5. Nikah?

19 2 1
                                    

« 𝙼𝚈 𝚂𝚃𝙴𝙿𝙱𝚁𝙾𝚃𝙷𝙴𝚁 »

***

“Kalau Macha pergi?“

Arsen langsung melunturkan senyum nya dan merubah wajah menjadi sendu, dan matanya mulai berkaca² bibirnya mulai bergetar dan akan mengatakan sesuatu, Marsha masih fokus untuk melihat jalan namun mendengar perkataan Arsen membuatnya panik

“Macha.. Mau ninggalin Arsen?“ Arsen berkata dengan suara bergetar nya, Marsha langsung memberi tanda berupa lampu kepada Alex yang didepan untuk berhenti. Lalu ia menepi ke samping jalan

“Engga.. Macha cuman tanya“Jawab Marsha dengan wajah paniknya

“Tapi kalo Macha ngomong gitu belalti Macha udah mau ninggalin Alsen“Lanjut sang adik dengan pipi yang sudah basah dengan air mata

“Alsen sukak sama Macha..., Al-alsen sukak ma-main sama Macha, Macha bi-bikin Alsen nda kesepian, mama seling malah² tlus ju-juga seling kelual, Alsen di-ditinggal sendiri, papa.. papa nda pelnah pulang..“Katanya dengan lirihan di akhir kalimat “Alsen cuma punya kak ecel...“Kata Arsen lirih dengan menundukan kepalanya

Marsha yang sudah merasa kasihan dengan bocah kecil itu tanpa basa basi langsung mengangkat Arsen ke gendongannya dan mengusap pelan punggung sang adik

“Macha kan ninggalin Arsen, Macha cuman bil-“Kata² Marsha terpotong dengan Arsen

“Tapi tadi Macha bilang kalo Macha pelgi? belalti Macha udah ada lencana ninggalin Alsen,Alsen nda mau, Macha“Katanya sambil mendongakkan kepalanya dengan mata yang sudah meluruhkan air matanya

Marsha yang melihat itu merasa sangat sakit, ia ikut menintikkan air matanya  dan menatap mata adiknya dalam² ia berpikir keras tentang pernikahan ayahnya sakit, bingung, dan merasa keluarga kecilnya tersingkirkan. Namun entah mengapa lebih sakit melihat adiknya menangis karena kekurangan kasih sayang, ia terdiam dan berpikir. Cukup dirinya yang kekurangan kasih sayang.. Ia tidak ingin adiknya pun ikut merasakannya, meskipun dari perkataan Arsen tidak ada yang tertuju ke Axel yang meninggalkan Arsen sendiri, itu berarti ia masih mengurus Arsen dengan baik

Namun ia juga bingung mengapa ia bisa sesayang ini kepada seseorang yang baru ia temui kurun waktu 1 bulan, seperti ada sesuatu. Dalam waktu 2 hari bayangkan saja belum sampai 24 jam. Marsha juga bertanya pada dirinya sendiri, sebenernya apa yang terjadi dengan dirinya sendiri, seolah ada ikatan namun ia sendiri tidak dapat menjelaskan ikatan apa itu. Setelah menatap lekat sang adik tanpa mengucapkan satu patah kata pun Arsen semakin takut bahwa Marsha akan meninggalkannya

“Macha.. “Katanya sambil mengoyangkan badan Marsha dengan tangan mungil nya, setelah lama berpikir keras dengan menatap lekat mata Arsen akhirnya Marsha tersadar dari lamunannya melihat Arsen yang semakin sesegukan

“Kenapa diem aja Macha..“Tanyanya dengan bingung dan takut lalu berkata

“Macha beneran mau ninggalin Alsen“Tanyanya dengan mata yang semakin meluruhkan air matanya, Marsha menjawab dengan senyuman meskipun matanya ikut menintikan air mata

“Macha ngga akan tinggalin Arsen, oke?“ Kata Marsha dengan lembut sambil mengusap kepala Arsen membuatnya nyaman dan mulai memeluk Marsha kembali, “Kita bakalan sama² terus, itu janji Macha sama Arsen“Kata Marsha dengan mata terpejam dan mengelus pelan kepala Arsen, sembari mencium pucuk kepala Arsen terus menerus

Saat masih berpelukan terdengar suara ketukan dari kaca pintu mobil Marsha yang membuat mereka berdua menoleh bersamaan

TOK ! TOK ! TOK !

Terlihat Alex yang kebingungan dengan menerka" apa yang terjadi didalam, apakah adik kecilnya merepotkan Marsha? Marsha pun beralih menatap Alex dan mulai membuka kaca yang diketuk oleh Alex

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY STEPBROTHER (On Going) Where stories live. Discover now