19

7.4K 154 11
                                    

Beberapa waktu lalu perdebatan sengit di depan mini market terjadi, dan Laras menyesalinya karna mengalah untuk ikut dengan pria keparat di depannya itu. Dengan senyuman licik pria itu menatap laras dengan wajah menyepelekan.

" Pantas kau tak pernah datang padaku untuk memohon, kau hidup menjadi jalang untuk pria itu kan Laras ". Ujar vano, merendahakan Laras .

Mereka sedang berdiri di ujung jalan dengan lorong pertokoan di sekitar mereka, begitu sepi tanpa orang berlalu lalang.  Laras menatap Vano dengan dingin, meski tidak di pungkiri ketakutan pada wajah dingin itu tergambar, membuat pria yang tengah tersenyum menang itu bangga akan ketakutan yang dia berikan pada Laras .

Wanita yang dulu mengisi harinya dengan cinta , kini menatapnya dengan berjuta kebencian, wajah manis dengan senyuman khasnya tidak lagi terlihat di mata hitam Vano, yang vano tangkap hanya ke bencian dan amarah, cinta itu hilang tak tersisa.

" Kau hebat Laras, dalam waktu satu malam kau buat hidupku hancur, bahkan bukan hanya aku tapi keluargaku. Pria sialanmu itu benar-benar menjijikan". Tatapan vano kini tajam dan Laras berbalik menatapnya tak kalah tajam .

" Hanya itu yang ingin kau ucapkan, memakiku iya!  Hahah yang pantas di sebut menjijikan itu kau! Pria tak bermoral serendah itu kau di mataku  vano ". Bagai di cambuk  vano marah. Mencengkram rahang Laras dengan kuat , membuat Laras meringis, dengan senyuman miring.

" kau marah! Hah ".

" Dulu kau menjunjung tinggi martabatmu. Sekarang lihat dirimu. Anjing saja lebih terhormat . Kau sampah vano! Sampah! ". Geram Laras .

Mata Vano menggelap, wajahnya memerah cengkraman pada rahang Laras semakin kuat.

" Dasar jalang sialan! ".

Plak!!!

Darah segar mengalir dari sudut bibir Laras . Begitu terkejut hingga Laras terdiam dengan posisi menoleh ke kiri. Vano mencengram kuat rahang Laras wajahnya memerah bekas tangan pria gila di depannya .

" Sakit Laras. Hah! Kau akan membayar mahal atas mulut kurang ajarmu ".

Laras berontak dengan kuat keadaannya mengenaskan, vano berusaha mencium Laras dan vano menarik Laras dengan menyeretnya kasar.

" Bajingan. Lepaskan aku vanooo!". Teriak Laras , tanganya berusaha melepaskan lenganya yang di cengkram kuat oleh tangan besar yang menamparnya . 

Meronta dan menendang dengan kuat malah membuatnya lelah, vano begitu kuat dan melemparkan Laras pada dinding di lorong sempit, membuatnya mengaduh. Laras hendak lari . Namun lengannya di cekal lebih dulu .

" Selama kita bersama kamu bahkan tidak mengizinkanku untuk menyentuhmu Laras. Tapi hari ini priamu akan merasa jiji pada tubuhmu ". Suara vano memenuhi lorong ... dan membuat Laras takut bukan main. Tubuhnya bergetar hebat karna takut . Melihat wajah menang vano dan suara gelak tawa pria bajingan itu .

" Jangan menyentuhku bajingan! ". Teriak Laras berusaha lepas dari kengkungan tubuh Vano.

Lara menangis dalam rontaannya. Vano merobek baju Laras dengan kuat . Membuat Laras semakin takut .

" Tidak! Vano aku mohon jangan lakukan itu ". Laras benar-benar takut sekarang.

" Hahah terus memohon sayang teruslah memohon padaku ". Teriak Vano dengan tertawa. Laras mundur lagi selangkah demi selangkah, menjauhkan tubuhnya dari vano. Dengan kekuatan tersisa ia berusaha memukul wajah vano. Tapi pria itu berhasil merengkuh tubuh Laras.

  Melakukan hal bejadnya pada Laras yang terus meronta dan menangis. Mencium paksa Laras . Yang kini benar-benar ketakutan .laras menggit bibir vano. Hingga berdarah

See You In SeoulWhere stories live. Discover now