38

1.3K 71 1
                                    

Hujan mengguyur kota London siang ini . Ketegangan sehari yang lalu sudah perlahan menenang, tidak ada lagi kecemasan dan suara peluru yang ditembakkan, kini hanya tinggal sisa penyiksaan saja .

Tandon kini berada di ruang ICU dengan segala macam kabel yang menempel pada badannya . Pria itu tertidur karna obat bius yang dokter suntikan . Oprasi pengluaran peluru pada ulu hatinya berjalan aman .

   Iya? Robert juga menyelamatkan tandon bersama Leonard, pria tua itu menyelamatkan tandon karna dia tau betul jika tandon bukan orang jahat. Dia hanya kacau karna menolak penghianatan atas cintanya. 

Kini Robert tengah berdiri tegap menatap jauh gedung-gedung di depannya . Bersama pria Asia yang juga seumuran dengannya . Mereka berbincang dengan serius hampir semua pembicaraan mereka tidak ada yang bisa menebak apa yang kedua orang tua itu bahas.

" Baik tuan. Saya akan membawa pergi putri saya sejauh mungkin dari putra anda ". Ujar pria di samping Robert . Dan ternyata dia adalah  ayah Laras, pria acuh yang beberapa bulan lalu berpura-pura buta tidak melihat putrinya yang menjerit memanggilnya di sebrang jalan di kotanya, kini dia berada di London untuk membawa Laras atas izin Robert .

Robert bernafas lega, tanpa sepengetahuan Helen, Robert berencana memisahkan Leonard dan Laras . Tidak ada yang mengerti jalan pikiran pria tua ini,  setelah ayah Laras pergi darinya . Robert masih setia dalam posisinya semula.

  Kerutan di dahinya menandakan jika keputusannya itu mungkin akan berdampak buruk pada putranya yang masih terbaring dengan luka tembakan di berbagai tempat di tubuhnya . Tidak hanya itu.  Leonard tengah koma akibat tembakan Tandon pada dadanya  berbeda dengan tandon kondisi Leonard sebaliknya. Pria kesayangan Laras itu tengah terbaring koma cukup lama . 

Helen terus menemani putra semata wayangnya itu dengan tangisan yang berharap ada keajaiban jika putranya berhasil melewati masa keritisnya .
Hingga detik ini Helen hanya dapat berdoa dan pasrah atas keadaan putranya .

Tok!

" Darling ". Lirih Robert mendekat pada Helen.

" Apakah dia baik-baik saja Robert ". Tanya Helen memeluk perut suaminya yang tengah berdiri di sampingnya menatap wajah pucat putranya.

Anggukan kecil mengiyakan dengan rasa tidak percaya diri  lalu mengusap lembut rambut Helen dalam pelukannya .  " Iya . Dia putraku dia akan baik-baik saja Helen ". Berusaha menenangkan Helen .

" Sayang. Apakah Laras masih diam saja , apakah dia tidak mau bicara juga meski ayahnya datang kemari ". Ujar Helen . Menatap Robert dengan wajah begitu khawatir.

" Anak itu masih diam seperti orang mati, ntah apa yang dia lakukan dengan pikiranya beberapa kali aku bersama ayahnya mengajaknya bicara namun Laras tetap diam tanpa melihat ke arah kami". Jawab Robert.

" Aku ingin menemuinya Robert ". Izin Helen .

Berfikir sejenak lalu Robert mengizinkan Helen menemui Laras .








Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
See You In SeoulWhere stories live. Discover now