2. Here We Are

1.8K 260 33
                                    

UNIT 116

Boboiboy FanFic

All Characters belongs to © MONSTA
UNIT 116 © aileolaver

All Characters belongs to © MONSTAUNIT 116 © aileolaver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"WOI INI SIAPA YANG MINUM BOBA GUE?? NGAKU GA LO PADA??!!" Tanya Taufan dengan penuh emosi.

"Yang ada dikulkas itu bukan, Fan?"

"IYA ITU! YANG DIKULKAS!"

"Sorry to say, tapi tadi gue liat si Solar minum diem-diem dibalkon"

"hayoloo..." ucap Ice dengan pelan.

"OH HASIL CURIAN TERNYATA? Untung gue kagak jadi minta tadi."

"SI SOLAR MANA JANCOK?? WOI SOLAR KELUAR GA LO??!!!"

"Solar sembunyi dilemari pakaian, Fan.." Ucap Thorn dengan polosnya.

"BANGKE LO THORN, UDAH GUE BILANG JANGAN KASIH TAU TAI"

"SINI LO ANYING, DIEM SITU JANGAN BERANI-BERANINYA NYA LO KABUR!"

"asik, seru nih" seru Blaze

"Ini pada mau disiapin popcorn kagak?" Tanya Gempa.

"MAUU GEMM!" Seru Thorn dengan penuh semangat.

"TOLONGIN GUE COK"

"Haduh..." desah Halilintar. Seakan-akan bisu, ia hanya bermain dengan handphone miliknya. Ia sudah lelah melihat kelakuan keduanya, kalau tidak Taufan dan Solar, pasti Taufan dan Blaze.

"Hajar terus, Fan!"

"Ah, anjing greget gue cok. WOI SOLAR LARI LO KENAPA LAMBAT BANGET KALAH SAMA SI KICIK?"

Taufan berhenti sejenak lalu menatap Blaze dengan tajam, "SIAPA YANG LO SEBUT KICIK?!"

"Engga anu itu, bercanda..." Maafnya sambil berlutut dihadapan Taufan.

Di dalam unit nomor 116, Solar berlari kesana-kemari untuk menghindari Taufan yang tak lelah mengejarnya. Pemuda itu menatap teman-temannya yang lain, tatapannya memelas hanya untuk sekedar meminta belas kasihan. Namun yang didapat hanya suara tawa puas dari teman-temannya itu.

Sial. Solar naik ke atas kasur, melindungi wajahnya dengan tangan ketika Taufan mulai melempar bantal dengan brutal.

"MAAF! NANTI GUE GANTI BOВА NYA, JANJI. TAPI TOLONG BERHENTI LEMPAR BANTAL!" Teriakan Solar menggelegar di dalam unit.

Yang lain tak berniat membantu sedikitpun, mereka hanya tertawa seolah Taufan yang mengamuk dan Solar yang tersiksa adalah tontonan menarik yang wajib dinikmati.

"HALAH TAI! Dipikir gue bakal percaya sama lo? Minggu kemarin aja lo gak ganti puding punya gue!" Taufan berdecak kesal. Boba itu sengaja dia simpan untuk diminum hari ini, namun dengan seenaknya Solar meminum boba itu tanpa permisi. Bagaimana dia tidak kesal? Solar telah melakukannya beberapa kali!

"Terus lo maunya apa????" Jawab Solar pasrah.

"Sini deketan, gue pengen nonjok lo sekali aja."

"Enggak, gak mau!" Solar berlari ke arah balkon. Berusaha menghindari Taufan yang sudah ancang-ancang ingin menghajarnya. Satu tonjokan dari Taufan itu sama saja seperti ditonjok preman. Kecil-kecil cabe rawit.

Taufan mengejar pemuda itu ke balkon, membuat Solar tanpa sadar memundurkan langkahnya. "Ah, udahan. Jangan di balkon gini, nanti jatuh." Kata Taufan. Ia tiba-tiba merasa cemas, walaupun ada sebuah pagar tetapi posisi Solar saat ini bisa saja jatuh ke bawah jika di dorong ke belakang.

"Jangan berantem di balkon, bahaya." Suara Halilintar terdengar dari dalam.

"Janji lo gak akan tonjok gue?" Solar menatap Taufan ragu.

"Ck, iya janji!" Gerutu Taufan, kesal.

Solar akhirnya mengangguk. Pemuda itu hendak berjalan maju, namun seperti ada yang sesuatu yang mendorong dia hampir terjungkal ke belakang jika saja Ice tidak tiba-tiba datang dan menarik tangannya.

"lo gapapa?" Tanya Ice, dia menatap Solar yang tengah mengontrol nafasnya dengan cemas.

Solar menggeleng. "Gapapa, cuma kaget aja."

Yang lain berjalan ke arah mereka. Melihat Ice yang tiba-tiba saja berlari ke arah balkon membuat mereka cemas.

"Udah gue bilang jangan berantem!" Sentak Halilintar, kesal.

"Udah-udah mending kita masuk ke dalam, kasian Solar pasti masih shock." Dan Blaze akan selalu menjadi pelerai dalam situasi seperti ini.

***

"Gila... kalo tadi gue beneran jatuh, langsung mati kali ya"

"Bahasa lo Solar" Jawab Halilintar dengan cepat.

"Lo jangan gitu, Sol..." Balas Taufan, ia merasa bersalah sekarang.

"Waduh... salah lagi nih" Ucap Solar sambil menggaruk kepalanya.

"Jangan bahas soal kematian, Sol... Serem tau."

"Yaudah iya, maafin gue ya, Thorn." Ucap Solar dengan lembut sambil mengusap kepala Thorn. Kemudian Thorn mengangguk pelan.

"PACARAN NI YEEEE, PACARAN NI YEEE CIE CIEEE~" Kata Blaze sambil tepuk tangan. Taufan yang melihat itu pun ikut serta, ia bersiul dengan nada lagu Careless Whisper.

"Matamu." Balas Solar dengan malas.

"Eh, btw, kok bisa sih Sol hampir terjungkal gitu?" Tanya Gempa dengan penuh heran.

"Ada yang dorong gue" Jawab Solar.

"Jangan bercanda" Ucap Blaze. Mana mungkin ada yang mendorong Solar?

"Gue serius anjir?" Jawab Solar tetap dalam pendiriannya.

"Yaudah, seenggaknya tadi Ice selamatin Lo." Kata Halilintar.

"Oh iya, gue belum bilang makasih." Ucap Solar. Ia mendekati sang manik biru itu lalu berjongkok dihadapannya, "Makasih ya Ice, kalo ga ada lo, mungkin gue udah metong."

"Iya, sama-sama... udah jangan gini, malu"

"Eh tapi kok lo bisa langsung lari ke balkon sih, Ice? Kita kan gatau kalo Solar bakal jatuh?" Tanya Taufan dengan penuh penasaran. Ia masih heran.

"Tadi firasat gue tiba-tiba ga enak" Jawab Ice dengan santai.

"Emang firasat lo ga pernah salah, Ice." Kata Blaze.









































































































ga pernah salah ya?


































































TBC

Halo! gimana ceritanya? Maaf kalau kurang menarik, jangan lupa vote + comment iya! Sampai jumpa di chapter selanjutnya! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

From aileen
To all of you! ૮₍。'ᴖ ˔ ᴖ'。₎ა

UNIT 116 [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang