatan hingga mereka tinggal menunggu Seokjin sadar.

"Hyung, kapan Seokjin hyung bangun?" Tanya Taehyung pada Hoseok yang dari tadi tengah mengotak-ngatik tab-nya.

"Aku berharap Seokjin hyung sadar secepatnya, hingga kita bisa mendengar langsung darinya apa yang sebenarnya terjadi." Ujar Hoseok. Dia tengah menghubungi Namjoon apakah terdapat perkembangan mengenai penyelidikan yang dilakukan orang-orang agensinya.

"Hyung, bagaimana kalau Seokjin hyung memang tidak mau bangun? Bagaimana kalau dia tidak bangun lagi? Aku bersalah padanya, aku ingin meminta maaf" Ujar Taehyung begitu tercekat.

"Bukan kau saja Tae yang merasa bersalah seperti ini, aku juga, kita semua juga merasa bersalah mengapa kita tidak tahu apapun tentang Seokjin Hyung. Mengapa kita bisa luput dan tidak benar-benar memperhatikan kakak kita" Sekarang Yoongi ikut dalam percakapan, ia mendudukan dirinya dengan tegak. Sedari tadi Yoongi melipat tangannya diatas perut dan duduk menyender di sofa, memejamkan matanya dan mendengarkan percakapan dua orang yang lebih muda darinya itu.

Taehyung berderai air mata kembali. Hoseok menghampirinya dengan mengambilkan tisu.

"Tenanglah, kau sudah dengar apa yang dikatakan dokter bukan? Seokjin hyung akan segera sadar. Ia akan segera bersama-sama dengan kita lagi" Hoseok menepuk-nepuk bahu Taehyung dari dari tadi bergetar.

"Sudah ada kabar dari Namjoon?" Yoongi bertanya pada Hoseok.

"Mereka belum menemukan apapun. Hyung, kau kan satu kamar dengan Seokjin Hyung. Apakah kau tidak menemukan sesuatu yang aneh dengannya?" Hoseok kembali bertanya.

"Kalau aku menemukan sesuatu yang aneh, pasti aku sudah menyadarinya selama ini. Kenyataannya aku tidak benar-benar memperhatikannya dengan benar. Ia selalu terlambat kembali ke kamar setelah memiliki kelas dance tambahan dan kelas vocal. Dia terlihat lelah sekali. Hanya itu saja yang aku sadari."

"HYUNG!! HYUNG!!" Taehyung menarik-narik Hoseok.

Hoseok yang ujung bajunya tertarik pun, menolehkan dirinya pada Taehyung yang bergerak-gerak heboh.

"Tangan Seokjin Hyung bergerak!"

Hoseok melebarkan matanya. Segera mendekat ke arah kakaknya.

"Seokjin Hyung kau mendengarku?" Ucap Hoseok dengan lembut.

Seokjin menggerakan bola matanya yang masih terpejam. Tangannya bergerak ke arah Taehyung yang langsung digenggam oleh Taehyung.

"Hyung kau sadar?" Ujar Taehyung antusias. Ia begitu menantikan momen ini.

Yoongi segera keluar dari sana untuk memanggil suster melupakan bahwa sebenarnya terdapat tombol darurat di dekat ranjang, saking hebohnya.

Kemudian tidak lama perawat masuk dan memeriksa Seokjin. Perawat itu memanggil-manggil nama Seokjin hingga Seokjin membuka matanya.

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa kurang jelas, hingga ia melihat wajah Taehyung yang terdapat di sampingnya.

"T-Tae" Ucapanya terbata dan sangat pelan.

"Hyung, syukurlah " Taehyung menciumi tangan Seokjin yang sedari tadi ia genggam dan menggumamkan rasa syukurnya.

Namun, mata Seokjin menutup kembali membuat Taehyung panik.

"Hyung! Hyung!" Taehyung memanggil-manggil kakaknya, namun Seokjin tetap merapatkan kedua matanya tak bergeming.

Taehyung sudah panik dan akan menangis kembali hingga perawat segera menenangkannya.

"Tenang Tuan, pasien baik-baik saja. Kondisi tubuhnya masih lemah, biarkan pasien beristirahat kembali. Nanti dokter akan memeriksanya kembali." Ujar perawat tersebut.

Taehyung menghela nafas lega. Ia sangat takut kalau ia akan kehilangan kakaknya.

Hoseok segera menghubungi agensi tentang keadaan Seokjin, dan Yoongi memberitahu anggota lain dengan menelfon mereka.

...

"Tae aku dimana?" Tanyanya masih bingung. Setelah dua jam tidur, Seokjin akhirnya bisa membuka matanya lagi dan bertahan pada kesadarannya.

"Kau dirumah sakit Hyung" Tae masih disana tidak melepaskan perhatiannya. Sampai-sampai ia tunggui Seokjin selama dua jam tertidur tadi. Ia tak beranjak kemana pun.

"..." Seokjin tidak bertanya lagi dan hanya mengedarkan pandangan matanya. Ia menemukan para member sudah berada disana memperhatikannya.

"Kau telah mendapatkan operasi pada organ dalammu hyung. Kau terluka hingga kami membawamu ke sini. Kau sudah tidur selama empat hari pasca operasi" Ujar Hoseok.

Seokjin berusaha mencerna apa yang dikatakan Hoseok. Ia mencoba mengingat-ngingat apa yang terjadi.

"Kau tidak mengingat apapun?" Tanya Hoseok.

Seokjin perlahan menggeleng. Ia meraih tangan Taehyung yang bersidekap sejak tadi disampingnya.

"Ma-maaf" Ucapnya lirih.

Taehyung melebarkan matanya. Harusnya dia yang mengucapkan maaf pada kakaknya.

"Tidak Hyung, jangan meminta maaf. Kau tidak salah apapun. Aku yang harusnya meminta maaf, kau ingat pada saat kita bertengkar setelah konser? Aku merasa bersalah sekali padamu waktu itu. aku ingin meminta maaf tapi aku malah menemukanmu pingsan di kamar. Maafkan aku. Maafkan aku. Aku benar-benar takut kau tidak bangun lagi."

Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah merepotkan kalian, aku yang harusnya meminta maaf"

Namjoon yang sudah berada di dekat ranjang tempat Seokjin terbaring, perlahan mengusap kepala kakaknya.

"Hyung, kau tidak ada salah pada kami. Merepotkan bukanlah suatu kesalahan. Kita satu grup akan selalu saling merepotkan satu sama lain, saling membantu satu sama lain. Kau sudah banyak membantu kami, berusaha keras dengan kemampuanmu dalam membantu grup hingga kita sekarang sudah dikenal oleh banyak orang. Oleh karenanya, jangan lagi meminta maaf okay?"

Seokjin masih mematung mendengar perkataan Namjoon.

"Iya Hyung, kalau kau meminta maaf terus. Kami juga akan mengucapkan kata maaf padamu sebanyak-banyaknya hingga kau bosan mendengarnya" Jungkook menimpali hingga mendapat jitakan di kepalanya oleh Jimin.

Seokjin terkekeh. Membuat semua orang merasa lega.

"Terimakasih sudah membantuku" Ujar Seokjin dengan tersenyum dan dihadiahi usapan lembut di kepalanya oleh Jimin.

...

Tbc

Something HappenedKde žijí příběhy. Začni objevovat