19. IGNITES >>Fakta Menarik<<

17.1K 745 24
                                    


Wilona bingung sendiri saat Bella memberikan foto polaroid seseorang padanya. Gadis di dalam foto itu sangat manis dan cantik.

Dari 3 foto itu terdapat gambar Jaglion yang sedang duduk berdua dengan senyum yang sangat lebar.

Wilona tidak mengerti maksud Bella memberikan ini padanya.

"Gue nggak bermaksud buat hancurin hubungan lo berdua. Lagian gue tau, hubungan kalian nggak seserius itu," kata Bella percaya diri.

"Kalo gitu ini buat apa?" Tanya Wilona yang masih bingung.

Bella menghela napas pelan. "Dia Aira. Orang paling spesial di hidup Jaglion," jelasnya.

"Lo tau hubungan gue sama kak Lion nggak serius, tapi lo lakuin hal ini. Itu yang bikin gue nggak ngerti," Wilona menatap serius kakak kelasnya itu. "Lo lagi ngerjain gue atau nolongin gue?"

Bella berdecak. Dia berkacak pinggang sambil membalas tatapan Wilona, remeh. "Dari awal gue emang nggak suka sama lo. Tapi gue lakuin ini karna, gue pikir nggak ada salahnya bikin lo sadar posisi lo yang sebenarnya tu di mana."

"Aira itu orang yang spesial, tapi mereka nggak punya hubungan yang spesial. Ngerti nggak?" Lanjut Bella. "Mau sekuat apapun hubungan lo sama Jaglion, kalo posisi itu masih dipegang Aira, lo tetap kalah dari dia."

Wilona tampak serius mendengarkan penjelasan Bella. Dia tidak ingin memotong dulu sebelum kakak kelasnya itu menjelaskan semua yang dia maksud kali ini.

"Niat gue baik meskipun gue benci sama lo. Cuma ini yang bisa gue lakuin sebagai pertolongan pertama, biar lo sadar posisi lo."

"Posisi gue masih lebih tinggi dari lo, kak," balas Wilona penuh percaya diri.

Balasan itu membuat Bella berdecih kesal dan membuang muka. "Gue tau!" Kesalnya. "Makanya gue benci sama lo. Gara-gara kehadiran lo mereka jadi lebih fokus sama lo. Tapi di sini gue juga mau liatin ke lo, kalo lo juga bukan prioritas mereka."

"Dan ada hubungannya sama Aira?" Wilona mendesis. "Nggak perlu dikaitkan sama hubungan gue dan Jaglion, kan?"

"Lo ngerti nggak sih maksud gue?" Kali ini Bella benar-benar terlihat sangat kesal. "Lo nggak boleh jatuh cinta sama Jaglion, karna dia cuma cinta sama Aira."

Wilona terdiam. Dia makin bingung dengan hubungannya sendiri. Kalau memang Jaglion hanya menjadikan dia sebagai tameng agar gadis lain berhenti mengejarnya, mengapa dia tidak sekalian dengan Aira saja yang benar-benar dia cinta?

"Ngerti kan, sekarang? Jangan jatuh cinta sendirian. Lo bakal rugi. Kalo suatu saat dia dihadapkan pilihan antara lo sama Aira, lo udah tau siapa pemenangnya."

Bella pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu, membuat Wilona membeku di tempatnya.

Maksud Bella sangat baik, mengingatkan Wilona agar tidak terjebak cinta sendiri. Hanya saja fakta tentang orang spesial Jaglion membuat Wilona masih bingung.

Dia menepi ke tembok pembatas, menikmati angin yang berhembus dengan lembut. Udara benar-benar terasa sesak sekarang.

Entah sesak karena debu yang diguyur gerimis kecil, atau mungkin hanya sesak di dada Wilona saja karena kenyataan yang baru saja dia tahu.

Langkah seseorang membuat Wilona terusik. Dia menoleh ke arah tangga, mendapati Raga yang kini menatapnya dengan penuh tanya.

"Ngapain di sini?" Tanya Raga sambil mendekat. Pemuda itu menyalakan pematik setelah mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya.

"Area ini khusus buat kalian doang, gitu?" Sinis Wilona sambil bergeser, sedikit menjauh dari Raga karena kepulan asap rokok yang mulai berhembus.

"Nggak bisa lembut dikit ke gue?" Protes Raga. Dia heran kenapa Wilona selalu sinis padanya. Padahal kalau dipikir-pikir, dia tidak seburuk Jaglion dan Hery.

IGNITES Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα