09. daddy duty

945 141 7
                                    

Shani menatap cangkir berisi teh di depannya dengan tatapan kosong, tiba tiba saja perasaan tidak enak menyelimuti dirinya, bahkan hingga di titik panik.

Wanita itu mencoba menarik nafasnya beberapa kali sebelum menghembuskan perlahan, mencoba untuk tenang.

"Hey, what happened?" Ucap Gracio sembari memegangi kedua pundak Shani yang terasa begitu tegang, bahkan Wanita itu sempat terkejut atas sentuhan mendadak yang diberikan Gracio.

"Nothing, tiba tiba kepikiran Aldo aja. Kira kira apa reaksinya?" Shani menyenderkan kepalanya di perut Gracio yang berdiri di sebelahnya. Perasaannya begitu gundah sekarang

"Tenang aja, you've raised him so well. Aku yakin dia bakal nyikapin ini dengan dewasa. Thank you Shan" Gracio merengkuh Shani, membawa Wanita itu kedalam dekapannya.

"Dheo bakal jemput dia nanti, tenang aja"

Brakkk...

Pintu utama yang tiba tiba terbuka dengan cukup kasar membuat Gracio dan Shani langsung bertatapan. Bertanya tanya. Dengan cepat mereka berdua berjalan dan menemukan seorang lelaki dengan paakaian serba hitam lengkap dengan masker dan topinya.

Melihat itu Gracio segera menarik Shani untuk berdiri di belakang punggung lebarnya, melindungi. Ia menajamkan tatapannya.

Merasa tak dikenali, lelaki itu membuka tipi dan masker hitam miliknya.

"Arka?!" Tanya Gracio memastikan

"Selamat pagi Mr. Gracio, maaf jika lagi lagi kedatangan saya mengerutkan anda"

Gracio semakin meninggikan alisnya, ajudan yang merangkap sebagai tangan kanannya ini selalu membawa berita tak menyenangkan jika kedatangannya tak diundang.

"Katakan padaku, apa yang kau temukan"

"Pelacak yang saya tanamkan pada mobil tuan muda mati, begitu juga dengan teman temannya. Pagi ini saya berkoordinasi dengan Sigit, dan menemukan fakta bahwa identitas seseorang yang anda butuhkan dan cari terlihat"

"Jangan berbelit, Arka" desak Gracio ketika Arka tak segera memberitau kabar sebenarnya.

Arka membasahi bibirnya pelan, mengantisipasi reaksi Gracio ketika mendengar berita yang akan ia sampaikan.

"Tuan muda Aldo diculik pagi ini, tuan muda Zeean berusaha mencari dan menyelamatkannya, sayangnya ia kecolongan Karna ada seseorang yang menyabotase mobil miliknya, Nona Gabriella juga tak terlacak bersama tuan muda Zeean"

Brakkk...

Hantaman keras Gracio pada pintu kaca yang berada di sampingnya membuat kaca anti peluru itu retak, bisa dibayangkan sekeras apa ia meninjunya.

Sementara Shani sudah menutup mulutnya tak percaya, kakinya melemas seperti jelly sekarang, mendengar ketiga buah hatinya diculik tanpa diketahui dimana keberadaannya.

"Cioo..." Lirihnya pelan

Segera setelah sadar dari pikirannya yang berkecamuk, ia segera memeluk Shani, mendekap ibu dari anak anaknya itu erat. Menenangkan

"Calm down Shani, they'll be fine"

"Please do something cio, selametin mereka! Selametin anak anak aku, anak anak kita"

"Pasti, pasti sayang" ucap Gracio, mencium puncak kepala wanitanya dengan lembut. Menyalurkan kekuatan.

"Arka, persiapkan semua yang kita butuhkan untuk oprasi malam ini, akan saya pastikan bajingan bajingan tengik yang mencoba bermain main dengan saya itu, akan segera menjadi Abu" ucap Gracio memberikan perintah.


***

"Feb, kok gue ngerasa ada yang aneh ya?" Tanya Jasson pada Orlan yang tengah menyetir dengan kecepatan tinggi di sebelahnya.

