04. pecel lele

1.4K 144 4
                                    

"Papi temenku ada yang mau pulang bareng!" Suara Ella yang tengah berbicara dengan seorang pria yang ku perkiraan berusia akhir 30 puluhan terdengar.

Dengan balutan kemeja berwarna putih yang dua kancing teratasnya terbuka dan dasi yang sudah di lepas tak mengurangi wibawa pria yang tengah duduk di balik kemudi sedan mewah berwarna silver yang berharga fantastis. Cukup menunjukkan bahwa Ella masuk kedalam anak anak yang tergolong kalangan atas.

Pria itu menyapaku dengan senyumnya yang menawan,ku akui itu.

"Aldo temenya Ella ya?" Tanyanya disertasi senyum setelah aku duduk di samping Ella. 

"Eh iya om, saya temenya Ella " jawabku dengan agak kaku. Namun pria itu tertawa, bahkan aku Bingung dimana letak lucunya.

"Hahahaha, nggak usah kaku gitu om nggak gigit kok" ucapnya sembari melajukan mobilnya menjauh dari area sekolah.

"Ella cerita tentang kamu semalam,pindahan dari Jogja?" Tanya pria di depanku.

"Eh iya om, baru dua bulan di Jakarta"

Percakapan antara aku dan om Gre terus berlanjut, kami membahas tentang apapun sementara Ella hanya diam mendengarkan. membahas tentang beliau  yang begitu menyukai
Basket dan aku yang jatuh cinta pada bulu tangkis, membicarakan klub sepak bola favorit kami yang kebetulan sama dan banyak hal seru lainya.

Entah mengapa, Aku yang biasanya selalu canggung dengan orang asing berubah menjadi nyaman ketika berbicara dengannya. Aku yang begitu malas ketika harus menceritakan tentang diriku sendiri kini malah dengan suka rela bercerita tentang apa yang ku suka dan tak ku suka. Suasana yang benar benar membuatku nyaman. Hal yang sangat berbeda ketika aku bersama om Vino, meskipun ia berkali kali mencari topik pembicaraan tapi aku hanya menjawab sekenanya karna sering merasa tak nyaman.

Di tengah perjalanan tiba tiba om Gre, bertanya.

"Kalian udah pada makan belum tadi?"

Gerakan tangan Ella yang sedari tadi menari di atas keyboard ponsel pintarnya terhenti. Kepalanya mendongak menatap wajah ayahnya dari kaca tengah, dengan mata berbinar ia menggelengkan kepalanya. Terlihat menggemaskan dan pemandangan selanjutnya yang ku lihat adalah om Gre yang mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap kepala Ella. Terlihat begitu manis.

Kini tatapan Om Gre tertuju padaku,pria itu kembali tersenyum untuk alasan yang tak ku ketahui. "Mau sushi nggak?" Tanya om Gre kembali melajukan mobilnya setelah berhenti di lampu merah.

"Ke resto favorit nya Ko Zee Pi?" Tanya Ella

"Iya, eh Aldo suka Sushi nggak?"

Seketika aku tersenyum kikuk,jujur saja meskipun terlahir di keluarga yang berada, aku memang lebih menyukai pecel lele pinggir jalan daripada makanan khas Jepang itu.

Melihatku yang hanya terdiam Ella dengan cepat mengerti, ah gadis ini memang cukup peka.

"kayanya Aldo nggak suka sushi deh Pi" Ucap Ella sembari membuka google mencoba mencari restoran terdekat.

"Oh ya?" Ucap Om Gre sedikit terkejut sepertinya

"Terus sukanya apa?"

"Saya mah sukanya makanan lesehan aja om, hahahah"

Aku hanya tertawa, bukan pertamakali orang terkejut mengetahui seleraku.

"Mie ayam?" Tawar om Gre tapi segera di tolak Ella

"Nggak"

"Bakso?"

"Males makan daging"

"Sate ayam?"

