Episode 11

1.2K 105 25
                                    


"Hai indira ku..."

"Hai juga,,, tapi ga usah kaya Deva juga kali manggilnya hahaha.." kekeh Shani mendengar sapaan sang kekasih yang baru saja datang ke rumah sakit untuk menjenguknya.

"Biarin aja napa sih hehehe.. Oiya gimana kamu? masih pusing?" tanya Vino yang kali ini sudah duduk di samping tempat tidur Shani.

"Masih sedikit, tapi kata dokter paling besok juga udah boleh pulang kok."

"Oh bagus deh kalau gitu. Oiya kamu ga bosen di kamar terus? Keluar yuk jalan." ajak Vino.

"Lumayan sih, emang kamu mau ajak aku kemana?"

"Taman aja ga usah jauh-jauh lah, kita muter-muter rumah sakit aja biar kamu ga sumpek di kamar terus hehehe.." jelas Vino yang hanya di jawab anggukan oleh Shani.

Dengan sigap Vino pun membantu Shani untuk duduk terlebih dahulu, kemudian ia langsung mengambil kursi roda yang ada di dekat pintu. Bukan karna Shani belum sanggup berjalan lagi, tetapi Vino tidak tega jika kekasihnya harus berjalan kaki di kondisinya yang belum pulih betul. Setelah membantu Shani untuk turun dari tempat tidurnya dan telah nyaman duduk di kursi rodanya, dengan perlahan Vino pun mulai mendorongnya untuk mengajak Shani berkeliling. Tampak ada senyum bahagia di wajah Shani saat ini, ia seperti sejenak melupakan sakit dan masalah yang sedang di hadapinya. Shani bukan orang bodoh yang tidak mengerti apa-apa yang tidak tahu bahwa ada hal aneh di balik setiap kecelakaan yang menimpa dirinya, hanya saja ia belum mau begitu memikirkan dan ambil pusing. Didalam pikirannya adalah dia hanya sedang ingin bersama Vino yang bisa sedikit mengobati sakit dan kecemasannya.

Vino POV

Jujur saja aku sangat merasa bersalah di saat melihat wajah bahagia Shani tetapi dengan kondisi yang tidak sehat seperti ini. Ada sedikit penyesalan di dalam diri ku, sudah dua kali aku tidak bisa melindunginya. Tapi aku pun juga tak bisa berbuat apa-apa, aku pun tak bisa egois yang selalu ingin ia ada di samping ku setiap saat. AKu tau ia juga butuh waktu bersama teman-temannya, aku pun begitu.

Tak terasa sedari tadi kami berkeliling rumah sakit dalam saling diam, tidak ada yang memulai pembicaraan sedikit pun. Hingga tanpa terasa kami sudah berada di taman belakang rumah sakit. Aku pun langsung berhenti di dekat sebuah bangku taman yang ada di sana. Aku mengajak Shani untuk turun dari kursi rodanya dan duduk di samping ku. Tetap seperti tadi, hanya saling diam yang ada di sana. Entah apa yang sedang ia lamunkan, matanya hanya lurus meghadap kedepan dengan di temani senyum manis yang selalu ada di wajah indahnya.

"Akhirnya ga sumpek lagi diem di kamar, seger rasanya bisa jalan-jalan keluar ke taman kaya gini." katanya mulai membuka pembicaraan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Baru juga dua hari hehehe.." kata ku menanggapi perkataannya.

"Kamu tetep ga mau cerita ke aku tentang kejadian-kejadian ini?" lanjut ku yang mulai membuka topik.

"Cerita tentang kejadian apa?" tanya Shani bingung yang kali ini langsung menatap mataku.

"Memang kamu ga pernah merasa aneh dengan dua kali penyebab kamu masuk rumah sakit??"

"Aku cuma ga mau ambil pusing Vin, dengan kamu nemenin aku kaya gini aja aku ngerasa udah ga perlu lagi aku mikirin hal kaya gitu yang malah bikin aku tambah sakit." jawabnya yang kini tertunduk.

"Apa ini ada hubungannya sama obrolan kamu sama cwo di perpustakaan belum lama ini?" tanya ku yang langsung membuatnya menatap ku kaget, tapi tak lama langsung tertunduk kembali.

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang