6

156 0 2
                                    

Bisma melihat sesuatu yang ganjil.ia melihat,jika ratusan mahluk gaib, sejenis wanita dengan rambut panjang,dengan pakaian putih,lusuh panjang.

Sekali waktu,mereka menghilang dari sekitar temannya.namun,perlahan mereka kembali lagi dengan jumlah yang sama.

"Mas,aku mau cerita!"ucap Febri saat mereka hanya berdua.

"Jangan sekarang,gimana dirumah?sehat semua kan?"

"Itu masalahnya,nanti kerumah,ya"ucap Febri.

"Kalo gak lupa"jawab bisma.sepulang sekolah,Bisma mengganti pakaiannya dan langsung meninggalkan rumah,langkahnya cepat,ia menuju sebuah warung makan yang tampak tutup.

Ia kemudian mengetuk pintu rumah,yang menempel dengan warung makan itu.

"Masuk,mas"ucap Febri membuka pintu.

"Kenapa?"tanya Bisma.

"Orang tuaku,sakit semua. Panas tinggi,padahal kemarin biasa aja,tadi malem,dah cek dokter tapi,gak ada perubahan"ujar Febri.

"Kamu ngerasa aneh gak?"tanya Bisma.

"Kenapa?"tanya Febri tak mengerti.

"Emang kamu,ya.sekarang, kamu nurut apa yang aku suruh"ucap Bisma.

"Mau gimana?.gak ada hasilnya yang kemarin"ucap Febri.

"Goblok,ini belum seberapa dari apa yang orang itu mau lakuin.sekarang ikutin"

Bisma dan Febri,duduk bersila,keduanya duduk berhadapan.kedua tangannya berada diatas lutut masing masing.

"Kayak kemarin?"tanya Febri.

"Ya,pokoknya,kali ini,kamu harus bisa fokus"jawab Bisma.

Keduanya duduk diam,mengatur nafas dengan teratur,Febri sembari merapal ajiannya berulang kali,hingga ia seolah ditarik seseorang menuju sebuah dimensi,semua gelap tak bercahaya hingga seorang pria yang ia kenal tampak berdiri dihadapannya,di belakang pemuda itu,seorang pria dengan tubuh diselimuti api membara,berwarna merah.ia membawa sebuah tameng dan juga busur ditangan,di punggungnya ada sebuah kantung dipenuhi anak panah.

Disisi lain,seorang pria dengan wajah tertutup caping,berdiri membawa sebuah wadah aneh,wadah berwarna emas itu,ia pegang di tangan kanannya sedangkan ditangan kiri ia memegang sebuah alat yang tampak ganjil.belum pernah Febri melihat alat semacam itu,hingga sulit baginya menggambarkan bagaimana wujud alat dengan warna emas itu.

"Liatin apa kamu?"tanya Bisma.

"Kita dimana?"tanya Febri.

"Dah,gak usah banyak tanya.sekarang,ikut aku,kita harus ketemu sama seseorang!"jawab Bisma.

Mereka berjalan,melewati pepohonan yang teramat besar.sepanjang perjalanan,berulang kali,mereka bertemu dengan mahluk berwujud setengah manusia yang berjalan di sekitar mereka.

"Siapa mereka?"tanya Febri.

"Biarin aja,kita jalan.bukan mereka yang kamu cari"jawab Bisma.

Mereka melanjutkan perjalanan,hingga sampai di sebuah pintu raksasa.pintu berukir emas itu menjadi tempat pemberhentian mereka.

"Pintu apa ini?"tanya Febri.

"Buka aja,kamu harus buka pintu ini sendiri.ini tujuan kita kesini"jawab Bisma.

"Liat ukurannya,pintu Segede ini masa dibuka sendirian"protes febri.ia berdiri di depan sebuah pintu dengan tinggi menjulang,hingga sulit dijabarkan.

"Plak"sebuah tamparan mendarat di kepala Febri.

"Ngapain mukul?"protes Febri.

"Lakukan sekarang!"ucap seorang pria dengan tubuh diselimuti api,mirip Jony di film fantastic four.

"Iya,iya"jawab Febri kemudian berusaha membuka pintu itu sekuat tenaga,perlahan namun pasti pintu itu terbuka.lalu tampak seorang pria yang tengah tidur diatas tempat tidur,lengkap dengan bantal dan juga selimut.

"Gak usah mengganggu"ucap pria itu menutup tubuhnya dengan selimut.

"Ribut,yuk! Aku jauh-jauh kesini malah ditinggal molor.bangun gak?"ucap Febri.

"Berangkat!"jawab pria berselimut itu.ia seketika melompat dari atas tempat tidur,lalu berdiri dihadapan Febri,ia memposisikan kakinya depan belakang selebar bahu,dengan kaki depan ditekuk.kedua tangannya ia posisikan mengepal di depan dada.

"Loh,kok sama?"ucap Febri tak percaya.

"Halah,males.mau apa kamu? Aku lagi enak tidur,kamu bangunin"tanya pria dengan wujud sama persis dengan Febri itu.

"Kenapa kamu gak mau kerjain tugasmu?"tanya Bisma.

"Hallo,aku sudah lakuin,ya.enak aja,sekarang,kamu pikir siapa yang ngadepin tuh puluhan cewek sok kecantikan"ucap sosok itu.

"Sorry,tapi,kenapa malah tidur?"tanya Febri.

"Aku wujudmu.kamu males,ya aku males,kamu gerak,ya aku gerak"ucap sosok itu meraih sebuah pedang berkarat sepanjang hampir tiga meter dan ia sandarkan ke pundak.

"Pedangmu tumpul amat?diasah gih!"ucap Febri.

"Enak aja,sekarang,siapa yang males ngasah?kalo kamu mau sering ngasah sampai tajam,gak repot buat ngadepin mereka.aku cuman dukung ya"

"Terus,aku harus gimana?"tanya Febri bodoh.

"Sekarang,kamu mau pilih,mau yang cepet,atau yang pelan?"tanya sosok itu.

"Kalo cepet?"

"Ya puasa,kamu puasa.nanti pedangku tajam"

"Lah,males aku.kalo yang pelan aja gimana?"

"Meditasi,cuman gak seketika langsung tajam,ya"

"Terus aku harus gimana?"tanya Febri.

"Dilakuin,gak usah nanya!"
Sosok itu menendang Febri yang seketika membawanya kembali ke alam nyata.

"Gimana?"tanya Bisma.

"Kok aneh,ya?"

"Tinggal dilakuin.nanti juga paham.aku tunggu disini"ucap Bisma.

"Caranya?"

"Tadi dah diomongin,tinggal dilakuin"jawab Bisma.

"Meditasi aja kali ya?"

"Yang penting yakin,kamu pasrah ke tuhan"

"Caranya?"

"Kamu meditasi kayak tadi,sambil baca doa yang kamu maksud,pasrah ke tuhan.nanti juga ketemu"ucap Bisma.

"Oh,gitu.ok"jawab Febri.

Ia kemudian duduk bersila, matanya terpejam.ia mulai membaca doa dalam hati, perlahan namun pasti.febri larut dalam hikmatnya membaca doa.

"Hoek....!!!.bau telor busuk.!"Ucap Febri seketika saat mencium aroma tak sedap.

"Sorry bro,gak tahan"ucap Bisma innocent.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 04, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Story' of dukun santetWhere stories live. Discover now