bagian 2

9.1K 290 10
                                    

Motor ninja hitam milik Adit sudah sampai di basement gedung dimana unit apartemen Bobby berada. Bobby dibuat ternganga oleh Adit yang tahu persis dimana apartemennya.

"Kok kamu tahu apartemen saya disini?" Tanya Bobby seraya turun dari motor Adit

"Hehe, ada deh."

Bobby menyipitkan matanya, ini bocah memang nyeremin sih skill stalkingannya.

"Yaudah aku balik dulu ya om." Ucap Adit seraya menarik lagi gas motornya namun terhenti karena tangan kekar milik bobby menginterupsinya.

"Sebentar ada yang saya mau omongin sama kamu. Ini tentang kamu dan saya dan apa yang udah kita lakukan 3 minggu lalu."

Adit bingung dengan apa yang Bobby ucap. Tapi lihat ekspresi wajah bobby yang berubah serius akhirnya dia mengangguk tanpa membantah.

"Mau bicara dimana atau mau ke cafe dulu?" Tanya Adit.

"Di apartemen aja. Saya gamau percakapan kita bisa di dengar orang lain."

"Oke, sebentar." Adit akhirnya memutuskan mematikan mesin motor dan menarik kunci lalu ikut turun dari motor ninjanya. Bobby berjalan terlebih dahulu menuju lift basement dan diikuti oleh Adit.

Adit sekali-sekali mencuri pandang ke eskpresi wajah Bobby yang terlihat campur aduk. Ekspresi takut dan bingung. Adit ingin bertanya tapi dia mengurungkan niat. Sepertinya hal selanjutnya yang terjadi Bobby akan membalas perbuatannya. Pikir Adit.

Setelah sampai di depan unit milik Bobby dan keduanya pun masuk.

"Kamu duduk dulu, saya buatin minum." Ucap Bobby lalu beranjak ke dapur.

Adit terduduk di sofa sambil melirik ke sana dan kemari. Nyaman. Itu perasaan yang pertama kali Adit rasakan ketika menggambarkan unit milik Bobby.

Seperti rumah. Batinnya.

Tidak lama Bobby kembali sambil membawa dua cangkir gelas berisi coklat hangat.

"Kamu engga alergi coklat kan?."

"Engga om." Ucap Adit.

"Minum dulu. Saya tahu kamu kedinginan. Dengan tubuh kurus gitu terus engga pakai jaket plus bawa motor di cuaca dingin saya tahu kamu tadi sempet gemetaran bawa motornya."

Adit speechless. Ternyata orang di depannya ini perhatian juga kepadanya.

"Jangan geer. Saya bukan lagi ngasih perhatian ke kamu tapi saya gamau di mintai keterangan sama polisi nanti gara-gara ada bocil SMA yang mati ketika boncengin saya."

Ada perasaan kecewa di dada adit. Ia kira si om mulai perhatian kepadanya.

Adit menyeruput coklat hangatnya padahal belum di persilahkan oleh si empu rumah. "Jadi om mau ngomong apa?"

Bobby terdiam. Dia lupa bahwa kali ini dia akan berbicara masalah kehamilannya dengan Adit.

"Kamu ingat kan kalau kita pernah ngelakuin hal  gituan 3 minggu lalu?." Tanya Bobby dengan nada pelan.

Adit mengangguk. Dia ingat. Bahkan selalu ingat dengan kejadian itu, kejadian yang membuatnya akhirnya sadar bahwa lubang milik pria di depannya ini memabukan.

"Kamu tahu konsekuensi kan kalau dua orang manusia ngelakuin sex?"

Adit mengangguk.

"Apa menurutmu?"

Adit berfikir sebentar. "Hamil?" Jawabnya.

Bobby terperanjat. Tebakan pertama Adit tidak meleset.

"Tapi kalau yang melakukan antara cowo sama cewe si om. Kalau cowo sama cowo mana bisa."
Lanjut Adit.

Hamil Gara-Gara Anak SMAWhere stories live. Discover now