4. Hallucinations?

1.8K 238 38
                                    

UNIT 116

Boboiboy FanFic

All Characters belongs to © MONSTA
UNIT 116 © aileolaver

All Characters belongs to © MONSTAUNIT 116 © aileolaver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pagi ini, semuanya anggota unit 116 sudah berkumpul di ruang tamu, kecuali Taufan yang masih terlelap dalam mimpi indahnya itu.

Tidak, tadi ia sudah dibangunkan oleh gempa 4 kali, tapi tak bangun juga dengan alasan masih mengantuk. Masih ingat kejadian tadi malam? Taufan tetap juga tak bisa tidur, ia sudah mencoba berbagai cara untuk membuat dirinya mengantuk, tapi semua caranya itu tak berhasil juga.

Mulai dari dirinya yang bermimpi ia sedang berada dihutan gelap sendirian, ia melihat kematian sang bunda, ia memakan bola mata. Ah... Sungguh Taufan yang menyedihkan~

***

"Ah, anjir capek gue bangun tuh anak... Daritadi kagak bangun-bangun." Ucap Gempa dengan nafas yang berat. Lalu ia duduk menyandar pada sofa sambil mengambil nafas yang dalam sebelum melanjutkan perkataannya.

Sudah berbagai cara ia lakukan untuk membangunkan Taufan. Mulai dari menyiram wajah Taufan dengan air dingin, memukul badan nya, menggoyang tubuh milik Taufan, dan yang terakhir, cara legend yang akan ia lakukan yaitu memukul panci kesayangannya ke bokong milik Taufan. Tapi masih saja tidak bangun.

"Coba lo bangunin sendiri deh, Li." Kata Gempa dengan pasrah.

Halilintar yang mendengar hal itu pun mengangguk. Ia segera bangun dari duduknya lalu pergi kekamar mereka. Kali ini, Halilintar akan mencoba membangunkan Taufan dengan caranya sendiri.

*Knock Knock*

"Fan, gue izin masuk ya?" Ia pun membuka pintu kamar itu dan masuk. Tentu saja pemandangan pertama yang ia lihat adalah Taufan masih tertidur. Padahal ini sudah mau masuk jam sekolah! Astaga...

"Bangsat emang ini anak."

Halilintar berjalan mendekati Taufan, langkah nya terhenti ketika ia melihat suatu kertas dengan tulisan yang tak ia mengerti. Halilintar hanya berpikir bahwa Taufan yang menulis itu. Ia pun membuang kertas itu dengan melemparkan ke luar balkon.

Ia kembali mencoba untuk membangunkan Taufan, "Fan, bangun Fan."

"..."

"Fan, ayo bangun! Kita udah mau masuk, Fan." Ucap Halilintar sekali lagi sambil mengguncangkan tubuh kecil Taufan itu.

"..." Masih tak ada jawaban yang dikeluarkan oleh Taufan. Anak ini kenapa sih?

"Taufan."

"TAUFAN, BANGUN ATAU GUE BUANG SEMUA NOVEL LO?" Iya, itu cara legend Halilintar. Cuman mengancam Taufan dengan membuang semua novel miliknya. Dengan ancaman saja Taufan sudah ketakutan, apalagi kalau beneran dibuang?

UNIT 116 [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang