BAB 1

3.3K 154 21
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Faradiba Azzahra binti Irfan Hendrawan dengan mahar 1 stel logam mulia dan seperangkat alat shalat dibayar tunai!"

"SAH" riuh semua orang yang berada disana, rasa syukur terpanjatkan setelahnya

Pernikahan yang tidak pernah diimpi-impikan keduanya, jika bukan orang tua, mungkin mereka tidak akan berada dititik ini.

Fara yang berasal dari keluarga yang mapan harta namun miskin ilmu, tak faham agama seperti keluarga Raffa. didikan orang tuanya yang jarang membahas agama membuatnya jauh dari kata shalihah. beda dengan Raffa yang memang dididik dari kecil oleh orang tua yang faham agama dan ya! dirinya juga demikian. Athar (ayahnya) selalu tegas dalam mengajarkan anak anaknya tentang agama.

"Ayo salaman" pinta Farida (ibu Raffa). Merekapun bersalaman. tangan Raffa terulur menyentuh ubun-ubun perempuan itu, mulutnya komat-kamit bak dukun yang sedang baca mantra

Jangan jangan dia bacain gue pelet lagi -Fara membatin

Ia terdiam saat tangan itu masih berada diatas kepalanya. entah kenapa, ada desiran nyaman yang disana

Peletnya beraksi

Acarapun berlanjut dengan dua pasutri baru yang naik keatas pelaminan sana

Orang tua mereka amat bahagia menyaksikan itu, ada rasa bangga karena anak mereka menurut. walaupun melalui sedikit paksaan

Notifikasi dari ponselnya membuat benda itu berdering, dengan cepat Fara meraihnya

Giska🐶 is calling..

Perempuan itu menghembus nafas kasar. dia menekan tombol merah dan cepat-cepat membuka room chatnya dengan Giska yang notabene sahabatnya

Giska🐶:
"El, lo mau ikut gue balapan gak, hari ini?"

Fara berdecak kesal membaca pesan itu. bagaimana mau ikut jika sekarang berada diatas pelaminan seperti ini? soal Giska ia memang tak memberi tahu nya

Anda:
"Gak dulu!"

Giska🐶:
"Kenapa?"

Anda:
"Hari ini gue sibuk, besok aja"

Giska🐶:
"Gak asik!"

Ia membetulkan kata Giska, bukan Fara kalau tidak asik kan?

Berfikir sejenak, sebuah ide baru muncul diotaknya. spontan Fara mengetik apa yang ada dipikirannya. namun baru mengetik beberapa kata, ponsel itu dirampas dengan kasar oleh ibunya

"Ngapain main handphone?"

"Aku cuma balas chat Giska kok ma!" jawabnya dengan suara lantang, membuat Rahma (ibunya) geram sendiri. seluruh atensi tertuju padanya sekarang

"Nanti balas nya, banyak tamu yang datang. gak enak diliatin" ucap Rahma dingin, dengan membawa ponsel itu turun kesana

"Anj*ng!" Umpatnya membuat Raffa menggeleng

Astagfirullah...

Beberapa menit kemudian, seorang gadis cantik dengan gamis yang menjuntai ketanah, Khimar panjang menutupi seluruh lengkuk tubuhnya. gadis itu berjalan naik keatas pelaminan,

Raffa sampai tak berkedip. senyum yang tak pudar dari wajah cantiknya, dia Salma Fauziyyah sepupu sekaligus orang yang dicintai Raffa selama ini

Rasa tidak terima kembali muncul dihatinya, andai saja orang tua nya tak mendesak menikahkan anaknya diusia 23 tahun itu, mungkin Raffa akan melamar Salma nantinya. setelah perempuan itu siap

Andai saja Raffa menolak perjodohan konyol itu, mungkin yang berada disampingnya adalah Salma bukan Fara yang baginya hanya perempuan asing

Dan andai, ah! andai andai saja. semua hanya menjadi andai, semua sudah terjadi. ia sudah menjadi suami dari perempuan asing itu.

"Selamat kak Raffaaa!" Serunya mengatup tangan kearah Raffa, dia beralih pada Fara dengan niat bersalaman. namun bukannya membalas salam itu, Fara malah memperhatikan penampilan nya dari ujung kepala hingga kaki

Dih cewe banget.. -batin Fara tak suka

Tangannya dia turunkan saat tak mendapat respon dari sang empu. Salma tersenyum kikuk

"Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah" tuturnya membuat Raffa tersenyum dan mengangguk

"Oiya nanti setelah ini kepondok ya.. hitung-hitung bawa kak Fara juga kesana"

"Umur lo berapa sih? gak usah panggil gue kak! tua amat" ketus Fara menatap sinis

"Aku tahun ini masuk 19, kak Fara berapa?" tanyanya sangat ramah

"Kita seumuran!" Serobot Fara membuat Salma beroh ria

"Maaf, kirain seumuran Raffa"

"Lo kira gue tua??" nada bicara mulai meninggi membuat Raffa melerai

"Sudah sudah. Salma maafkan dia ya, dia memang begitu.." permohonan maaf itu membuat Fara tentu tak terima

"Maksud lo apa bilangin gue gitu?!"

Mengabaikan itu, Raffa cepat-cepat mengode Salma untuk turun dari sana demi menghindari perdebatan selanjutnya. Salma yang mengerti, buru-buru menyimpan kado yang berada ditangannya lalu kembali berujar,

"Aku turun dulu. sekali lagi maaf ya, Fara" pamitnya berlari kecil

Istrinya kak Raffa galak banget - Salma bergidik ngeri

"Dasar. Dia siapa sih?! istri lo?" Tanyanya asal, membuat Raffa mengangguk asal juga. Ia membulat mata bisa-bisanya dia punya madu?

"Bercanda. dia sepupu saya"

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang