8. IGNITES >>Mental Baja<<

21K 942 4
                                    


Wilona melepas tudung hoodynya, kemudian melihat ke area sekitar aula sekolah.

Pagi itu cukup ramai untuk ukuran hari senin yang dibenci sebagian orang.

Gadis itu sedikit bingung. Ada apa dengan orang-orang yang berkerumun itu?

Dia tersenyum tipis karena pikiran konyolnya sendiri. "Jam segini masa ada yang bunuh diri di sekolah? Ada-ada aja pikiran gue," gumam Wilona.

Gadis itu kembali berjalan santai, melewati orang-orang yang tidak sadar akan kehadirannya dengan telinga yang disumbat earphone.

Tiba-tiba mereka melihat ke arahnya yang kemudian Wilona tersadar, bahwa mereka menatapnya karena seseorang memanggilnya dari jauh.

Gani berlari kecil menghampiri Wilona. "Pantesan dipanggil nggak nyaut," decak pemuda itu. Wilona terkekeh pelan, dan menyamakan langkah dengan Gani.

"Ada apa sih, pagi-pagi udah rame aja?" Tanya Wilona.

"Ohhh," Gani merapikan dasinya. "Rani, model sekolah, udah mulai aktif belajar lagi hari ini," jawabnya.

Wilona mengerutkan kening. "Model sekolah?"

"Iya. Jadi dia tu didapuk sebagai perwakilan sekolah tahun ini, di ajang kecantikan. Traine selama sebulan," jelas Gani. Pemuda itu sedikit mendekatkan bibirnya ke arah telinga Wilona. "Dia mantan gue," bisik pemuda itu.

Gadis itu tertawa ringan. Gani dengan sombongnya memamerkan mantannya yang seorang model, begitu?

"Tapi bukan gue yang nembak dia. Tiba-tiba dia mengklaim hubungan kami yang sebenarnya masih tahap pdkt. Jadi ya terpaksa gue akui," lagi, lanjut pemuda itu.

Wilona berdecak pelan. "Emang bahaya wakil ketua OSIS kita."

Gani tersenyum manis sambil berjalan mendahului Wilona. "Gue duluan ya? Ada rapat pagi," pamit pemuda itu.

Wilona membalas lambaian tangan Gani yang langsung hilang setelah berbelok.

Gadis itu melirik ke arah lapangan utama, dimana beberapa murid sedang mempersiapkan upacara rutin setiap senin.

Matanya tak sengaja melihat sosok Jaglion yang sedang duduk tak jauh dari tiang bendera.

Sepertinya ini giliran kelas pemuda itu untuk jadi petugas upacara. Wilona jadi penasaran, Jaglion ada di posisi apa kira-kira?

Tanpa sadar, dia justru sedang memperhatikan pemuda yang belakangan ini mengganggunya di sekolah.

"Lo dekat sama Gani?" Tanya seseorang, membuat fokus Wilona jadi buyar.

Di hadapannya sekarang, ada 3 siswi dengan penampilan yang membuat mata Wilona terasa sakit.

Mereka bukan seperti pelajar biasa. Apa nyaman ke sekolah dengan rok sependek itu?

Tapi, wajahnya tak asing bagi Wilona.

Maharani? Gumamnya dalam hati.

"Gue liat lo akrab banget sama dia," lanjut gadis itu. Wilona berdehem pelan.

"Kebetulan kami sekelas," jawabnya.

Mulut siswi bernama Rani itu membentuk huruf O, tapi agak sedikit lebay menurut Wilona.

Gadis itu terus menyilangkan tangan ke depan dada, menggambarkan betapa angkuhnya dia.

"Lo anak baru itu, ya? Yang katanya jadi sasaran kak Lion dan kak Raga?" Tanya siswi itu.

Wilona menghela napas, pelan. "Nggak ada berita lain tentang gue selain itu?"

"Oh," Rani menunjuk Wilona dengan gaya centilnya. "Lo juga berantem sama Kak Bella. Digosipin sama Gani dan beberapa anak basket."

IGNITES Where stories live. Discover now