BAB 25

1.5K 85 7
                                    

"Lehermu berdarah!" seru Giska melihat darah mengalir deras dileher laki-laki itu

Tangan Giska gemetar ingin menyentuh lukanya, bertepatan saat itu pula mobil hitam datang dengan kecepatan tinggi. Mengeremnya dengan sangat kencang pula, hingga ban belakang mobil terangkat "Zar

"Istri lo dibawa kesana" tunjuk Faizar kearah semak-semak, yang mana dia sudah menahan sakit yang menjalar ketubuhnya

"Buruan! dia biar gue yang urus," desak Giska saat melihat Raffa yang masih ditempat

Setelah tersadar laki-laki itupun mengangguk dan berlari mengikuti tempat yang ditunjuk Faizar,

"Fara" teriaknya

"Dimana kamu?"

"Far-

Bughhhh

Raffa meringis menerima serangan tiba-tiba pada punggungnya. dia berbalik, disana satu orang memegangi balok besar tersenyum menyerigai

"Lo gak akan bisa ketemu istri lo lagi,"

"Dimana Fara!?" Tanya Raffa

"Dia ada disana" tunjuk orang itu pada satu rumah yang memiliki kunci gembok berlapis lapis

Bughhh

"Dan, lo gak akan bisa masuk kesana"

"Jangan macam-macam Lo!" Ancam Raffa geram, dia menendang orang itu saat menghadangnya mengunjungi rumah tersebut

Bughhh

Penglihatan Raffa memburam menerima pukulan balok yang amat keras pada kepalanya,

"JANGAN BERGERAK!"

Teriakan ramai orang dibelakang sana. keduanya berbalik melihat itu polisi, orang yang memukul Raffa ingin melarikan diri, namun terlambat saat dia sudah lebih dulu ditangkap

"Pak, istri saya didalam sana" setelah mengucapkan itu, badan Raffa terkulai lemas, disamping kanan masih ribut dengan memberontak nya orang tadi, didepan sana polisi juga berusaha mengeluarkan Fara

Penglihatan laki-laki itu memburam. Tak lama terdengar suara teriakan
"Raffff!!!!!" Raffa mendengar suara itu, Raffa tahu siapa pemilik suara itu, tapi Raffa tidak merespon bukan karna dia tak ingin. dia ingin sekali, namun badan yang tiba-tiba saja ambruk membuat keinginannya tak tercapai

***

Badan Fara bergetar, Isak tangis terdengar pilu memenuhi ruangan bernuansa putih itu "Bangun Raf"

Dia menggenggam tangan dingin laki-laki dihadapannya, dimana kondisi laki-laki itu terbaring dengan perban yang melilit dikepalanya

"Maafin gue, lo gini karna gue"

"Gue

Fara tak mampu melanjutkan katanya. nafasnya tercekat, bola matanya dipenuhi dengan linangan air mata

"Gue belum akuin cinta gue ke elo,"

"Apa?" Perempuan yang tadinya terisak hebat, seketika terhenti mendengar tanggapan dari orang yang dia ajak berbicara

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang