Chapter 14

1.7K 10 0
                                    

Lembut.
Hangat.
Kenyal.

Itulah yang saat ini Clara rasakan pada bibirnya. Sedari tadi sejak ia mengangguk mengiyakan apa yang Mark sarankan, yaitu sesuatu yang lebih.

Jika dengan otak normal ,kelakuan Clara saat ini sungguh sangat tidak terpuji. Bahkan bisa dikatakan ia sangat murahan ,namun bagaimana lagi, saat ketertatikan dan rasa penasaran begitu besar, gairah pun tak dapat di tolak.

Seperti saat ini. Ia kini tengah berbaring di ranjang maminya. Ranjang yang juga pernah maminya gunakan untuk bercinta dengan Mark.

Gilanya lagi, ranjang itu saat ini ia yang gunakan. Dengan lelaki yang sama.

Ia merasa sangat murahan. Menusuk maminya dari belakang. Namun setan terus membuatnya terlena. Setan dan iblis yang menjadikannya seperti ini. Dan setan itu menjelma dalam wujud pria tampan nan panas.

Kalian pasti tahu siapa pria yang Clara maksud.

Tentu saja Mark.

Mereka berdua kini sudah dipuncak nafsu dan gairah. Di mana semuanya hanya terasa kenikmatan.

Mark terus melumat bibir Clara. Seolah ia sudah mendapatkan candunya di sana. Bahkan ia tak pernah mau berhenti pada benda kenyal tersebut.

Malam semakin larut. Seharusnya suasana berubah semakin dingin, namun tidak bagi kedua anak manusia ini. Mereka bahkan sedang merasakan surganya dunia. Seolah mereka lupa apa itu neraka.

Oh Tuhan. Nafsu sungguh menggilakan.

"Kau manis kitty.." bisik Mark saat ia melepaskan tautan bibirnya dari Clara membuat Clara tersipu malu.

Ia tak menyangka Mark bisa membuatnya gila hanya dengan kata-kata yang keluar dari bibir seksi pria itu.

Apa karena ini maminya tergoda?
Oh, jika mengingat soal mami, Clara sungguh dibuat dilema.

Clara mendorong tubuh Mark sedikit kuat membuat Mark tersentak.

Ia menatap Clara dengan tatapan bingung, "kenapa?" tanya Mark.

Clara menunduk, "mami..." bisiknya takut.

Mark lalu tersenyum. Ia mengusap wajah Clara lembut. Seolah ia tak ingin Clara berubah pikiran. Dirinya sudah tegang. Hanya ia dan Tuhan yang tahu bagaimana sakitnya bagian bawahnya saat ini. Rudalnya sungguh butuh pelepasan.

"Jangan khawatirkan mami. Kalau kamu nggak bicara, mami tak akan tahu.." bisik Mark dengan suara seraknya yang sudah dipenuhi nafsu.

Seolah tergoda, Clara menatap mata Mark. Mata tajam yang berhasil menggoda dirinya. Ia seperti terhipnotis. Tak ada yang bisa menolak semua itu.

Clara tak menjawab. Ia hanya diam. Namun tatapan matanya seolah memberi isyarat jika dirinya setuju dan tetap inginkan yang lebih. Toh dia sudah kuliah. Apalagi setiap ia duduk-duduk dengan teman kampus, mereka selalu cerita nikmatnya bercinta. Dan saat ini rasa penasaran Clara sudah di batasnya.

Clara mengalungkan lengannya pada leher Mark. Melihat itu ,Mark seketika tersenyum manis. Ia kembali mendekatkan wajahnya pada Clara dan berbisik, "Kau tak akan kecewa sayang. Kupastikan rasanya akan nikmat.."

Clara tersipu malu. Ia mengangguk pelan.

Mark kembali menciumnya. Kali ini bukan hanya ciuman, Mark melanjutkan juga dengan mengaktifkan tangannya.

Mark sangat merasa pakaian Clara menganggu. Ia tak bisa leluasa bergerak.

Mark melepaskan ciumannya kembali, ,"kenapa pakaian ini yang kau pakai malam hari?" tanya Mark bingung.

Sugar Daddy I Love You Where stories live. Discover now