"Hah apaan? Lu jangan ngadi ngadi lah" sahut Orlan tanpa melepas pandanganya dari jalan

"Fuck, mereka ngerjain kita" ucap Jasson kala kembali memperhatikan secara intense layar laptopnya yang menampilkan aplikasi khusus yang ia buat sendiri

"Anjing anjing itu ngeretas laptop gue bangsat, tracker yang dari tadi kita ikutin itu berhenti di jurang"

Ucapan jasson membuat Orlando tercengang, bagaimana mungkin? Laptop milik jasson bukanlah sembarang laptop yang bisa diakses dengan mudah. Lelaki itu telah mengembangkan keamanan berlapis.

"Kayanya mereka bener bener udah nyiapin ini sejak lama" gumam nya pelan.

"Kita butuh bantuan"


***


Di sebuah bangunan kumuh yang tak terawat itu, Aldo duduk dengan posisi kedua tangan dan kaki yang terikat. Mulutnya di lakban dengan kencang dan rapat. Membuatnya sedikit kesusahan bernapas.

Byurrr..

"Bangun lo anjing" teriak seorang pria setelah menyiramkan air es ke tubuh remaja itu membuatnya menggigil.

Pria itu terkekeh melihat Aldo yang begitu tersiksa. Merasa puas

"Ah bangun juga lu anjing"

Aldo mencoba membuka matanya perlahan, kepalanya terasa begitu pusing. Seluruh tubuhnya terasa pegal, banyak lebam yang tersebar di seluruh tubuhnya. Pandanganya buram untuk melihat siapa yang dengan beraninya menyiram air es. Rasanya jauh jauh lebih menyakitkan daripada harus kalah dengan Skor tipis dan dihukum oleh pelatihnya.

"Hallo, Gracio kecil. Apa kabar? Been a long time ya" ucap lelaki itu. Kemudian meludah kasar tepat di samping kakinya, membuat Aldo jijik

Aldo menggelengkan kepala, mencoba mengingat wajah seseorang di depannya, pria brengsek yang mencoba sksd dengannya, barangkali pria di depannya adalah Salah satu orang tua yang anaknya pernah ia kalahkan di pertandingan dan tak terima. Mengingat ia cukup tengil jika sudah bertanding.

Tapi, bukankah itu Hal konyol??

Ia berusaha berbicara sebelum menyadari bahwa ada lakban yang mengikat kuat mulutnya, hanya gumaman yang terdengar

"ow ow oww, anjing kecil ini mau coba ngomong ya?"

"HAHAHAHAHA" tawa sarkas itu terdengar begitu memuakkan, ia mendekat kemudian menarik kasar lakban itu membuat Aldo meringis kesakitan. Ia yakin, kumis tipis yang tumbuh di wajahnya ikut tercabut hingga bersih sekarang.

"Lu mau apa brengsek" ucapnya dengan suara keras. Menatap tajam pria di depannya. Bukannya merasa marah pria itu malah menepuk nepuk tanyanya

"Bener bener mirip anjing yang gede nih bocah, HAHAHAHA"

"BACOOOT, LO YANG KAYA ANJING!"

BUAGH


Baru menyelesaikan satu ucapanya, sebuah tendangan keras melayang ke wajahnya membuat pipinya lebam. Diam diam ia mengutuk pria jelmaan iblis di depannya yang sampai saat ini tak ia ketahui namanya.

"Cih, emang gak guna kalo cuma sama satu anjing kecil. Tunggu sodaranya yang lain. Baru kita mulaai pertunjukan yang sebenernya" ucap Pria itu kemudian berjalan menjauh.



















"Denger bajingan tua,..." Lirih Aldo di sisa kesadarannya

"Papaku gaakan pernah terima sama apa yang udah lu lakuin, dan dia bakal jadiin lu Abu secepetnya"

























































Siapaaa kangeennnn???

See ya next chapter yeaaah!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Twins Connect Where stories live. Discover now