256 0 0
                                    

Febri mengikuti sholat subuh berjamaah,bisa dibilang ia tak pernah solat.jika ditanya kenapa? Malas lah jawabannya. Kedua orang tuanya selalu mengingatkan setiap hari,tapi,setiap hari pula ia malas.hanya sekedar melakukan itu saja ia malas,apalagi puasa,itu tak pernah ia lakukan.

"Nanti ya,dek.saya tuliskan dulu,nanti kamu baca dan hapalkan" ucap kyai Subhi saat ia datang membawa sebuah cobek dari batu dan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna kuning.

Kaki marlina yang membengkak,dibaluri cream hijau dari cobek,yang dicampur dengan cairan dari dalam botol.

Tak berapa lama kemudian, kedua kaki marlina tampak berubah warna menjadi kemerahan dan keluar asap dari pori porinya.

"Kenapa ini,Gus?" Tanya Sugiono yang duduk di samping istrinya.

"Harusnya kamu datang lebih cepat,parah iki.gak cukup pisan"ucap pria itu.

Febri hanya diam,ia memperhatikan semua yang terjadi.ia tak mengerti,apa yang ada di kaki orang tuanya.

"Ini mungkin,gak cukup pisan,tok"ucap subhi.tak berapa lama,sebuah benda mirip jarum keluar dari lutut kanan Marlina,satu per satu keluar dari sana,Tiga batang dari kaki kanan dan tiga dari kiri.

"Saya ikut saja,asalkan bisa sembuh"ujar Sugiono.

"Ya sudah,kamu sama anakmu nanti ke tempatku.ada yang penting"ucap Subhi.

"Nggih!"Jawab Sugiono.

Saat yang ditentukan,Febri dan Sugiono mendatangi sebuah rumah dengan arsitektur joglo,rumah tradisional Jawa,sebuah pendopo seluas delapan kali lima meter,ada empat dua kursi panjang berbahan kayu yang berhadapan, sedangkan sebuah kursi mirip singgasana berada di tengah,ketiganya mengelilingi sebuah meja kayu dengan hidangan cemilan dalam tiga buah toples.

Kyai Subhi tampak tengah menulis sesuatu dalam sebuah buku,wajahnya tegang,saat menyadari kedatangan Febri dan Sugiono,ia langsung menghentikan kegiatannya.

"Duduk disini,dekat saya!" Ucap subhi. Dihadapannya ada dua buah gelas berisi rucuh mawar.

Mereka berdua,kemudian duduk tak jauh dari Subhi.

"Kamu seharusnya belajar ini dari dulu,gi.ini hampir terlambat!"ucap kyai subhi.

"Saya rasa,dulu ini tak saya butuhkan.kok,malah jadi begini"ucap Sugiono.

"Aku sudah tulis,beberapa amalan untukmu,juga anakmu.kita tidak tahu, bagaimana hidupnya kelak. Hidup ini keras,perkara kecil bisa berujung maut. Lebih baik,sedia payung sebelum hujan"imbuh Sugiono.

Kyai Subhi memperhatikan Febri,ia diam.kemudian ia meraih bolpoin dan buku tulis yang ada dihadapannya.tangan kanan kyai Subhi membuka sebuah lembaran kosong buku itu.

"Kamu,mau minta apa? Ngomong saja,toh,saya sama bapak itu sudah seperti saudara.jangan malu,kamu mau ilmu pengasihan kan?" Tanya kyai subhi.sontak, Febri terkejut.pria dihadapannya bisa menebak,isi dari fikiranya.

"Iya,pak kyai.saya mau pelet"ucap Febri pelan.

"Saya ada pengasihan,bagus buat dagang,pertemanan, sama cari jodoh.efeknya halus,ada tapi seperti tidak ada.berbekas,tapi sulit dijelaskan,memaksa, tapi tidak menyakiti.kamu mau?"

"Ilmu apa,Gus?"tanya Sugiono.

"Semar putih"jawab kyai Subhi.

"Loh,bukanya Semar mesem, Gus?"

"Seperti ini,ilmu pengasihan Semar,tidak hanya Semar mesem.itu yang paling dikenal luas,efeknya perlahan,itu karakter ilmu Semar,tak bisa ditolak.jika bisa,jarang sekali yang mampu bertahan lama dengan melawan itu"ucap Subhi.

"Ada ilmu Semar mesem, Semar kuning,Semar putih dan Semar ireng.semua sama,tapi,punya karakter yang beda.sama kayak kembang mawar,yang membedakan cara kerjanya cepat atau lambat.tapi, memang tak secepat tali jiwo ataupun jaran goyang. Ilmu Semar Ireng, karakternya maksa,tidak peduli apapun,pokoknya harus saat itu juga. kebalikannya,Semar putih, tapi menurut pengalamanku, itu yang paling bagus,efeknya perlahan,tak akan ada yang tahu jika kita pakai ilmu itu,kecuali ahli"

"Wes,bener juga.tapi,nek paling alus, berarti,paling lambat toh Gus?"

"Ya,dak pasti.nek aku mindahke,pasir satu truk pakai gerobak roda dua,ya cepet,banyak,capek.kalo pakai roda satu,ya pelan,asal jalan bakal sampai,klo sudah di jalannya.saya tuliskan dulu.nanti,kamu baca klo mau dagang,itu bagus biar pelanggan nyaman.balik lagi"

Kyai Subhi menggoreskan pena ditangannya,bibirnya komat Kamit membaca doa yang ia tulis beberapa kali.febri hanya diam memperhatikan,ia tak mengerti,ia memilih diam dan menerima.

"Kalian,minum air di gelas itu,sampai habis!"ucap kyai Subhi menunjuk dua buah gelas berisi air putih.

Tanpa pikir panjang,Febri dan Sugiono langsung meminum air dalam gelas itu hingga tandas

"Semar putih,baru dengar malah aku"ucap Sugiono setelah meminum air dalam gelas hingga tandas.

"Ilmu langka,itu.jarang yang punya,lebih jarang dari jaran goyang.sebagian besar yang punya ilmu Semar putih,hanya tahu versi cirebon.kalau aku, punya versi Jogja,hebat,to"ucap kyai Subhi.

"Apa bedanya?"

Secara umum,orang pasti akan menyatakan,bahwa jaran goyang,jauh lebih baik dari ilmu Semar. Padahal,cara mereka memahaminya yang tak tepat" 

"Yang benar,gimana?"

"Dari tujuan dasar ilmu ini,beda,gi.ilmu Semar, tujuan sebenarnya,supaya orang yang mengamalkan ilmu ini,disukai BANYAK orang,lain halnya dengan ilmu jaran guyang, tujuannya adalah MEMAKSA orang yang tidak cinta atau bahkan BENCI kepada si pengamal,jadi bertekuk lutut dihadapan si pengamal ajian jaran guyang,tanpa sarat"

"Jadi,jaran goyang itu,khusus untuk satu orang,dan ilmu Semar untuk banyak orang?" Tanya Sugiono.

"Ringkasnya,begitu.tapi, Semar mesem juga bisa untuk melet satu orang, tergantung tujuan si pengamalnya,dia mau untuk tujuan apa,mau dagang,negosiasi,atau cari jodoh,ya jalan,tapi harus tetap sabar tawakal"ucap Subhi.

"Mengenai santet,gimana Gus?"

The Story' of dukun santetWhere stories live. Discover now