ABSEN HADIR DULU DI KOMEN!
JANGAN LUPA BINTANG NYA CANTIK..
🤍🤍🤍🤍
Tandai typo, males revisi:)
°°°°°°
Semenjak semalam, laki-laki itu belum membukakan matanya. Semalam tidak ada satu orang pun yang mengetahui keadaan Damian.Beberapa menit kemudian, tangannya bergerak memegangi kepala yang sedikit pusing. Matanya membuka perlahan-lahan menyempurnakan pandangan yang terasa buram. Lalu laki-laki itu bangkit dari tidurnya merubah posisi menjadi duduk dan bersandar di pinggir kasur.
"pingsan sampe pagi?" Damian pingsan karena Kapala yang begitu sakit. Ntah kenapa kepalanya tiba-tiba nyeri begitu dahsyat sehingga laki-laki itu tidak sadarkan diri.
Damian segera mencuci muka dan mengambil air wudhu. Waktu menunjukkan pukul lima pagi, adzan subuh sudah berkumandang lima menit yang lalu.
Walaupun Damian suka mabuk, dirinya tidak pernah lupa dengan kewajiban lima waktu. Mau sesibuk apapun dengan kegiatannya pasti Damian menyempatkan diri untuk sholat. Percayalah, laki-laki itu mabuk ketika sedang emosi saja.
Matahari sudah memunculkan sinar yang memancar. Tetapi di rumah yang mewah, kedua orang tua Damian belum ada yang bangun selain Damian dan bi Surti asisten rumahnya. Sementar Levan sudah keluar untuk olahraga di Minggu pagi yang cerah ini.
Dengan pakaian kaos putih polos bercelana training, dan tak lupa pula dengan kaki yang sudah di balutkan sepatu. Laki-laki itu akan melakukan olahraga di pagi hari.
°°°°°°
Udara yang begitu sejuk. Laki-laki itu berlari pelan mengelilingi kompleks perumahan sampai tujuannya yaitu taman.Banyak orang-orang yang berlalu-lalang berlari di area taman. Apa lagi hari ini adalah hari weekend, banyak siswa dan karyawan yang libur untuk berolahraga di taman kota Bandung ini.
Teriknya panas matahari membuat kening Damian meneteskan keringat. Sudah hampir dua jam dia mengelilingi taman dengan tubuh yang sudah di basahi oleh keringat, akhirnya Damian memutuskan untuk beristirahat. Kedua netra coklatnya melihat kesana kemari mencari tempat yang nyaman untuk istirahat.
Setelah sudah menemukan tempat yang nyaman, laki-laki itu segera menduduki pantatnya ke tanah yang di atasnya ada rerumputan kecil. Lalu, Damian merogoh tas kecil yang melingkar di bidang dada dan bahu segera mengeluarkan air mineral yang sudah di siapkan dari rumah.
Brak!
Baru menegukkan setengah, kini botol yang dipegang Damian mental ke arah lain. Ada seseorang datang yang menghampiri Damian dan menepis botol itu sehingga terpental jauh.
"MAKSUD LO APA?!" Tegas Damian, kesal karena air yang sedang di minumnya tumpah berceceran di tanah. Kemudian Damian bangkit dari duduknya dan menatap sinis ke arah laki-laki yang sudah mengepalkan kedua tangannya.
Levan tersenyum miring. Ya laki-laki itu Levan sedang berolahraga juga di area taman. Levan menarik kerah baju Damian, kini amarahnya sudah tidak tertahan lagi.
Bugh
Damian terhuyung mundur ketika pipi sebelah kanan mendapatkan pukulan dari levan yang begitu kencang sehingga menimbulkan rasa nyeri di bagian rahangnya. Namun laki-laki itu masih bisa menyeimbangkan langkahnya.