5.

410 9 1
                                    

happy readingg ~》

.
.
.
.
.

Carol baru bangun, dilihatnya ia sudah berada di sebauh kamar yang minimalis. Rasanya hari semakin sore, bahkan Carol melewatkan jam makan siang. Ia bergegas keluar dari kamar yang tidak tahu siapa pemiliknya dan mencari Aunty Lucy.

Dilihat dari depan, aunty nya itu sedang mengobrol dengan seorang lelaki paruh baya yaang sepertinya suami aunty Lucy sendiri.

"Carol, sini sayang". Ucap Lucy.

Yang dipanggil pun mendekati sumber suara tersebut.

"Kamu tidurnya nyenyak banget ampe di bangunin sama aunty gak bangun bangun".

"Hehe,, maaf aunty".

Carol hanya bisa menyengir menahan rasa malu yang menerpa. Ia tak tahu bahwa akan tidur selama itu dirumah orang.

"Gak papa kok sayang, kamu belum makan kan dari siang aunty udah buatin kamu makanan, semoga kamu suka ya"

"Iya aunty, maaf jadi ngerepotin".

"Iya, udah sana makan yang kenyang".

"Oke aunty".

Setelahnya Carol pun pergi dati ruangan itu.

__________________________________________________________

Ini lah yang terjadi akibat tidak bertanya terlebih dahulu. Carol tersesat di rumah yang luas ini dan berakhir tersasar di sebuah ruangan yang sedikit  mencekam, jauh dari kata indah.

Carol menyusuri lorong panjang di dekat danau. Ia tidak menyangka kalau di rumah Lucy ini terdapat tempat yang suram, ia kira hanya ada tempat terang yang nyaman dan hangat.

"Sumpah ini tempat suram banget, ada penghuninya gak ya". Carol bermonolog sendiri.

Sebenarnya bangunan ini tak kalah mewah dengan tempat yang lain di rumah ini. Hanya saja  auranya gelap dan jarang atau bahkan tidak ada orang yang berlalu lalang disini. Tidak habis pikir dengan pemikiran orang kaya, buat apa di buat kalau tidak di gunakan hanya menyia-nyiakn uang saja. Coba kalau di pake makan, kan enak.

Karna rasa penasaran yang tinggi membuat Carol meneruskaan perjalanannyaa itu. Sampai dimana sebuah pintu yang terbuat dari sebagian batu mulia membuatnya terkesiap.

'Apa lagi ini Tuhan'

Sungguh Carol frustasi, orang gila kaya raya mana lagi yang seperti ini. Bagaimana jika ada pencuri datang ke rumahnya?. Sungguh pasti banyak sekali kerugian yang di dapat.

Karna semakin penasaran, Carol membuka pintu tersebut dan terpampanglah kamar indah nan mewah yang tersaji. Harum mask begitu tercium ketika memasukinya. Carol yakin yang punya kamar ini pasti laki-laki, sebab jika perempuan kebanyakan harumnya terasa hangat dan feminim.

Carol menelisik lebih jauh ruangan ini. Terdapat sebuah figura yang menampilkan poto seorang anak laki-laki yang terlihat begitu tampan namun terkesan dingin. Ada kemiripan dengan Lucy. Entah kenapa terasa ada yang janggal dengan anak yang di foto ini.Carol hanya tahu bahwa aunty Lucy hanya punya anak bernama Davin, Kevin dan Karin ,tidak tahu menahu kalau ada satu orang lagi anak Lucy yang jarang terekspos ke dunia luar, hanya orang tertentu yang cukup memgetahuinya. Carol mendekati ranjang yang tersaji. Empuk dan begitu nyaman. Namun Ia ingat harus kembali ke rumah utama. Ketika akan membuka pintu, ternyata pintunya tidak bisa terbuka.

"Gak bisa dibuka,aduh gimana ini".