"Nggak mood"

Om Gre menolehkan kepalanya ke arah belakang, menatap Ella yang sedari tadi menolak tawarannya.

"Pecel lele Deket kantor papa aja, oke deal" ucap Om Gre yang kali ini bukan tawaran, tapi ucapan final.

Sementara Ella hanya mengangguk ngangguk mengiyakan.

"Eh tapi kamu nggak di cariin papa mama mu kan Do?" Tanya om Gre padaku.

"Haha nggak papa om, mama saya di rumah sakit"

Ucapan dariku berbuah rem dadakan di pinggir jalan oleh om Gre, menatapku was was.

"Mama kamu sakit Do?!" Tanya Ella panik, aku tertawa saat menyadari kesalahan ku

"Eh nggak gitu om,mama saya kebetulan dokter terus hari ini pulang malem"

Pukulan kecil di bahu ku rasakan,Ella menatapku dengan wajah kesal miliknya, sementara Om Gre hanya menghela nafasnya sebelum kemudian kembali melajukan mobilnya.

Perjalanan yang memakan waktu 30 menit itu setidaknya tak hanya di isi keheningan,lagu lagu milik Hindia yang berjudul rumah ke rumah terputar dengan percakapan kecil antara aku dan om Gre.

Ternyata Ella memiliki seorang kakak laki laki yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Dan yang membuatku terkejut adalah ia cucu perempuan satu satunya.

***

"Aa-aduh sus jangan kenceng kenceng!" Teriak Zee saat merasakan luka di lututnya di bersihkan.

"Makanya ga usah sok Sokan kebut kebutan di jalan" ucap suster bername tag Yessica Tamara gemas sembari semakin menekan kapas yang sudah di tetesi alkohol.

"HUAAAAA PAPIIIII" teriak Zee untuk terakhir kalinya sebelum mulutnya di bekap oleh Jasson yang baru saja datang ke UGD.

"Halo ada apa ini?kok saya denger teriak teriak dari luar?" Tiba tiba seorang dokter masuk ke dalam UGD dengan senyum manisnya menyapa Zee.

"Hehe dokter cantik, ini nih dok masa susternya ngobatin saya Pake cara kasar banget" adu Zee pada dokter itu yang berhadiah pelototan dari Chika, nama panggilan perawat itu.

Sang dokter tersenyum hingga menampilkan lesung pipinya yang manis. "kenapa kok bisa luka?"

"Kebut kebutan di jalan paling dok" celetuk Chika Sembari membereskan peralatan pengobatan miliknya.

"Heh enak aja! Tadi tuh gue ngehidarin emak emak yang sen kanan belok kiri! Makanya nyusruk ke parit!" Sewot Zee tak terima

"Oh gitu, yasudah cepat sembuh ya?" Ucap sang dokter sembari menepuk nepuk kepala Zee.

"Terimakasih dokter cantik, btw nama dokter siapa?"

"Shani, Shani Indira, kalo kamu?"

Zee sempat mematung,namun dengan segera ia dapat kembali menormalkan ekspresinya.

"Cantik kaya yang punya, hehe panggil saya Echan aja Bu" jawab Zee cengengesan.

"Uuuu modus lu bocil"

"Hih enak aja! Gue kelas 2 SMA ya!"

Sementara Jasson yang sedari tadi menjadi penonton tak dibayar segera kembali membekap mulut Zee untuk keluar dari UGD dan mengantarkannya kembali ke rumah.

"Kenapa Lo ngga jawab nama asli Lo nyet?" Tanya Jasson di tengah perjalanan pulang.

"Gapapa si, gue cuma mau mastiin sesuatu" jawab Zee memejamkan matanya. Sepertinya efek obat mulai bekerja membuatnya mengantuk.

"Yeuh, kurang asem gue malah di tinggal molor" monolog Jasson membelokkan stir mobilnya ke arah gerbang perumahan elit.













Ada yang nungguin ga si?hehe
Sorry kalo garing, pertama kali bikin story✌️

Twins Connect Where stories live. Discover now