Part 20

152K 6.6K 195
                                    

"Kau pergi ketika aku benar-benar takut kehilanganmu. Bukan kau yang tak pernah benar, namun aku yang terlalu berambisi takut kehilangan dirimu."

Devward memasuki apartemen Delaneria dengan tertatih. Sedikit lagi, semua akan selesai. Dan setelah ini semua selesai, Devward akan menjemput istrinya yang sekarang ada dalam perjalanan menuju San Fransisco.

Iya, di perjalanan tadi, Devward membayar orang untuk menemukan istrinya. Ternyata Devward kecolongan. Mark sudah tahu keberadaan Lery, tapi kenapa lelaki itu tidak memberitahu Devward? Yang jelas, Mark menyembunyikan sesuatu dari Devward. Termasuk Loraine yang belum juga pulang tapi Mark santai saja.

Devward juga menyuruh anak buahnya agar menyelidiki Mark. Bukannya ia tidak memercayai Mark, tapi Devward merasa ada yang mengganjal dengan Mark.

Devward menekan bel pintu apartemen Delaneria dan pintu terbuka. Di depannya, Delaneria berdiri dengan ekspresi terkejut dan cemas dibuat-buat saat ia melihat kondisi Devward.

"Oh, God. Dev, apa yang terjadi padamu?" Delaneria menarik Devward masuk tanpa menutup pintu.

"Apakah sakit?" Delaneria mencoba meraih wajah Devward, tapi Devward menepisnya. Lelaki itu tak sudi disentuh orang seperti Delaneria.

"Apa yang terjadi?" tanya Delaneria memasang raut wajah sedih.

Devward tersenyum miring melihatnya.

"Kau hamil?" tanya Devward membuat Delaneria gugup dan mulai gelisah.

"Kau menemui istriku? Kau berhasil, dia pergi dariku." Delaneria tersenyum sinis pada Devward.

"Memang! Aku memang menemui istrimu dan mengatakan padanya aku hamil anakmu. Tapi, bodohnya istrimu mau saja percaya padaku! Ternyata dia sangat mudah percaya dan terpengaruh pada ucapan orang lain."

"Kau memanipulasi surat dokter, hah?"

"Hahaha, kau pintar sekali, Dev. Tapi, sayangnya istrimu juga percaya surat palsu itu."

"Dan kau yang merencanakan kecelakaan yang menimpaku, hah? Apa alasanmu melakukan semua ini, hah?" Delaneria mulai gugup lagi.

"Kau tidak punya bukti, Dev!" Delaneria tertawa sumbang.

"Dan ... aku memang dibalik itu semua. Karena apa? Karena aku muak denganmu, aku benci melihat istrimu, aku iri. Aku iri melihatnya karena dia lebih dari segalanya dariku, dia lebih cantik dariku. Aku benci kalau ada yang mengimbangiku!"

Kena kau!!!

"Hmm, istriku memang jauh berkali-kali lipat dibandingkan denganmu." Devward tersenyum membayangkan istrinya.

"DIAM!!! Kau tak perlu membanggakan istrimu di depanku, sialan!!!"

"Kau memang gila!"

"Hahaha, kau baru tahu aku gila?" Delaneria menghampiri Devward dengan sesuatu di tangannya. Benda tajam. "Kau tahu, aku kabur dari rumah sakit jiwa, dan kau tahu, aku ini buronan polisi karena aku membunuh orang dengan tanganku sendiri. Sebenarnya aku ingin menghabisi istrimu juga, tapi aku tak melakukan itu. Istrimu lemah dan baik hati. Hahaha, kau bodoh sama seperti istrimu." Delaneria mengacung-acungkan pisau di depan wajah Devward.

Wajahnya mengerikan. Delaneria benar-benar seorang pembunuh berdarah dingin.

"Wajah tampanmu masih sama." Delaneria mulai menggoreskan pisaunya di wajah Devward.

Devward menepis tangan Delaneria dan berusaha merebut pisau itu dari tangan Delaneria. Tapi ternyata Delaneria tidak ingin menyerah, ia mendorong Devward dan kembali mengacungkan pisau itu di depan wajah Devward. Delaneria juga menendang kuat kaki Devward yang diperban membuat Devward meringis dalam hati.

My Protective HusbandWhere stories live. Discover now