Tidak tahu karna tidak sengaja terkunci sendiri atau memang karna ada yang mengunci. Yang ada dipikiran Carol saat ini hanya buntu. Matahri sudah tenggelam, kemudian suara jangkrik mulai ada.
Ah entahlah, semuanya terasa buruk saat ini bagi Carol. Ia menggedor-gedor pintu berharap akan ada yamg membuka. Sangat disayangkan, realita tak sesuai ekspektasi. Carol bersandar pada pintu karna lelah berteriak dan menggedor pintu. Kembali lagi ke ranjang dan memilih merebahkan diri.Kantuk sudah menyerang lagi, matanya terasa berat. Kebiasan tukang tidurnya ini memang jadi kebiasaan buruk bagi  Carol, sebab tidak tahu tempat dan tidak tahu waktu.

Sudahlah memang tumor si Carol, maksudnya tukang molor 😪

__________________________________________________________

Nampak seorang laki-laki berdiri di balkon rumah sambil menunggu sosok perempuan yang sedang tertidur dengan pulas. Ia mendekat dan ikut berbaring di sampingnya. Memperhatikan seksama ciptaan Tuhan yang begitu indah ini, siapa lagi kalau Carol.

Sudah dari tadi lelaki itu ada disana, jauh sebelum Carol memasuki kamar tersebut.

'So beautiful girl'.

Seringai menghiasi bibir seksi itu. Akal gilanya itu menyuruh untuk mengganti pakaian yang dipakai Carol karna sedikit kasihan apa yang dipakai terlihat membuat Carol kegerahan.

Ia pergi ke walk closet mencari pakaian yang mungkin akan terlihat nyaman digunakan bagi Carol. Dah yah, kemejanya mungkin akan cocok bagi Carol.

Kembali ke ranjang, ia jadi sedikit ragu untuk melakukannya. Namun sisi kirinya yang lebih dominan.

Carol dibiarkan telanjang begitu saja setelah pakaiannya dilepas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Carol dibiarkan telanjang begitu saja setelah pakaiannya dilepas. Jakun pria itu naik turun tanda libidonya mulai terpancing.

'Sial'

Walau pun dirinya masih di bawah umur tapi hasrat lelakinya begitu besar. Tentu tidak sembarang wanita ia gauli.

Ia langsung mencium bibir Carol dengan ganas dan panas. Tak sadar membuat si empu terbangun dari tidurnya.

Carol yang terkejut bukan main langsung memberontak dan siap melelaskan dari pagutan bibir ini.

Pergerakan dari Carol tak membuahkan hasil apapun. Pria itu malah semakin membuat Carol hilang akal juga. Ia membuat kissmark begitu banyak serta mulai merambat ke arah dada carol.

'Engghh dont'
'Leeh pash ahh".

Karna tak ingin hilang kendali, Carol menendang aset berharga milik pria itu hingga sedikit merintih kesakitan. Melihat itu Carol langsung menuju pintu namun naas saat sebelum hal itu terjadi tangannya suah di cekal dan tubuhnya di lempar ke ranjang.

"Gue mohon jangan". Dengan nada bergetar berharap pria di depan ini akan luluh.

Tanpa menghiraukan, ia terus menjamah tubuh molek Carol dengan antusias. Ingatkan dia bahwa mereka masih satu keluarga.

Carol mulai menangis, ini adalah kecerobohannya yang masuk ke kamar ini. Seandainya rasa penasaran itu tidak ada  maka tidak akan terjadi hal sepeerti ini. Ia menyesal, sungguh menyesal.

"Gue mohon berhenti".

Dilihat pria itu pun menghentikan aksinya dan  menatap sayu pada Carol.

"Your lips so sweet". Ucap pria itu.

Kemudian membuka pintu yang sedari tadi ia kunci

"Silahkan keluar".

Tak lupa ia juga menyampirkan sebuah baju outer miliknya agar bisa melimdungi Carol dari cuaca dingin.

Carol beranjak tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan berlari menuju ruangan yang tadi Lucy tempati.

'Obsessed to you'

__________________________________________________________
.
.

.
.
.

Segitu aja dulu, sorry up nya lama banget ya.
Jangan lupa vote trus komen ya biar gue up nya semangat oke :))

See u

TBC

This Figuran Where stories live. Discover now