Kamu selalu menahanku untuk mengeluh tentang segala sakit. Kamu selalu mengajariku untuk tidak menyerah karena sakit. Kamu selalu menjagaku untuk tidak merasakan kesakitan yang terlalu dalam. Kamu selalu begitu.
Meskipun kamu tak pernah mencoba memahami bahwa sakit yang kamu tahu dan sakit yang aku rasa padahal tidak sama. Tidak pernah sama, sayang. Dan katamu; bahwa segala sakit yang aku rasa memang datang dari hatiku sendiri, tumbuh dari perasaanku sendiri.
Bukan darimu. Sama sekali bukan karenamu, kan?
Wajar jika kamu tak tahu apa-apa. Takkan pernah tahu. Karena itulah bagaimanapun keadaanya, ketika aku sakit, aku juga akan menyalahkan diriku sendiri.
Dan aku harus tetap merindukanmu serta tetap menyayangimu. Aku akan selalu mengingatmu di balik semua kesakitan yang aku rasakan. Aku selalu menyebut namamu, agar semua rasa sakit itu hilang. Pelan-pelan.
YOU ARE READING
Kekalahan Tanpa Pemenang
Short StoryKekalahan Tanpa Pemenang dan kita yang dipaksa kalah dalam pertempuran tak bernama; tentang perasaan kesepian, mencintai sendirian, ketulusan yang terelakan, kisah hubungan yang enggan, pertarungan dan pertengkaran sengit isi kepala manusia dalam me...