Legenda Yang Hilang 4

67 13 0
                                    

KABAR tentang musibah misterius yang dialami Gito di rumah Halimah itu cepat menyebar ke mana-mana. Kebetulan salah satu tetangga Halimah bekerja sebagai reporter TV swasta bagian pemberitaan. Juga di belakang rumah Gito ada dua orang wartawan yang kost di sana. Tak heran lagi jika kasus tersebut semakin menyebar luas melalui media cetak maupun media elektronik.

Banyak orang mengatakan, suatu mukjizat atau keajaiban telah dialami Gito. Dalam keadaan terluka parah seperti itu, ternyata Gito masih bisa hidup. Ia hanya mengalami luka parah dan sedikit guncangan jiwa.

Gito dan Halimah akhirnya saling mengaku, bahwa malam itu mereka memang punya niat kurang baik. Halimah dan Gito saling jatuh cinta. Tapi ayahnya Halimah melarang keras anak gadisnya menjalin hubungan cinta dengan karyawan pabrik sepatu itu.

Karena mereka sedang kasmaran, maka mereka pun melakukan backstreet Malam itu.

Halimah dan Gito sudah janjian untuk bertemu. Halimah bersedia menerima kedatangan Gito di kamarnya dengan cara lompat jendela pada waktu malam. Namun naas bagi Gito, tiba-tiba ia diserang pihak lain dari belakang secara habis-habisan. Gito sendiri menyangka nyawanya telah meninggalkan raga, harapan untuk bisa hidup dari serangan ganas itu sangat kecil.

Tapi agaknya Tuhan masih berkenan melindungi keselamatan jiwa Gito. Walau untuk itu Gito harus menerima luka cukup banyak di tubuhnya yang membuat sibuk 'penjahit' di kamar bedah, namun Gito masih bisa bicara dan menjelaskan siapa pelakunya.

"Pelakunya adalah... seekor kera."

"Kera...?!" semua orang terkejut.

"Benar... seekor kera besar. Bahkan tampaknya lebih tinggi dari tinggi badanku. Dia kekar dan ganas. Gerakannya sangat liar."

Mereka yang mendengarnya hanya bisa saling pandang dengan terbengong melompong. Bulu kuduk mereka pun meremang merinding. Termasuk beberapa petugas pemberitaan dari sebuah TV swasta dan beberapa wartawan media cetak. sempat terperanjat mendengar pengakuan Gito.

Tapi agaknya mereka tak bisa menyanggah pengakuan Gito. Mereka dihadapkan dengan bukti-bukti yang kuat, antara lain, jenis luka koyak dan robek yang diderita Gito memang sepertinya berasal dari kuku dan gigi tajam seekor binatang buas. Juga luka koyak di leher kiri Gito.

Menurut dokter luka itu disebabkan oleh gigitan bergigi tajam dan besar. Sementara itu, pihak kepolisian menemukan bulu-bulu hitam di sekitar luka-luka Gito. Bulu-bulu itu setelah diteliti ternyata berasal dari bulu binatang sejenis monyet liar atau orang utan.

"Dia seperti gorila. Berat dan kuat sekali tenaganya," tambah Gito saat diwawancarai pers.

***

Pihak yang berwajib menggeledah tiap rumah di kampung tersebut. Ternyata tidak ada penduduk setempat yang memelihara binatang sejenis monyet, baik itu baboon, siamang betuk atau yang lainnya.

"Apalagi gorila, uuh.! Siapa yang mau piara seekor gorila? Cari penyakit aja!?" ujar seorang penduduk dalam suasana ngerumpi antar rumah.

Pihak Kumala Dewi yang mendengar kabar pertama kali adalah Sandhi. Sopir yang selalu ikut ke kantor Kumala itu mendengar berita tersebut ketika makan di warung nasi belakang kantor.

"Di mana peristiwa itu terjadi, Pak?" tanya Sandhi kepada pembeli yang membawa kabar tersebut.

"Di sana... di Kampung Manggis, dekat rumah saya?

"Pasti di dekat rumah Bapak itu ada perempuan yang menjelma menjadi seekor kera."

"Kera siluman, maksudmu?"

"Sebenarnya dia bukan siluman. Dia mengalami perubahan genetik setelah mimpi diperkosa oleh seekor gorila. Gorila itu adalah jelmaan dari Pangeran Arya Mahera yang terkena kutukan Dewa Murkajagat."

26. Legenda Yang Hilang✓Where stories live. Discover now