Empat..Empat..

3.7K 396 82
                                    

Empat.. Empat..

Tidak terasa pernikahan Nauval sudah berjalan tiga tahun. Mereka juga telah memiliki putri mungil yang dinamai Nayshilla Sharena Hansen yang berumur dua tahun, Nayshilla sangat menyukai kakak sepupunya Devran dan juga mengidolakan Aunty nya. Venesia Hansen.

Ya Venesia kembali pulang, dia menjadi lebih baik, secara kesehatan dan semuanya. Perlahan Nauval mulai menerima kalau dia mempunyai dua adik, apalagi melihat Venesia yang sangat berbeda, Nayra dan Venesia bahkan semakin akrab. Anak-anak mereka bahkan sangat menyukai Venesia, Aunty mereka yang masih membutuhkan kursi roda karena efek pengobatan jangka panjang melemahkan tubuhnya.

Yang masih sulit menerima Venesia adalah Cecilia dan Devano. Devano bahkan sering menjauhkan Deviandra dari Venesia dan mengatakan kalau Tante Venes itu jahat.
"Tidak apa-apa Papa, Devi suka tante Venes. She's pretty."
"Bukankah Mama lebih cantik?"
Devi di gendongan Papa nya mengangguk. "Tapi Devi suka tante Venes."
"Dia jahat."
"You too."
"Apa?"
"Om Nauval bilang Papa juga jahat, tapi Devi sayang Papa, Devi suka orang jahat."
Devano mengernyitkan alisnya. Pelajaran apalagi yang diberikan Nauval pada anaknya.
Nauval yang sedang melintas sambil membawa setoples cemilan langsung buru-buru menaiki tangga, pura-pura tidak tahu saja.
Nauval dan Satria, dua orang itu sama saja.
Devi dan Devran sangat berbeda.

*****

2 minggu dari itu sebuah kejadian menggemparkan terjadi.
Prang..

"Satria Fawkes! Apa-apaan kamu ini!"
"Papa, beri aku waktu sebentar. She's important to me. Tolong,hanya sebentar. Setelah itu aku akan kembali menuruti semua kemauan Papa, kemauan Mama, or whatever."
Pak Krisna Fawkes menahan emosi nya, baru kali ini anaknya berbicara seperti itu padanya. Satria adalah anak yang bisa menahan emosinya, anak baik dan penurut.

Sandrina Allesandra terbunuh di sebuah gudang yang jauh dari apartenent maupun tempat kerjanya, dengan sekujur tubuh penuh goresan pisau. Membiarkan Sandy mati perlahan kehabisan darah.

Melihat ini bukan gelas pertama yang dipecahkan Satria, seperti nya masalah yang di alaminya benar-benar mengganggu kali ini, tapi Satria tetap berbicara dengan nada sopan kepada Papa nya.
Seorang pelayan masuk dan langsung membersihkan pecahan gelas wine kesekian yang dipecahkan Satria. Diikuti seorang berpakaian jas lengkap, Satria langsung bangun melihat kedatangan detektif keluarganya itu.
Sang detektif menunduk hormat kepada Tuan Krisna lalu menyampaikan informasi pada Satria yang sepertinya sudah tidak sabar.

"Tuan sepertinya yang melakukannya
bukan orang sembarangan."

"Apa maksudmu? Apa kau mau bilang kalau kau tidak sanggup menyelidiki pembunuhan Sandy?"

Detektif itu menegang, egonya sedikit terluka. Karena sebelumnya tidak ada yang bisa membuatnya pusing seperti ini mencari tau kasus yang tuannya berikan. Kecuali-
"Nona Sandy meninggalkan apartement nya sendiri. Tidak terlalu terburu-buru juga dengan wajah yang tenang. Sebelumnya dia tidak terlihat di ancam. Di sekitar tkp tidak ada cctv yang menangkap keberadaan Nona Sandy. Di loby apartement Nona Sandy terlihat menaiki sebuah taksi, tapi."

"Yang benar saja! Semua itu sudah ditemukan polisi." Kata Krisna.

"Saya menemukan satu hal di tempat kejadian."
Mata Satria langsung berbinar penuh harapan. "Apa itu?"

Sang detektif menunjukkan sebuah huruf, yang biasa tergantung di sebuah gelang.

D.

After Devnay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang