2. Tidak ada pilihan

21 1 0
                                    

Vote and comment!

♡♡♡

Reshel menutup pintu ruangan VIP tersebut. menuruni tangga dengan tatapan kosong. Aklan? Sang kepala cabang baru itu ternyata anak dari Ramad Soetona. Partner kerja orang tuanya dulu yang di tipu habis-habisan oleh orangtuanya.

Uang tak cukup ternyata untuk melunasi semua kerugian orangtuanya, kini sekarang harga dirinya pun diminta.

Bagaiman kehidupan Reshel selanjutnya? Reshel mengiyakan permintaan Aklan tadi karna paksaan.

Reshel memasuki dapur. Tak sengaja tangannya menyenggol Panci panas "Ahss.."

"Shel, hati-hati." kata Bagas.

"Ngga sengaja," jawab Reshel apadanya. Tak biasa sekali Reshel seperti ini.

"Lo di apain sama Pak Aklan?" tanya Bagas.

"Cuman di kasih peringatan. I'm Oke." bohong Reshel.

"Bagus lah kalo gitu, lain kali jangan ceroboh. Walau emang gua akuin sebagai laki, beliau gantengnya ga wajar banget. untung gua normal." oceh Bagas.

Reshel menanggapi dengan kekehan kecil saja.

"Lu kenapa shel?" Tanya Bagas memastikan.

"Gapapa. masih shock dikit aja."

Bagas mengangguk-agukan kepalanya. ia melanjutkan pekerjaanya.

Reshel kembali dengan kualinya, memegang beberapa sayuran dan bumbu-bumbu. Reshel suka memasak, hal ini sedikit menenangkan pikiran Reshel yang kacau.

♡♡♡

Di ambang pintu dapur terdapat Aklan yang memperhatikan Reshel. Aklan tersenyum smirk, ia sebentar lagi akan mendapatkan kepuasan sakitnya. kehilangan ia akan utuh dengan Reshel.

Dendam di dada Aklan bergemuruh.

Lo yang harus balas semuanya Shel. Batin Aklan.

Aklan menutup pintu dapur, berjalan seraya memasuki tangannya kesaku celana. Badan menjulang tinggi, hidung mancung, alis tebal, kulit berwarna putih kuning langsat, wajah tertekuk tegas cuek, di tambah dengan tubuh kekar membuat pengunjung disana teralihkan olehnya.

Aklan memasuki ruangan barunya. Aklan tampak tak suka dengan ruangan bercorak terang tersebut, ia akan ganti ruangan ini warna hitam besok.

Sedari tadi ponsel Aklan tak henti berdering. Ini ke-28 panggilan telfon dari papihnya.

"Iya Pih?" Ucap Aklan bertanya.

"Apa saja yang sudah kamu lakukan hari ini?" Tanya Ramad-papih Aklan di sebrang sana.

"Bertemu dengan anak si sialan itu." jawabnya.

Papihnya disana membuang nafas kasar.

"Apa Papih tau hal ini?"

"Apa?" tanya Papihnya balik.

"Anak dari Retaro si sialan itu bekerja disini. Apa Papih tahu?" Tanya Aklan lebih jelas.

RESHEL Where stories live. Discover now