Part 17

153K 6.7K 106
                                    

"Ada empat persyaratan dalam setiap pernikahan yang membahagiakan. Yang pertama adalah iman, dan sisanya adalah kepercayaan."- Elbert Hubbard

Sepeninggal Mark, Devward sudah memutuskan kalau malam ini ia akan pulang ke rumahnya dan menemani istrinya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan ancaman Delaneria. Ya, Devward akan menceritakan semua kesalahpahaman ini pada istrinya.

Devward tidak mau kehilangan istrinya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah jujur dan terbuka. Dan Devward juga berniat mengajak istrinya liburan.

Tadi Mark kembali lagi ke apartemen sekaligus meminta ijin untuk mengajak Lery jalan-jalan. Saat Devward bertanya, Mark hanya menjawab, "Lery butuh refreshing, Dev."

Devward sampai keheranan melihat sikap Mark yang tumben-tumbennya mengajak Lery keluar. Sebenarnya itu tidak masalah bagi Devward, karena Mark bisa dipercaya.

Saat sudah sampai di halaman rumah, Devward turun dari mobilnya dan melangkah tidak sabaran. Dia memasuki rumah dan melangkah menuju kamarnya dengan hati-hati. Tidak ada siapa pun. Kamarnya kosong.

"Apa mereka belum pulang?" batin Devward sambil berjalan menuju pintu depan.

Lelaki itu memutuskan untuk menunggu saja, tidak berapa lama suara deru mesin mobil terdengar. Devward mengintip di balik gorden dan melihat Lery keluar dari dalam mobil bersama Loraine juga. Lalu Lery melangkahkan kakinya setelah melihat kepergian mobil Mark.

Lery membuka pintu dan terkejut dengan apa yang dia lihat. Lery mengucek matanya dan mencubit pipinya berharap ini tidak mimpi. Devward di hadapannya lengkap dengan senyum yang Lery rindukan dan merentangkan kedua tangannya ke udara. Siap menyambutnya.

Lery tersenyum lebar dan berlari kecil. Langsung memeluk tubuh suaminya dengan erat.

Air mata lolos dari pelupuk matanya. Air mata kebahagiaan.

"Aku merindukanmu, Dev," ucapnya masih terisak.

"Terlebih diriku, Sayang. Maafkan aku karena mengabaikanmu." Lery menggeleng dan semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

"Aku akan menjelaskan semu—" "Nanti saja, aku hanya ingin memelukmu," potong Lery. Devward semakin mengeratkan pelukannya, membelai kepala Lery dan mengecup puncak kepala Lery berkali-kali.

Setelah puas berpelukan, Lery melepaskan pelukannya dan berjinjit mengecup Devward. Devward tersenyum lalu menarik dagu istrinya dan mengecupnya.

"Ah, kau pasti belum makan malam, aku akan membuatkan makan malam untukmu." Lery menarik tangan Devward menuju dapur. Sementara yang ditarik hanya menurut saja. Devward membeku saat melihat jari tangan istrinya ada beberapa tempelan plester.

"Ada apa?" tanya Lery yang menyadari Devward berhenti melangkah.

Devward langsung meraih tangan istrinya dan menatap tangan mungil itu dengan wajah penuh penyesalan dan khawatir. Seperti menyadari raut wajah Devward, Lery langsung menarik tangannya.

"Ah, ini tidak apa-apa, ini wajar untuk pemula sepertiku," ucapnya sambil tersenyum berharap kekhawatiran Devward hilang.

Devward meraih tangan Lery lagi dan mendudukkannya di kursi dekat kulkas besar di dapur.

"Sebentar...." berlalu dan meraih kotak P3K di dalam laci. Setelah itu, Devward kembali dan berjongkok di depan Lery.

Perlahan Devward melepas plester yang membungkus luka jemari tangan istrinya dengan sangat hati-hati. Membersihkannya, mengobati, dan menempelkan kembali plester yang baru.

My Protective HusbandWhere stories live. Discover now