Mr. Passionless

8.1K 438 5
                                    

Dua hari sebelumnya.

Pagi itu suasana kantor yang sibuk. Karyawan berdatangan dan memenuhi ruangan masing-masing. Kathleen berjalan melintasi koridor gedung sebelum tiba di ruangan kerja nya. Ruang kerjanya terletak di lantai empat gedung. Dinding setiap ruang kerja didominasi kaca yang tembus pandang, sangat bersih dan rapi. Petugas kebersihan telah bekerja keras demi memenuhi keinginan Sang CEO.

Kathleen baru satu bulan bekerja dan telah banyak mendengar rumor yang beredar di Perusahaan. Gosip mengenai disorientasi seksual Mr.Grant, karyawan yang berjenis kelamin laki-laki mendominasi di Perusahaan, hingga kebencian pria itu terhadap wanita.

Suara rengekan salah seorang rekannya menggugah rasa ingin tahu Kathleen. Ia meletakkan tas ke atas meja lalu mendekati perempuan muda itu.

"Apa yang terjadi?" Kathleen melempar pertanyaan. Wajah perempuan itu terpuruk ke permukaan meja, suara tangisan nya amat sedih.

"Mr. Grant melempar gelas wine di depan muka Jennie, hampir mengenainya. Pria sinting itu juga memberi skors Jenni." Ungkap Mary yang setiap hari nya selalu berapi-api dan penuh semangat berusaha menjelaskan dengan perlahan.

"Dasar pria kejam!"

"Tidak punya perasaan. "

"Tidak punya gairah!"

"Semua pasti ada alasan." Ucap Kattie menyela diantara umpatan teman-temannya. Semua mata memandang ke arahnya. Kattie menarik nafas dengan gugup. Semua tahu bagaimana kelakuan Jennie, perempuan genit yang suka mengambil manfaat dari para pria berduit. Jika Mr.Grant sampai marah, mungkin rekan nya itu berbuat melewati batas. Tapi Kathleen mencoba mencari penjelasan yang lebih sopan agar Jennie tidak tersinggung.

"Alasan mengapa Mr.Grant marah, bisakah kita fokus mencari tahu tentang itu?" Ungkap Kattie. "Ceritakan apa yang terjadi."

Jennie mengangkat muka nya yang sembab, tangan nya mengusap wajahnya yang basah oleh genangan air mata. "Saat mengantarkan laporan produk ke ruang kerja nya, tanpa sengaja kaki ku tersandung dan mengenai sebuah trofi di atas meja. Trofi itu jatuh ke bawah tapi tidak pecah, hanya tergores sedikit. Tapi pria itu langsung marah besar dan menghubungi manajer HRD untuk mengeluarkan surat peringatan atas namaku."

Sulit dipercaya. Batin Kathleen. Benarkah atasan mereka sekejam itu?

"Mungkinkah ada hal lain yang kau lakukan hingga membuat dia marah? Selain perihal trofi." Tanya Kattie dengan aroma ketidak percayaan terhadap Jennie.

"Kau anak baru jadi tidak paham sifat Mr.Grant." ucap Mary kesal. "Aku juga pernah mendapat surat peringatan karena terlalu lama berada di ruang kerja Mr.Grant. Kita tidak diizinkan berada di ruangannya lebih dari 100 detik. Bahkan ada yang dipecat hanya karena memakai parfum yang terlalu menyengat menurutnya."

"Kita juga tidak boleh berbicara terlalu banyak di depan Mr.Grant. Menjawab hanya diperbolehkan ketika diberi pertanyaan. Itu pun menjawab secukupnya." Ungkap Amber, salah seorang rekan wanita yang lain.

Divisi pemasaran adalah yang paling banyak terdapat perempuan. Jennie, Mary, Amber, dan Kathleen. Sisanya adalah laki-laki. Itulah sebabnya keempatnya menjalin persahabatan yang cukup erat diluar kantor. Kathleen adalah anak baru sehingga tidak pernah diizinkan berhadapan langsung dengan Mr.Grant, mengingat buruknya sifat atasan mereka.

"Pria itu psikopat sosial." Ejek Amber lagi. "Kurasa kita perlu sesekali membalas dendam."

Kathleen merasakan aura tidak baik bermunculan diantara teman-temannya. Tengkuk Kathleen bergidik ngeri. "Rencana jahat apa yang ada di kepala kalian?"

"Aku berharap menemukan Mr.Grant mimisan jika ada wanita yang menyentuhnya. Atau mungkin pinsan dan kejang-kejang. Perlukah kita melakukan percobaan?" Jennie berbisik dengan nada serius.

"Kejahatan kalian bisa dinilai sebagai kriminalitas." Ucap Kathleen antisipasi. "Aku tidak ikut campur."

Mary mendengus kesal. "Kau cukup duduk jadi saksi, aku mengenal seseorang yang bisa kita jadikan umpan." Wajah Mary berseri-seri menceritakan rencana nya. " Aku kenal gadis muda yang sangat cantik dan seksi. Gadis itu akan merayu Mr.Grant. Ini akan menjadi rencana terhebat dalam hidupku." Kemudian ketiga teman nya itu tertawa cekikikan.

Kattie merasakan firasat buruk.

********************

ONE NIGHT STAND WITH MY CEOWhere stories live. Discover now